(FF) I Should With You #Sequel

i should with you sequel

Tittle : I Should With You

 

Author : JaemiJhe

 

Fb : Nur Ziannida

 

Main Cast :

Kim JongHyun (JR), NUEST

 

Choi Rin Hee

 

Hwang Min Hyun,NUEST

 

Genre : romance , sad, hurt

 

Rating : 15+

 

Lenght : OneShoot

 

Note: Annyeong !!.. Ini adalah fanfictionku dengan bermain cast member NUEST. Mohon sarannya. 

 

Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!

 

Recomendation Song :

 

SUJU – Storm

SUJU –  My only Girl.

 

Summary :

Takdir?

Kesempatan?
kenapa terlihat tidak berpihak padaku?

Apa ini karma?

 

_Kim JongHyun_

 

 

Maaf…

Semuanya telah terjadi…
Dan aku tidak  bisa melakukan apapun lagi.

_Choi Rin Hee_

 

 

 

 

————————————-HAPPY READING—————————

 

 

-Author Pov-

 

3 Years Later~

 

At Modern Cafe

Tiga tahun, ya tiga tahun dapat merubah segalanya. Segala kehidupan yang terjadi di dunia ini. Termasuk kehidupan Rin Hee, JongHyun dan Min Hyuk?.

Udara musim semi sangat terasa di negeri ginseng Korea Selatan. Udara yang tidak begitu panas dan membawa dalam kesejukan yang nyaman. Namun tidak bagi salah satu namja yang bagaikan serpihan debu tanpa ada angin yang membawanya dalam arus kehidupan yang baik.

JongHyun, namja itu terlihat menyenderkan tubuhnya ke kursi cafe. Dengan topi hitam membuat sebagain wajahnya tidak terlalu terlihat. Pikirannya kembali menerawang pada beberapa tahun yang lalu.

Apa dia masih memikirkan yeoja itu? Ya, itu sudah pasti. Sampai saat ini saja dia masih mencari yeoja itu. Berbagai cara dia sudah lakukan untuk menemukan yeoja itu. Namun semua itu tidak hasil sama sekali.

JongHyun, namja itu seakan memberikan penghargaan kepada Tuan Choi-Appa RinHee-. Memberikan penghargaan karena sangat pintar menyembunyikan dimana anak perempuannya itu. Menyembunyikan semua yang terjadi. Namun satu hal yang JongHyun tahu , perubahan status hubungan Rin Hee. Ya, Rin Hee tidak lagi melajang. Namun dia telah di ikat dalam suatu hubungan serius. Hubungan serius karena sebuah perjodohan. Hubungan pertunangan.

Perjodohan seperti dirinya dan Jae Min. Namun perjodohan itu gagal begitu saja karena ketidak datangan JongHyun pada acara pertunangan tersebut. Dan keluarga besar Kim hanya dapat menerima keputusan dari JongHyun yang tetap memilih menunggu Rin Hee kembali.

Tapi JongHyun tidak memikirkan bagaimana status hubungan yeoja itu sekarang. Dia berpikir ‘Jika aku telah menemukanmu, aku tidak melepaskanmu. Apapun yang terjadi !’ Mungkin kalimat itulah yang tetap dia pegang teguh dalam hidupnya.

Tring’

Terdengar suara lonceng berbunyi, manandakan ada seorang pengunjung yang baru saja memasuki area cafe ini. JongHyun menundukkan kepalanya seakan tak peduli dengan siapa yang baru masuk ke dalam cafe ini.

“Oppa,” JongHyun dengan cepat mengalihkan pandanganya setalah mendengar suara yeoja yang cukup dia hafal.

Dia mengadahkahkan kepalanya. Dia terpaku dengan yeoja yang saat ini sedang tersenyum. Panggilan itu atau senyuman itu bukan untuk dirinya. Terlihat dari arah pandang yeoja itu yang memandang lurus kedepan.

JongHyun, namja itu masih erpaku akan senyuman yeoja yang selama ini dia cari. Sedangkan yeoja itu, Rin hee berjalan melewati tempat duduknya. Arah mata JongHyun mengikuti kemana tubuh yeoja itu pergi.

Hatinya berdesir perih melihat sebuah adegan yang cukup menyakitkan. Rin Hee, yeoja itu berciuman. Berciuman dengan seorang namja yang tidak dia tahu siapa namja itu.

JongHyun mengepalkan tangannya kuat melihat adegan tersebut. Bagaiaman bisa Rin Hee yang dia kenal dengan berani melakukan hal itu di depan umum? Dengan suasana cafe yang cukup ramai dan cukup membuat seluruh mata pengunjung menatap adegan yang sangat menjijikan itu.

Braakkk’

 

JongHyun menggebrak meja yang ada dihadapannya. Dia berdiri dan berjalan ke arah yeoja dan namja yang saat ini sedang bermesraan itu. Dia kesal dengan adegan yang sampai saat ini belum selesai. Dia sungguh tidak rela jika Rin Hee di sentuh oleh orang lain kecuali dirinya.

Rin Hee dan namja itu melepaskan adegan yang cukup panas setelah tangan Rin hee di tarik begitu saja oleh Jong Hyun. Di cengkramnya erat pergelangan tangan yeoja itu.

JongHyun menarik atau bisa di katakan membawa lari Rin Hee dari tempat itu.  Amarah namja itu sepertinya sudah di atas normal. Terlihat dari tatapannya, bahkan dia tidak mendengarkan suara teriakan Rin Hee yang memintanya untuk melepaskan dirinya.

“Yaakkk !! Lepaskan ! Kau siapa eoh?! Yaakk!” Ri Hee terus saja berontak dalam cengkraman JongHyun. Dia sugguh tidak tahu siapa yang saat ini menariknya karena posisi dirinya yang saat ini tepat di belakang JongHyun.

“Kau siapa? Lepaskan !!” Lagi dan lagi JongHyun tidak mendengarkan apa yang di katakan Rin Hee. Sepertinya JongHyun mempunyai rencana sendiri dalam kisah ini.

JongHyun membuka pintu mobilnya. Dengan topi hitam yang cukup menutupi wajah membuat Rin Hee tidak dapat melihat siapa namja yang telah berani membawanya pergi itu.

“Masuklah ,” Suruh JongHyun pelan namun cukup mengisyaratkan ketegasan.

“Tidak ! Aku tidak akan masuk, Aku tidak mengenal siapa dirimu ! Jadi, aku tidak mungkin ikut dneganmu. Aku…”

Rin Hee, yoeja itu mengehentikan ucapannya dengan apa yang dia lihat saat ini. JongHyun, namja itu telah membuka topi hitamnya. Dan hal itu tentu saja membuat Rin Hee terdiam kaku. Tatapan Rin Hee tidak lepas dari wajah JongHyun yang saat ini menatapnya. Tubuhnya terasa lemas dengan apa yang dia lihat. Bagiamana mungkin namja itu dapat menemukannya?

Sreet’

JongHyun mengambil kesempatan lengah Rin Hee saat ini. Dia sedikit  mendorong tubuh Rin Hee agar masuk kedalam mobilnya. Dan hal itu cukup berhasil. Rin Hee terdiam kaku dalam duduknya. Banyak pemikiran yang berkecamuk dalam otaknya.

Rin hee benar-benar tidak tahu apa yang akan selanjutnya terjadi. Dia masih dalam diam walaupun mobil Jong Hyun telah membawanya pergi entah kemana.

Hening.

Keduanya kini hanya terdiam dalam pemikirannya masing-masing. Pertemuan mereka seakan mengingat kembali kenangan mereka dulu. Kenangan manis, pahit dengan romansa kehidupan mereka.

Rin Hee mengerjapkan matanya seakaan baru sadar dengan apa yang terjadi. Dia menghadapkan wajahnya ke arah JongHyun saat ini. Dia hanya dapat membuang nafasnya berat.

“Berhentikan mobilnya,” JongHyun terkesiap dnegan apa yang baru saja dikatakan Rin Hee. Namun dia seakan tak dengar dengan apa yang baru saja dia dengar.

“Kyaa ! Apa kau tuli? Aku katakan berhentikan mobilnya !” Bukan memberhentikan mobilnya, JongHyun menginjak pedal gas lebih dalam membuat mobilnya tidak berhenti dan membuat mobilnya lebih melesat.

“Kyya agassi ! Siapa kau yang dengan berani membawa ku pergi ! Apa kau tidak tahu aku masih ada urusan dan kau…”

Citt’

 

JongHyun menepikan mobilnya ke pinggir jalan dan membuat Rin Hee menghentikan ucapannya. Rin Hee menatap Jonghyun kesal. Namun tidak dengan JongHyun yang menatap Rin Hee tajam. Dia sungguh di selimuti oleh amarah saat ini. Dia memberhentikan mobinya bukan untuk memenuhi permintaan Rin Hee, namun lebih tepatnya dia ingin mengendalikan emosinya.

Dengan cepat JongHyun menahan lengan Rin Hee saat melihat Rin Hee ingin membuka pintu mobilnya. Di tariknyanya Rin Hee. Dengan cepat pula dia melepaskan sabuk pengaman yang sebagian meliliti tubuhnya.

“Hmmpp…” Rin Hee menahan nafasnya saat merasakan bibir JongHyun tepat berada dia atas bibirnya.

JongHyun melakukannya dengan cepat, membuat Rin Hee tidak dapat melawan. Bahkan kedua tangannya telah dicengkaram kuat oleh kedua tangan JongHyun. Rin Hee mencoba berontak. Dia tidak ingin hal ini terjadi pada dirinya dan Jonghyun. Dia sudah bersusah payah untuk melupakan namja itu dan dia tak ingin semuanya hancur begitu saja.

“Ahh..” Rin Hee mendesah begitu saja saat merasakan kecupan tepat pada leher jenjangnya. Dia ingin berontak dan mengakhiri apa yang di lakukan oleh JongHyun. Namun dia hanyalah perempuan yang tidak ada apanya dibandingkan tenaga laki-laki seperti JongHyun.

“Le..pas..kan…”Pinta Rin Hee setelah merasakan tangan JongHyun yang telah menyentuh bagian perutnya.

JongHyun memberhentikan aksi bernaninya itu. Dia tetap mencengkram kedua tangan Rin Hee. Di tatapnya Rin Hee. Memang tatapan itu terlihat tajam, namun di tersirat kepedihan yang begitu dalam dalam sorortan mata itu.

“Ada apa denganmu eoh?!” Tanya Rin Hee dan tak kalah menatap JongHyun tajam. Dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi dan apa yang telah dilakukan laki-laki di hadapannya saat ini benar-benar sangatlah berani.

“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu?” Ujar JongHyun.

“Apa?”

“Ada apa denganmu? Kenapa kau seperti itu? Apa kau tidak malu dengan apa yang kau lakukan di cafe tadi eoh?” Tanya JongHyun terdengar emosi.

“Apapun yang aku lakukan, itu semua bukanlah urusanmu. Memangnya siapa dirimu? Siapa dirimu yang berhak mengaturku? Siapa dirimu yang dengan beraninya membawa diriku? Dan memang siapa dirimu yang dengan lancangnya menciumku dan melakukan hal semau dirimu pada diriku? Siapa kau eoh?” Rin Hee dengan penuh emosi mengeluarkan segala kekesalan yang telah dilakukan oleh namja itu.

“Rin Hee-ya,” Jonghyun, hati namja itu merasakan sakit yang teramat. Dia sungguh tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Rin Hee yang dia kenal bukanlah seperti ini.

“Wae? Bukankah semuanya telah berakhir? Jadi untuk apa kau melakukan semua hal bodoh itu? Aku rasa semua itu tidak ada untungnya,” Rin Hee gadis itu dnegan santainya mengatakan kalimat yang bahkan dia tidak tahu bagaimana akibat yang akan terjadi pada JongHyun.

JongHyun namja itu teridam. Rin Hee yang merasakan cengkraman tangan pada dirinya sedikit mengendur, mengambil kesempatan itu. Dia sedikit mendorong tubuh JongHyun, membuat dirinya sedikit terbebas.

“Berhenti sampai di sini. Bukankah dari awal kau yang membuatku seperti ini. Jangan salahkan aku jika aku seperti ini. Aku pergi,” Rin Hee setelah mengatakan itu keluar dari mobil JongHyun.

Sedangkan JongHyun, dia masih terdiam. Semua pikiran dan perkataan gadis itu membuatnya seakan tak percaya.

JongHyun mengerjapkan matanya. Sealah dia sadar jika Rin Hee sudah tidak ada di tempatnya tadi, dia keluar dari mobil. Namun dia tidak menemukan dimana gadis itu.

“CHOI RIN HEE !” Teriak JongHyun tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya. Namja itu lagi dan lagi menangis karena hal yang sama, tentang gadis itu.

……………………………………

At Apartment Hee-Hyuk

Rin Hee, gadis itu berjalan dengan sedikit gontai di lorong apartermen nya. Di pegangnya dadanya yang terasa sesak. Cukup ! Dia tidak ingi terlarut dalam masa lalunya. Dia tidak ingin bernotalgia dengan namja itu. Tidak ada kenangan manis saat itu. Sikap cuek, dingin dan tidak pernang menganggap dirinya selalu di tampilkan oleh namja itu. Dia tidak ingin pelariannya itu tidak membuahkan hasil.

Ceklek’

Di bukanya pintu apartermennya itu. Dia berjalan dengan sesekali membuang nafasnya berat.

“Kau sudah pulang?” Rin Hee mengalihkan pandangannya ke arah namja yang saat ini membawa segelas cangkir. Dan dengan seketika raut wajah yeoja itu, tersenyum.

Rin Hee berjalan ke arah namja itu. Dengan wajah yang sedikit kesal Rin Hee mengalungkan tangannya ke leher namja itu.

Min Hyuk, namja itu hanya tersenyum dengan tingkah tunangannya itu. Di letakkannya cangkir itu pada meja yang tak jauh dari mereka. Di peluknya pinggang Rin Hee. Dan yahh membuat jarak wajah mereka sangatlah dekat.

“Kau jahat !” Kesal Rin Hee pada namja yang sudah menjadi tunanganya itu. Namja yang selama ini menjadi tiang penyanggah selama dia dalam keterpurukan JongHyun.

Min Hyuk, namja yang sangat dia percaya 100% untuk menjadi penjaga dirinya. Namja yang bahkan telah membuat dirinya merelakan selaganya. Mungkin di hati Rin hee dia memang belum sepenuhnya melupakan cintanya untuk JongHyun. Tapi dia percaya pada Min Hyuk ketimbang JongHyun.

Tapi, dia mulai kembali berpikir setelah kedatang JongHyun dalam hidupnya lagi.

“Aku jahat? Memangnya aku melakukan apa?” Tanya Min Hyuk seakan bingn dnegan pernyataan Rin Hee.

“Kenapa kau hanya diam saat namja itu membawa kau pergi? Seharusnya kau mencegahnya dan menarikku untuk tidak ikut degannya,” Jelas Rin Hee.

“Mungkin kalian memang butuh bicara berdua,” Ujar MinHyun santai dan ya pasti itu membuat Rin Hee sedikit kecewa.

“Tapi….”

Rin Hee memberhentikan ucapannya. Bibir ini, bibir yang saat ini menyentuh bibir miliknya. Ciuman yang sangat berbeda. Begitupun detak jantung yang berbeda. Ciuman MinHyuk lebih pada perasaan. Tidak seperti ciuman JongHyun yang seperti nafsu namun terasa mengungkapkan kerinduan.

Seperti dilakukan JongHyun, saat ini MinHyuk mulai menurunkan kepalanya ke leher Rin Hee. Namun bedanya Rin Hee tidak menolak seperti saat JongHyun melakukan hal ini. Ya, dia sangat percaya dengan MinHyuk dan ragu kepada JongHyun. Entah apa yang memmbuatnya memiliki perbandinagan sendiri terhadap dua namja yang saat ini dalam pikirannya.

Rin Hee membuka matanya saat MinHyuk memberhentikan aksinya itu. Di tatapnya MinHyuk bingung, karena tidak biasanya MinHyuk seperti ini.

“Sepertinya namja itu juga memberikan tanda kepemilikan atas dirimu,” Ujar MinHyuk.

Sedangkan Rin Hee mengkerutkan keningnya,bingung.

“Maksudmu?”

“Kau lihat saja di cermin,” Suruh MinHyuk pada Rin Hee.

Rin Hee yang penasaran dengan apa yang dimaksud Min Hyuk, berjalan ke arah cermin yang berada di ruangan itu. Di singkirkan beberapa helai rambut yang menutupi leher jenjangnya itu.

“Apa ini?!” Panik Rin Hee setelah melihat sebuha’kissmark’ yang ada di lehernya.

Min Hyuk menghampiri Rin Hee. Namja itu memeluk tubuh Rin Hee dari belakang dan memberikan kehangatan tersendirin untuk keduanya.

“Itu kissmark. Dan itu bukan aku yang membuatnya. Memangnya apa saja yang kalian lakukan? Kenapa sampai ada kissmark di lehermu?” Tanya MinHyuk.

“Aku tidak melakukan apapun dengannya. Dia yang melakukan ini semua, “ Ujar Rin Hee.

“Aku memepercayaimu dari apapun, sayang,” Ujar MinHyuk tersenyum.

“Gomawo,” Jawab Rin Hee dan membalas senyuman Min Hyuk.

………………………………………..

At Seoul Park

JongHyun jalan dengan keseimbangan yang minim. Di tangannya ada sebuah botol soju. Namja itu meracau tak jelas. Dia sungguh tak ingin melepaskan yeoja itu lagi. Dia sudah menemukan gadisnya dan tak mungkin dia melepaskannya begitu saja.

“Rin Hee-ya.. Rin Hee-ya..” Nama itulah yang selalu dia ucapkan.

Pandangan mata namja itu semakin lama semakin buram. Namun hal itu benar-benar tidak di pedulikan olehnya. Bahkan dia tetap meneguk minuman berakohol itu.

“Oppa..” Teriak seorang yeoja saat melihat tubuh JongHyun jatuh ke jalan.

Dengan cepat yeoja itu menghampiri tubuh JongHyun. Di tatapnya sendu wajah itu. Miris dan terselubung rasa kasihan melihat kondisi JongHyun saat ini.

“Kenapa kau menjadi seperti ini oppa,” Lirih yeoja itu.

…………………………………..

At Apartment PJ

Matahari sudah mulai menampakkan dirinya. Memberika pencahayaan ke beberapa bagian bumi. Menandakan bermualai aktivitas yang akan di mulai hari ini.

JongHyun, namja itu mengerjapkan matanya mencoba membiaskan cahaya matahari yang masuk ke retina matanya.

“Kau sudah bangun oppa?” Suara ini, suara yang cukup dia kenal. Walaupun hanya sesaat namun dia cukup mengenal suara itu.

JongHyun mencoba mendudukkan dirinya pada headboard kasur. Di pandangi yeoja yang saat ini duduk di sebelah kasur. Cantik. Ya, mungkin itulah yang dia pikirkan saat melihat yeoja yang di hadapannya.

“Kenapa aku bisa di sini?” Tanya JongHyun.

“Sepertinya kau semalam mabuk berat, lalu kau tidak sadarkan diri,” Jelas yeoja itu.

“Bagaimana bisa kau yang menemukanku?” tanya JongHyun.

“Aku tidak sengaja melihatmu, lalu aku ikuti dirimu. Aku khawatir dengan keadaanmu seperti itu. Dan ya, kau tak sadarkan diri,”

“Terima kasih,” Ujar JongHyun.

“Tidak perlu sungkan oppa,” Ujar gadis itu tersenyum.

JongHyun  kembali berpikir. Kenapa dia tidak bisa mencintai gadis di hadapannya? Kenapa yeoja itu dengan tabahnya menerima pembatalan pertunangan mereka. JongHyun tahu, jika yeoja itu juga mencintainya.

Park Jae Min, yeoja yang sempat ingin menjadi tunangan JongHyun. Yeoja yang semalam telah menolong JongHyun.

“Mianhae Jae Min-ah,” JongHyun, namja itu menundukkan kepalanya.

“Untuk apa?”

“Semuanya. Aku telah menyakiti hatimu dan bahkan mempermalukan keluargamu. Aku dengan tidak bertanggung jawab tidak datang ke pertunangan kita, bahkan aku tidak memberikan penjelasan apapun tentang pembatalan acara itu,”

“Semuanya telah terjadi, jangan di sesali. Mungkin di balik pembatalan itu ada sebuah hikmah. Hmmm bagaimana perjuangan cintamu oppa?” Tanya Jae Min sedikit gugup. Pertanyaan bodoh yang bisa saja membuat hatinya sakit. Ya, dia tahu kenapa saat itu JongHyun membatalkan pertunangan mereka.

“Rumit. Aku sudah menemukannya. Namun dia sangat berbeda, sepertinya dia telah melupakan perasaannya kepadaku. Aku tahu dia telah bertunangan, walaupun aku belum pernah bertemu dengan tunangannya itu secara langsung. Aku ingin mendapatkanya kembali, dia hidupku. Aku ingin dia di sisiku seperti dulu. Tapi, apa semua keinginkanku atas dirinya bisa tercapai?”

Jae Min hanya tersenyum mendengar apa saja yang di ceritakan oleh JongHyun. Mungkin dia memang tidak bisa mendapatkan namja itu menjadi miliknya. Namun bisa saja mereka bersahabat, bukan?

“Apa kau punya rencana untuk mendapatkannya kembali?” Tanya Jae Min.

“Belum, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku takut jika dia tidak bisa kembali padaku,”

“Tapi, apa kau yakin dengan perasaan yeoja itu yang masih mencintaimu?” Tanya Jae Min. JongHyun menatap Jae Min. Hal itu, hal itulah yang membuatnya bingung.

“Tidak, aku tidak yakin. Walaupun tatapan matanya masih sama seperti dulu kepadaku. Itu semua tidak dapat membuatnya tetap memiliki perasaan yang sama,”

Jae Min menggenggam tangan JongHyun. Di tatapnya namja itu seakan memberi kekuatan dan memberikan sebuah kepercayaan diri.

“Jadilah dirimu sendiri. Jangan memakai topengmu seperti dulu atau kau akan merasakan sakit itu lagi. Berikan dia keyakinan atas perasaanmu,”

Jong Hyun menatap mata Jae Min. Gadis itu seakan memberikan semangat tersendiri untuk JongHyun.

“Jika dia tetap menolak?”

“Percayalah takdir kebahagian untukmu. Walaupun bukan dengan dirinya, takdir kebahagian akan membawamu kepada orang yang akan membuatmu bahagia dan bahkan kau akan merasakan kesempurnaan hidup,”

“Benarkah? Jika itu memang benar, siapa?” Tanya JongHyun

“Hmmm, bisa saja.. aku,” JongHyun menatap Jae Min.

“Aishh kau tidak perlu menatapku serpeti itu, aku hanya bercanda,” Ujar Jae Min.

Jaemi melepaskan genggaman tangan pada JongHyun. Yeoja itu keluar dari kamar. JongHyun hanya dapat menatap punggung Jae Min. Dia tahu, jika gadis itu pasti sedih mendegar semua curhatan darinya.

“Mianhae,”

…………………………………..

At Apartment Hee-Hyuk

“Oppa,” Panggil Rin Hee setelah memasuki apartermentnya. Min Hyuk yang saat ini sedang membaca sebuah majalah mengalihkan pandangannya ke arah Rin Hee. Terlihat yeoja itu membawa sebuah amplop di tangannya.

Rin Hee duduk di sebelah Min Hyuk. Min Hyuk melihat raut wajah Rin Hee.

“Kau kenapa?” Tanya Min Hyuk.

“Aku dari rumah sakit,” Jawab Rin Hee.

“Lalu?”

“Ige,” Rin Hee menyodorkan amplop yang sedari tadi dia genggam. MinHyuk menerima surat itu.

Amplop yang berisikan surat itu mulai di baca oleh MinHyuk. Di tatapnya Rin Hee dengan lembut.

Di berikan sebuah senyuman untuk Rin Hee. “Kita menikah seminggu dari sekarang,” Ujar Min Hyuk.

Setelah membaca surat dari rumah sakit, Min Hyuk memang harus melakukan ini. Jika tidak, mungkin Rin Hee akan melakukan sebuah hal gila.

“Tapi..”

“Apa kau tidak percaya padaku? Jika memang iya, kenapa? Kau masih mencintainya?” Min Hyuk menghentikan ucapan Rin Hee dengan pertanyaan yang benar-benar tidak di sangka oleh yeoja itu.

“Bukan, tapi..”

“Jujurlah padaku Rin Hee-ya,” Pinta MinHyuk. Walaupun dia tahu jawaban apa yang akan di berikan oleh Rin Hee. Dan apapun jawaban dari Rin Hee, dia tetap akan menikahi Rin Hee dan memang itu adalah tanggung jawabnya.

Rin Hee menundukkan kepalanya. Air matanya kembali terjatuh dari matanya. Dia malu dengan Min Hyuk. Dia sungguh tidak tahu diri dengan perjuang Min Hyuk yang telah diberikan untuknya.

“Apapun jawabanmu aku akan tetap menikahimu, karena itu adalah tanggung jawabku. Kita melakukan ini karena kita saling percaya, bukan? Kau percaya padaku, dan aku percaya padamu. Jadi, apapun yang terjadi aku tetap menikahimu,” Jelas Min Hyuk menatap Rin Hee.

Yeoja itu terdiam atas penuturan dari Min Hyuk. “Aku memanglah sangat percaya padamu,oppa. Tapi, aku merasa jika aku mengkhianati kepercayaanmu itu. Bahkan aku masih..”

“Mencintainya? Ya, aku tahu itu. Apa kau tahu? Setelah kau memilih pergi darinya dan kau memilihku, aku mengambil keputusan. Keputusan bahwa kau adalah tanggung jawab dalam hidupku. Apapun perasaanmu, aku mencintaimu. Apapun pemikiranmu, tetaplah berpikir aku selalu ada untukmu,”

Rin Hee semakin menangis dengan ucapan tulus Min Hyuk. Dia menatap wajah Min Hyuk. Di tatapnya lekat mata Min Hyuk.

“Terima kasih oppa. Aku mohon kau tetap memepercayaiku dan aku mohon bantu aku terus untuk melupakan namja itu,”

Min Hyuk tersenyum. Di ciumnya kening Rin Hee.

“Berjanjilah padaku..” Ujar Min Hyuk.

“Apa?” Tanya Rin Hee.

“Jaga janin dalam kandungan ini untukku. Kau adalah ibu dari janin ini dan aku adalah ayah dari janin ini,” Ujar Min Hyuk sembari mengelus perut Rin Hee yang masih rata.

Ya, Rin Hee hamil. Dan tentu saja itu adalah anak dari hubungan mereka, Rin Hee dan Min Hyuk. Kehidupan di Amerika. Ya, mungkin mereka terbawa dalam pergaulan disana. Selama pelarian Rin Hee dari JongHyun, Rin Hee dan Min Hyuk memang tinggal di sana. Atau mungkin hal itu terjadi karena sebuah perasaan dalam diri yang membuat mereka melakukan hal itu.

“Aku berjanji,” Ujar Rin Hee tersenyum. Dia benar-benar tidak menyangka menjadi tunangan namja seperti Min Hyuk.

………………………………………….

At Star Cafe

“Bogoshippo,” JongHyun langsung saja memeluk tubuh Rin Hee erat. Dia sungguh senang saat Rin Hee menghubunginya dan ingin bertemu dengannya.

“Lepaskan,” Rin Hee sedikit mendorong tubuh JongHyun. Membuat pelukan itu terlepas. JongHyun hanya diam dengan apa yang baru saja terjadi.

Rin Hee dia duduk tepat di depan bangku JongHyun. “Duduklah oppa,” JongHyun tersadar akan panggilan Rin Hee barusan. Oppa? Sepertinya dia tidak salah dengar.

Dengan cepat dia duduk di hadapan Rin Hee. Dengan senyum manis yang bahkan jarang Rin Hee lihat. Dan hal itu dapat membuat Rin Hee seakan terpesona kembali dengan senyuman itu.

“Aku ke sini untuk meluruskan semuanya. Meluruskan dan harus bagaimana hubungan ini terjadi kedepannya,” Jelas Rin Hee.

“Apa kau ingin kembali padaku? Itu memang adalah jalan yang terbaik untuk kita,” Ujar JongHyun tersenyum. Sedangkan Rin Hee? Dia menghela nafasnya berat dan juga dia sungguh tidak ingin menyakiti namja ini.

Walaupun hati, pikiran bahkan dirinya sudah yakin dan sudah memutuskan Min Hyuk yang menjadi pilihannya. Tapi dia merasa jika ini sangat menyakitkan untuk namja JongHyun.

“Ini,” Rin Hee memberikan amplop kepada JongHyun.

“Apa ini?” Tanya JongHyun.

“Buka saja dan bacalah. Mungkin kau akan mengetahui semuanya,” Ujar Rin Hee.

Dengan perlahan JongHyapun membuka amplop itu dan mulai membaca setiap kaliamat yang tercetak itu.

“Kau..” JongHyun, namja itu seakan kelu pada bibirnya. Dia sungguh tidak dapat berkata-kata dengan semua ini.

“Ne, aku hamil. Lebih tepatnya aku sudah hamil dengan usia kandunganku satu bulan. Dan jalan ini yang aku pilih. Aku akan menikah dengan Min Hyuk,tunanganku,”

“Tapi selama ini kau tak memberiku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita. Bagaimana bisa ini semua terjadi,” Cecar JongHyun. Dia tidak percaya, sangat sangat tidak percaya dengan ini semua.

“Selama dalam pelarianku darimu, aku pergi ke Amerika dengan Min Hyuk. Selama di Amerika dia selalu menjadi tiang penyanggah dalam hidupku karena dirimu. Dia selalu memberikan semuanya yang tak di berikan olehmu. Kehidupan di Amerika yang begitu bebas dan juga perasaan aku dan dirinya yang terasa di ombang-ambing membuat diriku dan dirinya tak sadar selalu melakukan hal ‘itu’,” Jelas Rin Hee.

“Mwo? Kau melakukan itu? Melakukan hal ‘itu’ tanpa dasar cinta?” Kaget JongHyun.

“Mungkin, dan dapat dikatakan sebagai pelampiasan. Dan bahkan sampai di Korea, hal itu tetap terjadi. Dan setalah aku lihat, aku dan Min Hyuk memang saling membutuhkan. Dia memang mencintaiku,”

“Dan kau mencintaiku,bukan?” JongHyun menggenggam tangan Rin Hee. Dalam pikirannya saat ini adalah mendapatkan yeoja itu kembali dan tidak memikirkan masalah yang saat ini terjadi.

“Ya, dulu. Dari setiap harinya aku selalu bersama Min Hyuk, membuat hatiku terbuka atas kehadirannya. Walaupun masih ada sedikit perasaan cintaku padamu, namun itu tak sebanding dengan pengorbanan Min Hyuk padaku. Bahkan sekarang dia telah menjadi ayah dari anak yang aku kandung saat ini,”

JongHyun, namja itu lemas seketika. Pertanyaan yang berkecamuk menghantuinya.

“Ini,” Rin Hee memberikan sepucuk surat undangan pernikahan dirinya dan Min Hyuk. JongHyun menatap Rin Hee. Hatinya semakin sakit.

“Aku mohon lupakan aku. Aku yakin, dirimu akan mendapatkan yeoja yang lebih baik dariku. Kau adalah namja yang baik oppa. Dan satu hal yang harus kau tahu tentang cinta, hargai dia seperti kau menghargai dirimu sendiri. Jika tidak, mungkin kau akan merasakan sebuah penyesalan atau bahkan balasaan yang entah itu kapan datangnya. Berbahagialah oppa,”

Rin Hee menundukkan kepalanya, memberikan sedikit salam selamat tinggal untuk JongHyun.

JongHyun, namja itu meremas surat undangan pernikahan itu. Mata namja itu terlihat kosong. Hatinya sakit dengan kenyataan gila ini.

……………………………..

At Apartment Jae Min

 

Tok’

 

Tok’

 

JongHyun memukul dengan keras pintu apartment Jae Min. Namja itu tidak mabuk, namun hanya penampilannya yang terlihat berantakan. Wajahnya juga terlihat tidak seperti biasanya. Matanya bengkak.

“Oppa,” Kaget Jae Min setelah melihat JongHyun namja itu terlihat sungguh miris.

“Bolehkah aku masuk?” Tanya JongHyun kepada Jae Min. Gadis itu hanya menganggukan kepalanya.

JongHyun dan Jae Min duduk di sofa ruang tamu apartment Jae Min. Sudah hampir sepuluh menit tidak ada pembicaraan di antara mereka.

“Kau ada masalah?” Tanya Jae Min memecahkan keheningan.

“Dia pergi,” Ujar JongHyun.

“Dia lebih memilih namja yang telah menjadi pelindungannya selama dia pergi dariku. Dan dia akan menikah,” Miris, nada yang di ucapkan JongHyun begitu lirih di hati Jae Min.

“Aku.. Aku tidak tahu apa yang aku harus aku lakukan setelah ini. Semuanya terlihat gelap dan sunyi. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia benar-benar meninggalkanku. Sakit.. ini terlalu sakit.. Hukuman ini terlalu berat,” JongHyun meremas dadanya. Air matanya keluar dnegan deras.

Jae Min dengan cepat memeluk namja itu. Memberikan ketenangan pada JongHyun. Dia pun ikut menangis. Namja yang di cintainya seakan tersiksa karena seorang yeoja. Sednagkan dia, dia terluka karena namja itu.

“Kenapa harus seperti ini? Kenapa dulu aku menyia-nyikan dirinya? Kenapa? Kenapa dia memilih pergi? Aku mencintainya,” JongHyun semakin mengeratkan pelukannya pada Jae Min.

“Aku lelah selama ini mencarinya, namun aku yakin dia akan kembali lagi padaku. Tapi.. kenapa di saat aku menemukannya, dia telah berbeda. Aku mengingkan dirinya? Apa yang harus aku lakukan ?!”

Jae Min dengan setia tetap memeluk JongHyun, memberikan kenyamanan dan kehangatan untuk namja itu.  Walaupun dia juga merasakan sakit sama seperti JongHyun. Namun dia tetap mencoba tegar.

………………………

Dengan posisi JongHyun tertidur dengan kepalanya di tidurkan di paha Jae Min. Gadis itu sedari tadi hanya mengelus kepala JongHyun. Namja itu sepertinya sangat lelah setelah menangis semalaman.

“Aku harap, kau menemukan gadis yang pantas untukumu. Berikan dia kebahagian padanya seperti kau membahagiakan dirimu sendiri. Kau adalah namja yang membuat sebagian hati wanita mencintaimu tanpa harus kau melakukan hal romantis ataupun tindakan-tindakan manis,”

“Perjalanan indah tidak selalu berjalan mulus. Seperti aku yang tetap mencintaimu walaupun kau tak pernah melirikku jika aku benar-benar mencintaimu. Perjalanan cinta kita rumit, bukan? Aku selalu memeberi nasihat tentang kehidupan dan cinta padamu. Tapi, sejujurnya.. aku tidaklah sekuat yang kau kira. Aku lemah dan tak sanggup jika meliatmu menangisinya,”

“Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku, walaupun cintaku pebuh dengan rasa sakit. Aku lebih memilih seperti ini, menjadi seorang yeoja yang terlihat kuat namun rapuh. Aku sangat mencintaimu,”

Jae Min terus saja mengutarakan perasannya. Di lihatnya Jonghyun yang masih menutupkan matanya. Dengan perlahan dia mengangkat kepala JongHyun. Dan satu tangannya mengambil bantal dekat sofa di sampingnya. Di taruhnya kepala JongHyun dengan hati-hati

Dia berjalan ke arah kamarnya.Mungkin dengan berendam sebentar di bath up membuat pikirannya sedikit lebih baik.

……………………………

“Gwaenchana?” Tanya Jae Min setelah melihat JongHyun terduduk dan terisak.

“Oppa,” Panggil Jae Min.

Jae Min terdiam saat JongHyun menarik tubuhnya kedalam pelukannya. Dia tidak menyangka jika JongHyun memeluknya, walaupun dalam situasi seperti ini.

“Mianhae.. Jeongmal Mianhae Jae Min-ah..” Ucap JongHyun.

“Kau kenapa oppa?” Tanya Jae Min.

“Aku benar-benar jahat padamu. Aku tidak mau semuanya terulang lagi. Aku tidak ingin rasa sakit itu datang lagi. Aku mohon.. ajari aku untuk mencintaimu,” Jae Min terdiam. Dia sungguh bingung apa yang harus dia katakan.

“Ajari aku semuanya. Ajari aku mencintaimu, ajari aku agar lebih mengenalmu. Aku mohon,” Ujar JongHyun melepaskan pelukannya.

Di pegangnya wajah Jae Min. Di hapusnya air mata yang mengalir di wajahnya itu.

“Aku mendengar semua yang kau katakan tadi. Mendengar semua curhan hatimu saat aku tertidur tadi. Mianhae,” Jelas JongHyun.

“Tapi…”

“Aku mohon. Kau yang membuat diriku nyaman saat aku dekat denganmu. Kau yang membuat diriku menjadi lebih terbuka. Kau yang membuat diriku nertahan sampai sekarang, ” Pinta JongHyun.

“Aku hanya ingin bersamamu,” Jelas JongHyun lagi. Kini dia dekatkan wajah Jae Min. Di kecupnya singkat bibir merah gadis itu.

“Kau mau kan?” Tanya JongHyun.

“Aku akan mencoba mempercayaimu. Dan aku mohon kau jangan mendustaiku oppa,” Jelas Jae Min tersenyum dan begitupun Jong Hyun.

“Gomawo, jeongmal gomawo,” Ujar JongHyun dan langsung memeluk Jae Min.

………………………………………

Takdir?
Cinta?
Karier?

Bahkan semua jalan kehidupan manusia memang tidak ada yang tahu.

 

Kebahagaian yang di mulai dari cinta, lalu rasa sakit, penyesalan, cinta lagi, lalu tumbulah kebahagian lagi.

 

Ada waktunya kita selalu sakit..
Ada kalanya pula, kita bahagia…

_THE END_

 

 

Okey?

Aneh??

Heheheh ,,,,

Di mohon RCL nya…

(FF) I Should With You

i should with you copy

 

Tittle : I Should With You

 

Author : JaemiJhe

 

Fb : Nur Ziannida

 

Main Cast :

Kim JongHyun (JR), NUEST

 

Choi Rin Hee

 

Hwang Min Hyun,NUEST

 

Genre : romance , sad, hurt

 

Rating : 15+

 

Lenght : OneShoot

 

Note: Annyeong !!.. Ini adalah fanfictionku dnegan bermain cast member NUEST. Mohon sarannya. 

 

Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!

 

Recomendation Song :

 

SUJU – Storm

SUJU –  My only Girl.

 

Summary :

Parasit pengganggu yang aku butuhkan hanya dirimu.

Aku tidak ingin parasit penggangguku pergi.

 

_Kim JongHyun_

 

 

Bodoh?

Tidak tahu malu?

Itu memang diriku.

Tapi aku dapat berubah jika kau tidak berubah..

_Choi Rin Hee_

 

 

 

 

————————————-HAPPY READING—————————

 

 

-Choi Rin Hee Pov-

 

Aku tatap genggaman tangan ini. Jemari ku dengan jemari tangannya di satukan memberikan kehangatan tersendiri untuk diriku. Senang?? Tentu saja.

 

“Ada apa??” JR, namja dengan nama asli Kim JongHyun itu menatapku. Tatapan yang bahkan tak dapat aku artikan. Tatapan yang hanya dapat membuatku nyaman berada di samping dirinya.

 

“Tidak ada,” Jawabku berbohong dan menatap lurus kedepan melanjutkan perjalan kami. Ya, aku berbohong jika tidak ada yang aku pikirkan. Selalu berada di sampingnya membuatku selalu membayangkan hal-hal yang bahkan membuatku tersenyum.

 

“Oppa,” Panggilku manja dan menggelayut pada lengannya.

 

“Apa??” Tanyanya.

 

“Aku ingin kau membelikanku boneka beruang  besar yang berwarna merah muda itu,” Tunjukku pada sebuah toko boneka yang berada di seberang jalan. Etalase kaca yang menampilkan beberapa boneka yang menarik perhatianku.

 

“Tapi..”

 

“Jebal.. Aku sangat ingin memilikinya,” Ujarku semakin manja dan mengerucutkan bibirku.

 

“Tapi tidak bisa untuk saat ini. Bukankah kau tahu kita sedang mengejar waktu untuk menemui kedua orangtua ku??”

 

“Aku yakin, mereka pasti mengerti keterlambatan kita. Lagi pula kita sudah mengatakan pada kedua orangtuamu bahwa kita akan datang terlambat karena mobilmu kehabisan bahan bakar dan membuat kita harus berjalan kaki. Aku hanya memintamu untuk membelikan boneka itu,” Ujarku dan melepaskan genggaman kami.

 

“Aku akan membelinya sendiri,” Kesalku, Aku berjalan dengan cepat tanpa memperdulikan dirinya. 

 

Ya, aku memang gadis manja. Dengan berbagai macam permintaan dariku yang harus di turuti dan sangat tidak suka jika permintaanku tidak dituruti.

 

Dengan langkah besar aku berjalan menghampiri toko boneka itu. Aishh, dia selalu seperti itu, tidak pernah memenuhi permintaan ku.

 

Apa menurut kalian aku adalah kekasihnya? Bukan, Aku bukan kekasihnya. Apa aku adalah adiknya? Tidak, bahkan kami tidak ada ikatan darah. Teman? Bahkan aku sangat yakin, dia sama sekali tidak menganggapku seperti itu. Lalu apa hubunganku sebenarnya dengan dirinya? Mungkin dapat dikatakan hubunganku dengan dirinya adalah dua orang saling mengenal.

 

Bingung? Baiklah aku akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Aku, Cho Rin Hee adalah yeoja yang sangat tergila-gila pada namja Kim JongHyun atau lebih di kenal JR. Aku mencintainya? Tentu saja. Aku akan mendapatkan yang aku inginkan, apapun itu. Walaupun aku tahu, dia sangatlah tidak suka dengan kehadiranku yang selalu berada di sekitarnya.

 

“AWASS !!”

 

Bugh’

 

“Aww” Ringis ku. Bagiamana tidak, tubuhku terjatuh begitu saja di pinggir jalan.

 

“Gwaenchana?” Aku mengadahkan kepalaku menatap namja yang kini mengulurkan tangan untukku. Aku gapai tangan itu dan membantu diriku untuk berdiri kembali.

 

“Kau baik-baik saja? Apa kau tidak melihat traffic light berwarna merah untuk pejalan kaki? Untung saja aku dengan cepat menarikmu,” Ujar namja yang berada di hadapanku, tampan.

 

“Aku..”

 

“Lain kali kau harus lebih hati-hati. Maaf, karena aku terlalu kuat menarikmu dan membuatmu terjatuh. Tapi kau sungguh tidak apa-apa?” Tanya namja itu lagi. Aku tersenyum melihat wajahnya. Sungguh manis, dan teduh.

 

“Aku tidak apa-apa, kau tidak perlu khawatir,” Ucapku padanya.

 

“Baiklah. Hm, apa yang sebenarnya kau pikirkan, sampai kau tidak menyadari warna pada traffic light itu?”

 

“Aku hanya ingin ke toko boneka itu. Aku hanya ingin membeli boneka beruang berwarna merah muda itu. Tadinya aku ingin minta ditemani oleh seseorang untuk membeli boneka itu, karena dia tidak mau, aku berjalan sendiri untuk membelinya. Karena masalah itu aku tidak memperhatikan jalan,” Ujarku.

 

“Hm, Bagaimana kita ke toko itu bersama? Aku ingin membeli beberapa boneka dan mainan untuk sebuah panti asuhan,” Ajaknya padaku. Dengan senyum mengembang, aku menganggukan kepalaku menyetujui ajakannya.

 

“Kajja,” Ajaknya lagi padaku setelah melihat traffic light berubah warna menjadi hijau.

 

“Kyaa, Aku sedari menunggumu. Ternyata kau sama sekali belum membeli boneka aneh itu. Baiklah, aku akan pergi lebih dulu. Kau menyusul saja,” Aku dan namja yang berada di sampingku memberhentikan langkah setelah mendengar suara namja yang sangat aku kenal.

 

Aku menundukkan kepalaku,takut. Bahkan tatapannya sekarang sangat menusuk dan acuh. JongHyun, namja itu selalu membuatku selalu ingin tersenyum karena aku senang berada di dekatku, menimbulkan anganku sendiri tentang dirinya. Dan selalu membuatku sedih dan sakit jika berada di dekatnya, karena ketidak senangan dia saat di dekatku.

 

“Tap..”

 

Belum sempat aku selesaikan kalimatku, dia pergi begitu saja. Kenapa sulit sekali mendapatkan hati dan dirinya untuk aku miliki?

 

“Bagaimana?  Apa kita jadi ke toko boneka itu?” Tanya namja yang menolongku itu.

 

“Ne,” Ujarku mencoba tersenyum pada namja yang ada di hadapanku. Namja yang belum aku kenal.

 

………………………………………..

 

 

-Choi Rin Hee Pov-

 

Aku berjalan dengan riang memasuki halaman keluarga Kim, memeluk boneka beruang merah muda yang sudah aku dapatkan. Hatiku sudah lebih tenang karena namja itu. Namja yang telah menyelamatkanku karena tidak memperhatikan jalan. Namja yang bernama Hwang Min Hyun, namja yang dapat membuatku terbuka. Terbuka dalam arti, aku dapat menceritakan segala masalahku pada dirinya. Namja yang baik, namja yang menurutku sangatlah pengertian. Bahkan aku dan dirinya saling bertukar nomer telfon.

 

“Annyeong haseyo ahjumma,” Sapaku pada wanita paruh baya. Wanita ini adalah salah satu pelayang yang berada di kediaman ini.

 

“Annyeong, Kau sudah di tunggu oleh Tuan dan Nyonya,” Ujarnya.

 

“Ne, arrasheo,”

 

Aku berjalan menuju ruang tengah keluarga ini. Desain rumah yang sellau aku suka, klasik modern.

 

Aku memberhentikan langkahku melihat pemandangan yang berada di depanku. JongHyun oppa tertawa bahagia bersama seorang yeoja? Siapa yeoja  itu? Aku tidak pernah melihatnya.

 

“Rin Hee-ya, kau sudah datang,” Aku membalikan badanku melihat Nyonya Kim sudah ada di belakangku dengan senyum manis dan pesona nya yang sangat tenang.

 

“Ne eommonim,” Ujarku menundukkan sedikit tubuhku memberi hormat kepada Nyonya Kim yang sudah aku anggap sebagai pengganti eommaku.

 

Pengganti eommaku? Ya, Eommaku sudah lama meninggal karena penyakit jantung yang dia derita. Sejak umur lima tahun, aku di rawat oleh Appa ku, atau lebih tepatnya beberapa baby sister dan pelayan rumah. Appa-ku yang sibuk dan membuatku merasa kesepian. Appa-ku hanya memberiku materi yang berlimpah, membuatku menjadi manja dan tidak mengenal kata ‘susah’.

 

Hingga aku bertemu dengan JongHyun di hari pertamaku sekolah di Korean International High School. Dia namja yang membuatku mengenal kata ‘susah’. Namja yang bekerja keras memenuhi kemauannya sendiri. Namja yang dapat dikatakan namja mandiri, tidak bergantung pada kekayaan orang tua.

 

Aku dan dirinya tinggal satu atap. Atau lebih tepatnya tinggal dalam satu apartertment. Bagaimana bisa aku yeoja yang bahkan selalu di hindarinya dapat tinggal dalam satu aparterment miliknya ? Sudah aku katakan, jika aku akan melakukan apapun agar aku mendapatkan apa yang aku inginkan, sekalipun dengan uang. Ya, aku mengancam dirinya akan dipecat di tempat bekerjanya saat ini dan walaupun dia berhenti bekerja, aku yakini dia tidak akan dapat pekerjaan lagi setelah keluar dari tempat bekerjanya sekarang.

 

JongHyun, namja itu bekerja part time di salah satu cafe milik keluargaku. Walaupun saat itu umurnya masih dapat di bilang pelajar sekolah, akan sulit mendapatkan pekerjaan part time. Dia masuk juga karena jasa dariku. Dan akupun juga bekerja di tempat yang sama dengannya.

 

Namun, sekarang kami sudah tidak dapat di katakan pelajar siswa. Karena kami sudah memasuki semester tiga di Inha Unversity. Mungkin dapat di katakan aku sudah mengejar dirinya sekitar lima tahun, cukup lama.

 

“Apa kau sudah melihatnya? Ada yang ingin eomonim katakan,” Ujar Nyonya Kim yang tak lain aku panggil dengan panggilan eommonim.

 

“Ne,” Entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak saat ini.

 

…………………………………………

 

-Author Pov-

 

Rin Hee dan Nyonya Kim terduduk di bangku taman yang terdapat di halaman kediaman keluarga Kim. Tidak ada perbincangan yang terjadi antara mereka. Nyonya Kim sesekali hanya menarik nafas dan membuang nafasnya berat.

 

“Sebenarnya ada apa? Siapa yeoja itu?” Tanya Rin Hee mencoba memecahkan keheningan yang sejak tadi terukir.

 

“Yeoja itu, yeoja yang secara resmi akan di jodohkan dengan JongHyun dari keluarga kami, keluarga Kim. Yeoja itu bernama Park Jae Min, yeoja yang secara resmi akan di jodohkan dengan JongHyun dari keluarga Park,”

 

Rin Hee, yeoja itu menahan nafas sesaat setelah mendengar apa yang di katakan Nyonya Kim pada nya. Apa semuanya akan berakhir? Penantian selama lima tahun ini apa akan menjadi sia-sia?

 

“Lalu?” Tanya Rin Hee mencoba menenangkan hati dan pikirannya.

 

“Eommonim sengaja menyuruhmu juga ikut datang ke sini. Eommonim ingin memberikan kesempatan untuk dirimu Rin Hee-ya. Jika boleh jujur, eommonim ingin kau yang menjadi sebagian keluarga Kim. Maka dari itu, eommonim ingin memberimu kesempatan,” Nyonya Kim, kini menggenggam kedua tangan Rin Hee, erat. Seakan memberikan kepercayaan atau kekuatan untuk gadis itu.

 

“Maksud eommonim apa? Memberiku kesempatan?”

 

“Eommonim sangat berharap kau berhasil meluluhkan hati JongHyun. Eommonim tidak tahu kapan akan terlaksana pertunangan antara JongHyun dan Jae Min. Maka dari itu, sebelum acara pertunangan di laksanakan eommonim berharap kau berhasil mendapatkan JongHyun,”

 

Rin Hee mengembuskan nafasnya berat. Lima tahun saja, dia belum mendapatkan JongHyun. Dan ini, dia di beri kesempatan untuk mendapatkan JongHyun dalam jangka waktu yang tak dapat di tentukan.

 

“Apa JongHyun oppa tahu tentang ini?”

 

“Dia tahu rencana ini sudah lama. Dia juga tahu, eommonim memberimu kesempatan untuk mendapatkan dirinya. Dan eommonim tahu, jika dia belum memberi tahumu tentang masalah ini,” Ujar Nyonya Kim.

 

Rin Hee memanglah gadis manja. Namun, tanpa di sadari oleh Rin Hee sendiri, bahwa dirinya selalu membawa aura ceria dan bahagia pada keadaan sekitarnya. Nyonya Kim, sangatlah senang dengan sikap Rin Hee yang polos dan tidak di buat-buat.

 

Keduanya memang sangat dekat. Mungkin karena mempunyai beberapa hobi yang sama, seperti selera fashion dalam berbelanja. Dan tanpa di sangka, mereka –Rin Hee dan Nyonya Kim- memiliki banyak kesamaan sebagai wanita.

 

Maka dari itu Nyonya  Kim sangatlah setuju dengan Rin Hee daripada perjodohan yang akan dilaksanakan oleh keluarga Kim.

 

“Apa yang harus aku lakukan eommonim? Lima tahun saja aku belum bisa membuatnya luluh padaku. Dan sekarang? Dalam jangka waktu yang tidak tepat aku harus sudah mendapatkannya. Apa yang harus aku lakukan eommonim?” Jelas sekali kekhawatiran dari raut wajah Rin Hee. Kehilangan namja itu? Apa dia bisa menjalani hidupnya dengan benar? Jika dia gagal,dia bahkan menganggap dirinya adalah orang yang bodoh.

 

“Emmonim sangat yakin kau dapat melakukannya. JongHyun adalah anak eommonim. Emmonim sangat yakin dengan perasaan yang saat ini JongHyun rasakan padamu. Kau hanya perlu bersabar dan berusaha. Kita hanya menunggu waktu yang tepat untuk JongHyun menyadari perasaannya padamu, Bisakah kau melakukan semua ini untuk eommonim? ”

 

“Aku akan berusaha,” Ujar Rin Hee menatap Nyonya Kim. Rin Hee melakukan ini bukan hanya untuk dirinya, namun juga untuk yeoja yang ada di hadapannya saat ini.

 

……………………………………

 

19.15 KST

At Aparterment Rin Hee-JongHyun

 

Setelah keterkejutan yang terjadi di kediaman keluarga Kim pada Rin Hee. Kini yeoja itu hanya terduduk di sofanya. Banyak hal dia pikirkan saat ini. Dia ingin mencoba menyerah, namun ucapan Nyonya Kim terus menerus terngiang dalam pikirannya.

 

Dia sungguh tidak menyangka jika Nyonya Kim sangat menyetujui hubungannya dengan JongHyun.

 

“Kenapa dia belum kembali juga? Apa saja yang mereka lakukan?” Rin Hee melirik jam dinding yang berada di ruangan tv. JongHyun belum juga kembali setelah mengantarkannya pulang. Namja itu setelah mengatarkannya memang harus mengantarkan yeoja yang bernama Jae Min itu. Tapi, sampai saat ini, JongHyun belum juga kembali.

 

Drrrttt..

 

Drrrttt..

 

Rin Hee mengalihkan pandangannya ke arah handphone yang berada di sampingnya. Dilihatnya sebuah nama kontak Min Hyun Oppa yang tertera pada panggilan telfon pada handphonenya saat ini.

 

“Yeobseyo,”

 

“Rin Hee-ya,” Panggil Min Hyun dari seberang telfon.

 

“Ne ini aku oppa. Ada apa?” Tanya Rin Hee.

 

“Apa kau sedang sibuk?” Tanya Min Hyun.

 

“Aku sedang tidak sibuk. Ada apa oppa?”

 

“Aku butuh bantuanmu. Bisakah kau menemaniku?”

 

“Kemana?”

 

“Nanti akan ku beri tahu. Mau kah kau menemaniku?”

 

“Baiklah,” Jawab Rin Hee. Dia berfikir, dia juga butuh refreshing bukan?

 

“Bisakah kau memberi tahu alamat tempat tinggalmu? Aku akan menjemputmu,”

 

“Aku akan mengirimnya lewat pesan padamu oppa,”

 

“Baiklah,”

 

Pip,

 

Sambungan telfonpun terputus. Rin Hee menghembuskan nafasnya. Mungkin dengan bercerita dengan Min Hyun tidak ada salahnya. Bisa saja ada sebuah jalan keluar untuk masalah yang dia  hadapi.

 

…………………………………….

 

“Maaf menunggu lama,” Ujar Rin Hee setelah duduk di kursi penumpang yang tepat di samping Min Hyun.

 

“Anioo, Aku baru saja tiba,” Ujar Min Hyun Tersenyum.

 

“Apa kau ada masalah? Kenapa wajahmu terlihat murung?” Tanya Min Hyun setelah melihat raut wajah Rin Hee.

 

“Tidak apa-apa. Aku akan ceritakan semuanya padamu,” Ujar Rin Hee mencoba tersenyum.

 

“Baiklah, Mungkin kau memang belum siap. Apapun yang terjadi, tetaplah jadi dirimu sendiri. Karena itu yang akan menjadi kunci dari kebahagianmu,” Min Hyun mengusap rambut Rin Hee lembut.

 

“Ne arrasheo oppa. Hm, memang kau ingin memintaku pergi kemana?” Tanya Rin Hee.

 

“Ke sebuah acara pembukaan sebuah restaurant teman Appaku,” Ujar Min Hyun.

 

“Bukankah itu acara penting? Huft, untung saja aku memakai baju yang cukup formal,” Ujar Rin Hee bangga setelah melihat tampilannya.

 

“Bagus jika seperti itu. Berarti aku tidak perlu memeberikanmu baju baru untuk kau kenakan,”

 

“Kyyaa oppa,”

 

………………………………………

 

 

-Choi Rin Hee Pov-

 

Aku masuki aparterment ku. Rasa lelah menjalar di tubuhku. Ternyata pembukaan restaurant teman dari Appanya Min Hyun adalah pembukaan restaurant milik Appaku. Dan bahkan Min Hyun dan Appaku sudah saling kenal.

 

Karena itu aku tidak dapat pulang cepat dan harus menunggu acara itu sampai selesai. Mau tak mau aku baru pulang hampir tengah malam seperti ini. Sebenarnya aku di suruh appa untuk tidak langsung pulang ke aparterment ini, namun aku menolaknya.

 

“Bagaimana kencanmu dengan namja itu?” Suara itu, suara JongHyun. Ternyata dia sudah pulang.

 

“Kau mengagetkanku oppa,” Ujarku mengerecutkan bibirnya. Namja itu masih saja menatap layar LCD Tv yang ada di hadpannya dengan tajam.

 

Aku pun menghampiri dirinya dan duduku tepat di sampingnya.

 

Aku menyeringitkan keningku setelah melihat beberapa botol wine yang tergeletak di meja di hadapanku. Apa dia meminum semua wine-nya? Ada apa dengannya?

 

“Apa kau meminum semua minuman itu?” Tanyaku.

 

“Bukan urusanmu,” Ujarnya ketus. Aku hanya tersnyum kecut dengan sikapnya itu dan menghebuskan nafasku mencoba sabar dengan sikapnya.

 

“Apa kau sudah makan? Jika belum aku akan memasakannya untukmu,” Ujarku padanya. Jujur, sebenarnya aku sangat lelah dan ingin sekali merebahkan tubuhku di kasur. Namun semua aku urungkan, karena aku tahu pasti Jong Hyun belum makan.

 

“Apa kau tidak lelah?” Mwo? Dia bertanya padaku? Apa dia mengkhawatirkan keadaanku saat ini? Dia sungguh pengertian, dan aku sangat senang.

 

“Tidak, Kau tidak perlu khawatir, aku akan tetap memasak untukmu jika kau..”

 

“Bodoh !! Apa kau pikir aku mengkhawatirkan keadaanmu ?” Aku terdiam. Terdiam melihat tatapan menusuknya padaku. Apa maksud perkataannya?

 

“Kau bodoh atau kau memang tidak punya malu? Apa kau tidak lelah menjadi seperti orang bodoh dan tidak punya malu,eoh?”

 

“A..A..Apa maksudmu?” Tanyaku takut. Tatapan namja itu tajam bahkan kata-katanya dapat menusuk perasaaanku. Bodoh? Tidak tahu malu? Apa benar diriku seperti itu? Kenapa sangat menyakitkan.

 

“Bukankah kau sudah tahu jika aku sudah memliki seseorang yang akan di jodohkan olehku. Lalu, kenapa kau masih mengejarku dan bahkan memberikan perhatian yang tidak berarti apa-apa untukku? Kenapa kau tidak pergi setelah mengetahui semuanya?”

 

“Jebal oppa, jangan bicarakan itu lagi.. Hikss.. Sakit..” Aku terisak. Aku tutup kedua kupingku dengan kedua tanganku. Aku tidak ingin mendengar semua perkataan yang menyakitkan hatiku.

 

“Sakit? Bukankah kau tahu itu menyakitkan untukmu? Kenapa kau masih tetap bertahan? KENAPA?!” Teriaknya tepat dihadapanku.

 

“Geumanhae oppa, Jeball…” Ucapku memohon dan menundukkan kepalaku. Aku tidak ingin melihat wajahnya yang menyeramkan itu.

 

“Tidak kah kau berpikir dengan semua yang kau lakukan untuk mengambil perhatianku itu semua hanya sia-sia?”

 

“Ini bukan dirimu oppa? Kau mabuk,” Ujarku.

 

“Aku adalah aku. Dan kau adalah seorang parasit yang mengganggu kehidupanku? Parasit? Sepertinya sangat cocok untukmu,”

 

“OPPA !!!” Teriakku.

 

“Aku mohon berhenti mengucapkan kata-kata itu. Aku membencinya,” Tambahku padanya. Tangisku benar-benar tidak bisa berhenti. Kenapa ucapannya sangat menyakitkan? Kenapa dia mengatakan itu semua.

 

“Aku hanya ingin bebas dari jeratanmu Choi Rin Hee !” Singkat namun sangat menyakitkan. Jeratan? Apa dia seakan di penjara selama di dekatku? Apa seperti itu?

 

Dia berdiri dari duduknya. Berjalan linglung menuju kamarnya. Aku tatap tubuh iitu dalam tangisku. Kenapa harus seperti ini?

 

BRUKK’

 

“OPPA !!” Teriakku saat melihat tubuhnya jatuh begitu saja ke lantai.

 

Aku berlari menghampiri tubuhnya. “Oppa.. Oppaa .. Ireona..” Aku terus menerus menepuk wajahnya agar dia bangun.

 

“Oppaa..” Lirihku melihat wajahnya. Apa kau benar-benar tersiksa atas kehadiranku?

 

…………………………………………….

 

-JongHyun (JR) Pov-

 

Suara alarm yang menggelar dalam kamarku. Aku kerjapkan mataku membiaskan cahaya yang masuk dari sela-sela jendela kamarku. Aku senderkan tubuhku ke headbord tempat tidurku. Kepalaku sangat terasa pusing. Apa karena efek mabuk semalam?

 

Aku berusaha meraih jam waker di meja dekat tempat tidur. Dan mematikan suara yang sangat memekikkan telinga iitu.

 

Aku pandangi ruangan kamarku. Tunggu…  bukankah aku berada di sofa semalam? Lalu kenapa aku bisa berada di kamar sekarang?

 

Aku mencoba memutar otakku. Mencoba mengingat dengan apa yang terjadi tadi malam.

 

Rin Hee ?! Yeoja itu? Ya tuhannn… Aku sudah mengingat semuanya. Semua perkataan yang keluar dari mulutku. Perkataan yang membuatnya mengeluarkan air mata.

 

Aku mencoba turun dari tempat tidurku. Memegang kepala dan sedikit memejitnya yang mungkin dapat menghilangkan rasa pusing dan sakit di kepalaku.

 

Kemana yeoja itu? Biasanya jam seperti ini dia berada di dapur untuk memasakan makanan untukku. Tapi dia tidak ada dapur, Kemana dia? Apa dia benar-benar pergi?

 

“Rin Hee,” Teriakku memanggil namanya. Namun keheningan yang aku dapat.

 

Mataku tertuju pada sebuah secarik kertas yang terdapat di meja makan. Aku buka pesan itu dan membacanya.

 

Pagi oppa,

Aku sudah menyiapkan makanan untukmu sarapan dan aku  juga telah menyiapkan air madu untukmu.

Kau sungguh menyeramkan jika sedang mabuk,oppa. Aku sampai takut.

 

Aku pergi ke kampus lebih dulu karena ada sebuah urusan.

 

Maaf aku tidak membangunkanmu. Aku lihat kau sangat lelah. Dan maaf aku yang menyetting alarm untukmu agar kau tidak telat untuk datang ke kampus. Bukankah kau ada jadwal hari ini?

 

Semangat pagi dan senyum cerah untukmu oppa,

 

By : Cho Rin Hee ^_^

 

Aku menghembuskan nafasku. Terselubung rasa lega di hatiku setelah membaca note kecil darinya. Dia benar-benar kebal dengan apa yang aku katakan semalam.

 

…………………………………………

 

 

11.00 KST

At Inha Unviersity

 

Aku pandangi seluruh penjuru kampus untuk mencari Rin Hee. Apa yeoja itu tidak masuk kuliah? Bukankah dia menulis jika dia akan datang ke kampus? Tapi sedari tadi aku mencarinya, aku tidak melihat dirinya.

 

Sebenarnya eomma hanya ingin bertemu dengannya. Dan menyuruhku untuk membawanya ke rumah. Entahlah, aku saja bingung kenapa Eomma sangat menyukai yeoja aneh seperti Rin Hee.

 

“Chogi..” Panggilku pada seorang yeoja yang aku ketahui adalah teman sekelas Rin Hee.

 

“Ada apa?” Tanyanya.

 

“Apa hari ini Rin Hee masuk ke kelas?”

 

“Rin Hee memang datang tapi dia tidak masuk kelas. Jika tidak salah lihat dia di jemput oleh salah satu namja senior yang pernah kuliah di sini juga,”

 

“Di jemput? Namja?”

 

“Ne, Jika tidak salah namja itu adalah Min Hyun sunbae,”

 

“Min Hyun?”

 

“Ne Min Hyun, Namja yang menjemput Rin Hee. Min Hyun adalah mahasiswa yang tahun kemarin telah wisuda dan dia adalah anak dari pemilik universitas ini,” Ujar yeoja itu.

 

“Apa ada yang ingin kau tanyakan lagi? Aku harus pergi,” Ujar yeoja itu menatapku.

 

“AH, anio. Gomawo sudah memberi tahu,” Ujarku. Dia hanya menganggukan kepalanya dan pergi dari hadapanku.

 

Min Hyun? Siapa namja itu? Setahuku Rin Hee tidak terlalu banyak memiliki teman namja. Bukankah dia selalu berada di sampingku?

 

Aku mengambil handphone yang berada di kantung celana ku untuk menghubungi Rin Hee.

 

“Kau..”

 

“Yeobseyo..” Aku memberhentikan ucapanku setelah mendengar suara seseorang dari seberang telfon. Bukankah aku menelfon Rin Hee? Kenapa suara namja?

 

“Bukankah ini ponsel Rin Hee?” Tanyaku.

 

“Ini memang poselnya. Rin Hee sedang di toilet jadi aku yang mengangkatnya,” Ujar namja itu.

 

Apa dia Min Hyun? Namja yang telah menjemput Rin Hee?

 

“Apa kau Min Hyun?” Tanyaku. Entahlah aku merasa penasaran dengan namja ini. Apa hubungan mereka ? Kenapa Rin Hee rela tidak masuk kelas hanya karena di jemput oleh Min Hyun. Bukankah hanya aku yang dapat membuat Rin Hee merelakan semua yang ada pada dirinya? Kenapa aku merasa tersaingi?

 

“Dari mana kau tahu namaku?” Tanyanya. Aishhh aku harus jawab apa?

 

“A..Aku..”

 

“Oppaa,” Aku mendengar suara Rin Hee dari seberang telfon ini. Sepertinya dia telah kembali dari toilet.

 

“Maaf aku lancang menjawab telfonmu. Ini aku kembalikan,” Min Hyun, namja itu sepertinya cukup merasa bersalah dengan apa yang dia buat.

 

“Gwaenchana,” Jawab Rin Hee. Kenapa dia tidak marah saja kepada namja itu. Bukankah namja itu telah lancang menjawab telfon orang lain? Menyebalkan.

 

“Ada apa JongHyun oppa?” Aku tersadar dari rasa kesalku setelah mendengar suaranya.

 

“Kau berada di mana sekarang?” Tanyaku.

 

“Di rumah Min Hyun oppa. Ada apa?”

 

“Apa? Kau di rumah Min Hyun? Untuk apa?” Tanyaku cepat. Bagaimana bisa dia datang ke rumah seorang namja? Apa mereka hanya berdua disana?

 

“Ada sebuah urusan. Ada apa kau menelfon ku?” Tanyanya lagi. Kenpa hatiku menjadi panas seperti ini?

 

“Eomma ingin bertemu denganmu. Berikan alamat Min Hyun padaku, aku akan menjemputmu,” Ujarku cepat.

 

“Tidak perlu kau menjemputku. Aku akan kesana dengan Min Hyun oppa,”

 

“Tapi..”

 

“Aku tutup telfonnya. Annyeong,”

 

“Kyyaaa!” Aishh yeoja ini kenapa menutup telfonnya tanpa persetujuanku. Kenapa dengan yeoja itu? Ck.

 

Sebenarnya urusan apa yang mereka kerjakan? Kenapa hanya berdua? Aishh apa yang sebenarnya aku fikirkan.

 

…………………………………………..

 

20.00 KST

At Kim Family House

 

-JongHyun Pov-

 

“Kenapa kau belum pulang?” tanya eommaku dan duduk di sampingku. Aku hanya diam tanpa menanggapi pertanyaan darinya. Mood ku hari ini benar-benar buruk.

 

“Kau menunggu Rin Hee? Apa kau tidak di beritahu olehnya?” Aku arahkan pandanganku menatap Eommaku.

 

“Maksud Eomma?” Tanyaku.

 

“Rin Hee tadi sore menelfon Eomma. Dia mengatakan tidak dapat bertemu dengan Eomma hari ini. Dia bilang, dia masih ada urusan dengan temannya. Maka dari itu dia tidak jadi datang. Apa kau tidak tahu?”

 

“Apa? Jadi..”

 

“Jadi.. Sejak tadi kau uring-uringan di sini menunggu Rin Hee yang tak kunjung datang,”

 

“Apa maksud Eomma mengatakan itu? Kenapa terdengar menggelikan,”

 

“Jangan membohongi dirimu sendiri JongHyun-ah. Eomma sangat percaya dengan apa yang kau rasakan,”

 

“Aku tidak mengerti maksud Eomma,” Ujarku berdiri dari tempat dudukku.

 

“Aku pulang,” Ujarku membalikkan badan.

 

“Jangan sampai menyesal sayang,” Lirih Eomma yang masih dapat aku dengar. Apa maksudnya?

 

………………………………………..

 

-Author Pov-

 

 

Rin Hee menatap wajah polos JongHyun,damai. Sudah hampir dua mingggu ini sifat dan sikap Rin Hee berubah-ubah. Terkadang dia seperti Rin Hee seperti biasanya. Rin Hee yang selalu mengejar-ngejar JongHyun. Seperti seorang stalker kepada idolanya. Rin Hee yang manja dan selalu ingin dituruti apa permintaannya.

 

Namun terkadang Rin Hee bukan seperti dirinya. Terkadang dia mencoba menjauh dari JongHyun yang seakan bukan orang yang dia cintai selama ini. Rin hee terkadang bersikap acuh dan tidak seperti dulu dan selalu beranggapan bahwa JongHyun adalah hal pertama yang harus di dulukan dalam hidupnya.

 

Bahkan dia menyadari jika dirinya dalam keadaan seperti itu. Ya, dia menyadari itu semua. Dia dalam kebimbangan. Pergi atau tetep memperjuangkan cintanya pada JongHyun.

 

Menjadi dirinya yang manja dan selalu mengejar JongHyun, berarti dia terus maju dan memperjuangkan cintanya. Namun jika dia bersikap acuh, berarti dia dalam keadaan lelah atau bahkan dia ingin mundur.

 

Mundur dan memilih pergi dari JongHyun. Memilih pergi dan dia akan menerima keputusan dari Tuan Choi yang tak lain Appanya. Mungkin sebuah tawaran yang membuat dirinya tetap kuat. Karena ada seseorang yang akan menjadi sebuah tiang penyanggah untuk dirinya agar dia tidak runtuh saat dia pergi nanti.

 

“Oppa.. Ireona. Aku sudah membuatkanmu sarapan,” Rin Hee mencoba menggoyangkan tubuh Jong Hyun agar namja itu terbangun dari tidurnya.

 

“Oppa.. Ireona, Kita sarapan bersama” Panggil Rin Hee lagi.

 

“Lima menit lagi Rin Hee-ya, aku masih mengantuk,” Ujar Jong Hyun sembari menarik kembali selimut dan menutupi tubuhnya.

 

“Yasudah, aku akan sarapan lebih dulu. Setelah sarapan aku akan pergi dengan Min Hyun oppa. Kau tidurlah kembali,”

 

“Tunggu,” Sergah JongHyun dan langsung menghentikan langkah Rin Hee. Rasa kantuknya langsung hilang setelah mendengar jika Rin Hee akan pergi dengan Min Hyun.

 

“Kita sarapan bersama,” Ujar Jong Hyun.

 

“Oppa..” Lirih Rin Hee. Tatapan yeoja itu menuju sebuah genggaman yang berada di tangannya. Ya, Jong Hyun menggenggam tangannya, lebih dulu. Jantung yeoja itu berdegup kencang. Entahlah senyuman terukir begitu saja dari mulut keduanya.

 

……………………………..

 

Cup’

 

“Aku merindukanmu oppa,” Ujar Rin Hee mengecup pipi JongHyun yang berada di sampingnya. JongHyun yang merasakan sebuah kecupan singkat itu hanya terdiam kaku. Di pegangnya dada dimana letak jantungnya berada. Kenapa jantung namja itu berdegup dengan kencang?

 

“Oppa..” Panggil Rin Hee dan sedikit menggoyangkan tubuh.

 

“Eoh?” Jong Hyun menatap Rin Hee.

 

“Kau kenapa? Aku hanya mencium pipimu sekilas, kenapa kau sampai gugup seperti itu?” Ujar Rin Hee dengan wajah memerah.

 

“Apa…. Kau menyukai ku?” Tebak Rin Hee dengan wajah berbinar.

 

“Apa?”

 

“Sepertinya kau menyukaiku. Buktinya kau tersipu malu bahkan gugup saat aku mencium pipimu. Biasanya kau akan marah padaku. Apa semua kerja kerasku akan ada hasilnya?”

 

“Kau sungguh berisik. Aku tidak mungkin..”

 

“Kau janganlah berbohong padaku. Jika memang kau tidak menyukaiku kenapa kau..”

 

“Neo ! Berhenti bicara,”

 

“Ada apa? Kenapa aku harus berhentu bicara?”

 

“Kau benar-benar membuatku bingung,” Ujar JongHyun menatap Rin Hee.

 

“Naega wae?”

 

“Sudah beberapa hari ini kau bersikap cuek padaku. Dan sekarang kau.. Kau bersikap seakaan kemarin-kemarin kau tidak seperti ini. Ada apa denganmu eoh?” Ucap JongHyun terdengar emosi.

 

“Aishh tidak perlu emosi seperti itu oppa. Aku seperti ini hanya sedang memikirkan pilihan apa yang akan aku ambil,” Ujar Rin Hee santai. Inilah dirinya, terlalu polos.

 

“Pilihan? Pilihan apa?”

 

“Antara kau dan Min Hyun oppa,”

 

………………………………………..

 

-JongHyun Pov-

 

Pertunangan? Bukan dengan Rin Hee namun dengan Jae Min. Jae Min, gadis yang secara resmi di jodohkan oleh keluarga ku. Sejujurnya aku bisa saja membatalkan semuanya, tapi dengan satu syarat.  Aku dapat membatalkan pertunangan itu jika aku telah mencintai seseorang.

 

Tapi sampai sekarang aku belum mencintai siapa pun. Rin Hee? Gadis pengganggu itu. Dia bukanlah gadis yang aku sukai. Dia gadis ceroboh dan selalu saja mengikutiku. Dia bukan gadis yang aku idamkan. Jadi tidak mungkin aku menyukainya.

 

………………………………………………

 

Brakkk’

 

Aku tersentak kaget mendengar suara dentuman pintu aparterment. Rin Hee berjalan cepat ke arahku. Wajahnya memerah dan bahkan air mata sudah mengalir dari kedua matanya.

 

“KENAPA?! KENAPA KAU SEPERTI INI OPPA? WAE?!” Rin Hee menatapku marah. Memang ada apa?

 

“Hei kau kenapa?” Ujarku dan berdiri lalu menatapnya.

 

Srek’

 

Dihempaskannya begitu saja sebuah kertas ke meja di sampingku. Undangan?

 

“KAU JAHAT ! JIKA MEMANG HARI ITU TIBA, KAU DAPAT MENGATAKANNYA PADAKU DAN AKU TIDAK AKAN MERASAKAN SESAKIT INI OPPA !!” Teriaknya lagi.

 

Undangan? Ya, itu adalah undangan pertunanganku dan Jae Min. Aku memang sengaja tidak memberitahunya. Karena memang belum ada waktu yang tepat.

 

“Rin Hee,” Lirihku saat dia jatuh terduduk di lantai. Isakan tangisnya sangat memilukan hatiku. Ada apa ini? Apa sesakit itu kah?

 

“Sudah dua kali kau menyakiti ku seperti ini. Menyembunyikan perjodohan yang terjadi dan kau juga menyembunyikan hari pertunganmu. Apa kau tidak punya hati ? Apa kau tidak memikirkan perasaanku?”

 

“Mwo? Hei Rin Hee, aku tidak pernah memaksamu untuk terus bersamaku. Bukankah kau yang terus menerus mengikuti dan mengejarku?” Ujarku sedikit kesal. Kenapa aku seakan sangat bersalah. Rin Hee menatapku tajam dan perih.

 

“Mungkin kau belum pernah merasakan mencintai seseorang. Mencintai seseorang seakan ingin memiliki orang itu. Seperti aku mencintai dirimu. Tapi, apa kau tahu betapa sakitnya hatiku mengetahui kau sudah di jodohkan oleh keluargamu? Itu sangatlah menyakitkan,”

 

“Jika itu sakit, kenapa kau tetap meneruskannya? Bukankah itu bodoh? Sejak awal aku sudah menyuruhmu pergi, bukan?”

 

“Bodoh? Ya, aku memang bodoh. Apa aku bodoh karena eomma-mu? Saat itu aku ingin menyerah, tapi apa kau tahu? Eomma-mu, memintaku untuk tetap bertahan sampai hari pertunanganmu yang saat itu belum di tetapkan. Aku harus mendapatkan hatimu sebelum hari itu. Apa aku sangat bodoh jika aku berusaha mengabulkan permintaan dari Eomma-mu yang sudah aku anggap seperti Eomma ku sendiri?”

 

Aku terdiam, Aku tidak salah mendengar bukan? Menyerah? Kenapa Hatiku seakaan berteriak untuk katakan ‘Kau tidak boleh menyerah Rin Hee-ya’ . Eomma? Dia bahkan meminta Rin Hee untuk tidak menyerah.

 

“Dan sekarang? Kau melakukan hal itu lagi. Menyembunyikan hari pertunanganmu, Pertunangan yang akan dilakukan dua hari lagi. Aku benar-benar berpikir jika  kau memang tidak memiliki hati untuk menjelaskan semuanya pada yeoja seperti ku. Yeoja yang bahkan sudah lima tahun lebih mengejarmu. Yeoja yang kau anggap bodoh dan tidak tahu malu sepertiku,”

 

Tuhan.. Kenapa terasa begitu menyesakkan. Kenapa dadaku terasa sesak dan perih. Aku mohon berhenti mengatakan hal itu Rin Hee-ya.

 

“Dan sekarang aku dapat menentukan pilihanku. Terima kasih kau telah menyadarkan dan mengajariku sesuatu yang berharga,” Rin Hee berdiri. Yeoja itu berjalan melewatiku.

 

Tidak, dia tidak menuju ke pintu Aparterment tapi kekamarnya. ‘Ada sebuah kesempatan?’ Ya, aku berpikir seperti itu sekarang. Tapi kesempatan apa?

 

Aku berjalan ke arah kamarnya. Melihat belakang tubuhnya yang begetar. Isakan yang bahkan aku dapat dengar. Aku masih pandangi tubuh itu. Tangan kanannya yang memegang handphone dan menempelkan handphone itu ketelinganya.

 

“Appa.. Aku sudah menentukan pilihanku,” Ujarnya.

 

Menentukan pilihannya? Apa maksudnya?

 

“Arrasheo,” Ujarnya. Dia membalikkan badannya dan menatapku.

 

“Kau ingin pergi kemana?” Tanyaku saat dia melewatiku begitu saja.

 

“Aku ingin menenangkan hatiku,” Ujarnya dan pergi berlalu dari hadapanku.

 

Blam’

 

Pintu aparterment tertutup begitu saja begitu juga tubuhnya yang menghilang dari balik pintu itu.

 

 

Aku harap kau tidak pergi jauh Rinh Hee-ya.

 

…………………………………..

 

-Author Pov-

 

Kau kemana?

 

Kenapa kau belum juga pulang?

 

Apa kau melupakan jalan menuju aparterment kita?

 

Apa kau tidak mengingatku?Ingatlah aku dan dengan itu kau kembali?

 

Jika kau tersesat, hubungi aku. Aku akan menjemputmu.

 

Kembalilah….

 

Itulah beberapa pemikiran yang dia pikirkan saat ini. Mungkin ini baru sehari Rin Hee pergi. Namun apa yang terjadi pada satu namja yang bernama Kim JongHyun itu.

 

Hampir seharian dia tidak tidur menunggu Rin Hee kembali. Bahkan dia sampai menunggu di kamar yeoja itu. Berharap yeoja itu kembali dengan tampang cerianya seperti biasa. Dan sikap manjanya pada dirinya.

 

Seperti saat ini, dia hanya terbaring di kasur. Menunggu Rin Hee kembali ke tempat ini. Namun hanya kesunyian yang dia dapat.

 

“JongHyun-ah,” Panggil seseorang dan menghampiri JongHyun.

 

“Eomma,” Lirih JongHyun menatap Nyonya Kim-Eomma-nya-.

 

“Kau kenapa sayang?” Dipeluknya tubuh JongHyun.

 

“Kenapa sangat menyakitkan? Apa yang sebenarnya aku rasakan?” JongHyun, namja itu memeluk tubuh Nyonya Kim erat.

 

“Hikss.. Kenapa dia belum kembali? Apa dia tidak ingin mengejarku lagi?” Jonghyun, namja itu menangis. Ya, dia menangis dalam pelukan Eommanya itu. Menangis merasakan sakit pada dadanya dan merasakan perih di bagian itu.

 

“Apa kau baru menyadarinya? Menyadari, jika kau mencintai dirinya? Kau harus kuat sayang,”

 

“Aku bodoh, Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Aku membutuhkannya,” JongHyun semakin mengeratkan pelukannya dan tangisnya pun semakin menjadi.

 

“JongHyun-ah, kau pergilah ke bandara,” Nyonya Kim melepaskan pelukannya menatap JongHyun iba.

 

“Pergilah menyusulnya. Dia akan pergi, dan Eomma berharap jika kau tepat waktu,” JongHyun berdiri dan langsung menatap Eommanya itu.

 

“Tidak, dia tidak boleh pergi dari jarak pandangku. Apapun akan aku lakukan !”

 

“Berhati-hatilah,” Saran Nyonya Kim saat melihat JongHyun sudah pergi dari hadapannya. Nyonya Kim memang sempat bertemu dengan Rin Hee beberapa jam lalu. Dan memang benar, Rin Hee ingin pergi. Pergi meninggalkan semua kenangan yang telah terjadi.

 

………………………………….

 

“Aku mohon angkat telfonku Rin Hee-ya,” Ujar Jong Hyun. Namja itu baru saja sampai di bandara Incheon. Jong Hyun mengelilingi pandangan ke seluruh penjuru bandara mencari yeoja itu itu, Rin Hee.

 

Sejak tadi dia tak berhenti-hentinya menghubungi Rin Hee. Namun tak ada satupun panggilan yang di jawab oleh Rin Hee.

 

Drrtt..

Drrttt..

 

JongHyun melihat layar ponselnya. Ada sebuah pesan masuk di handphonenya itu.

 

“Rin Hee,” Lirihnya saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

 

From : Rin Hee

 

Aku melihatmu. Untuk apa kau kemari? Menyusulku?

 

Sepertinya sudah terlambat. Jangan membuang-buang waktumu untuk mencariku. Karena itu semua hanya sia-sia.

 

Good Bye

 

JongHyun menggenggam erat telfon genggamnya. Marah, kesal, menyesal, sesak semuanya terasa dalam dirinya saat ini.

 

“RIN HEE-YA JEBAL  KAJIMA, KAJIMARA.. SARANGHAE……. AKU MOHON JANGAN PERGI,” Teriak JongHyun. Namja itu jatuh terduduk dan menangis sejadinya. Frustasi mungkin itu yang dia rasakan.

 

Namun di sisi lain. Lebih tepatnya di belakang sebuah tiang penyanggah. Seorang yeoja terus saja terisak, menangisi dirinya. Menangis melihat namja yang tak kalah menyedihkan dari dirinya, JongHyun.

 

“Apa kau yakin dnegan keputusanmu? Masih ada waktu untuk merubahnya,” Ujar Namja yang saat ini ada di hadapan Rin Hee.

 

Rin Hee menggelengkan kepalanya,menolak. “Ini sudah aku pikirkan, dan ini adalah keputusanku. Aku mohon jangan membuatku goyah lagi oppa,” Ujar Rin Hee.

 

Min Hyun, namja itu merengkuh tubuh ringkih Rin Hee dalam pelukannya. Namja yang telah membuat Rin Hee memiliki pilihan lain selain Jong Hyun. Namja yang ternyata di jodohkan oleh Appanya. Namja yang akan menjadi tiang penyanggah hidupnya setelah dia pergi dari kehidupan JongHyun.

 

Min Hyun juga memberikan waktu pada Rin Hee. Memberikan waktu agar yeoja itu dapat memperjuangkan cintanya. Dan ternyata, yeoja itu menyerah dan memilih dirinya dan menerima perjodohan antara mereka.

 

“Baiklah. Kita pergi dari negara ini dan mulai lembaran baru untuk aku dan dirimu,” Ujar Min Hyun mengusap lembut kepala Rin Hee.

 

“Bantu aku oppa,” Ujar Rin Hee.

 

“Aku selalu di sampingmu,” Ujar Min Hyun tersenyum.

 

……………………………………….

 

-THE END-

 

 

SEQUEL?

Ada ko’.

 

Kunjungin aja di blog author…
heheheh

 

Author punya alasan sendiri untuk post di blog pribadi…

di mohon komennya.