Tittle : I Should With You
Author : JaemiJhe
Fb : Nur Ziannida
Main Cast :
Kim JongHyun (JR), NUEST
Choi Rin Hee
Hwang Min Hyun,NUEST
Genre : romance , sad, hurt
Rating : 15+
Lenght : OneShoot
Note: Annyeong !!.. Ini adalah fanfictionku dengan bermain cast member NUEST. Mohon sarannya.
Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!
Recomendation Song :
SUJU – Storm
SUJU – My only Girl.
Summary :
Takdir?
Kesempatan?
kenapa terlihat tidak berpihak padaku?
Apa ini karma?
_Kim JongHyun_
Maaf…
Semuanya telah terjadi…
Dan aku tidak bisa melakukan apapun lagi.
_Choi Rin Hee_
————————————-HAPPY READING—————————
-Author Pov-
3 Years Later~
At Modern Cafe
Tiga tahun, ya tiga tahun dapat merubah segalanya. Segala kehidupan yang terjadi di dunia ini. Termasuk kehidupan Rin Hee, JongHyun dan Min Hyuk?.
Udara musim semi sangat terasa di negeri ginseng Korea Selatan. Udara yang tidak begitu panas dan membawa dalam kesejukan yang nyaman. Namun tidak bagi salah satu namja yang bagaikan serpihan debu tanpa ada angin yang membawanya dalam arus kehidupan yang baik.
JongHyun, namja itu terlihat menyenderkan tubuhnya ke kursi cafe. Dengan topi hitam membuat sebagain wajahnya tidak terlalu terlihat. Pikirannya kembali menerawang pada beberapa tahun yang lalu.
Apa dia masih memikirkan yeoja itu? Ya, itu sudah pasti. Sampai saat ini saja dia masih mencari yeoja itu. Berbagai cara dia sudah lakukan untuk menemukan yeoja itu. Namun semua itu tidak hasil sama sekali.
JongHyun, namja itu seakan memberikan penghargaan kepada Tuan Choi-Appa RinHee-. Memberikan penghargaan karena sangat pintar menyembunyikan dimana anak perempuannya itu. Menyembunyikan semua yang terjadi. Namun satu hal yang JongHyun tahu , perubahan status hubungan Rin Hee. Ya, Rin Hee tidak lagi melajang. Namun dia telah di ikat dalam suatu hubungan serius. Hubungan serius karena sebuah perjodohan. Hubungan pertunangan.
Perjodohan seperti dirinya dan Jae Min. Namun perjodohan itu gagal begitu saja karena ketidak datangan JongHyun pada acara pertunangan tersebut. Dan keluarga besar Kim hanya dapat menerima keputusan dari JongHyun yang tetap memilih menunggu Rin Hee kembali.
Tapi JongHyun tidak memikirkan bagaimana status hubungan yeoja itu sekarang. Dia berpikir ‘Jika aku telah menemukanmu, aku tidak melepaskanmu. Apapun yang terjadi !’ Mungkin kalimat itulah yang tetap dia pegang teguh dalam hidupnya.
Tring’
Terdengar suara lonceng berbunyi, manandakan ada seorang pengunjung yang baru saja memasuki area cafe ini. JongHyun menundukkan kepalanya seakan tak peduli dengan siapa yang baru masuk ke dalam cafe ini.
“Oppa,” JongHyun dengan cepat mengalihkan pandanganya setalah mendengar suara yeoja yang cukup dia hafal.
Dia mengadahkahkan kepalanya. Dia terpaku dengan yeoja yang saat ini sedang tersenyum. Panggilan itu atau senyuman itu bukan untuk dirinya. Terlihat dari arah pandang yeoja itu yang memandang lurus kedepan.
JongHyun, namja itu masih erpaku akan senyuman yeoja yang selama ini dia cari. Sedangkan yeoja itu, Rin hee berjalan melewati tempat duduknya. Arah mata JongHyun mengikuti kemana tubuh yeoja itu pergi.
Hatinya berdesir perih melihat sebuah adegan yang cukup menyakitkan. Rin Hee, yeoja itu berciuman. Berciuman dengan seorang namja yang tidak dia tahu siapa namja itu.
JongHyun mengepalkan tangannya kuat melihat adegan tersebut. Bagaiaman bisa Rin Hee yang dia kenal dengan berani melakukan hal itu di depan umum? Dengan suasana cafe yang cukup ramai dan cukup membuat seluruh mata pengunjung menatap adegan yang sangat menjijikan itu.
Braakkk’
JongHyun menggebrak meja yang ada dihadapannya. Dia berdiri dan berjalan ke arah yeoja dan namja yang saat ini sedang bermesraan itu. Dia kesal dengan adegan yang sampai saat ini belum selesai. Dia sungguh tidak rela jika Rin Hee di sentuh oleh orang lain kecuali dirinya.
Rin Hee dan namja itu melepaskan adegan yang cukup panas setelah tangan Rin hee di tarik begitu saja oleh Jong Hyun. Di cengkramnya erat pergelangan tangan yeoja itu.
JongHyun menarik atau bisa di katakan membawa lari Rin Hee dari tempat itu. Amarah namja itu sepertinya sudah di atas normal. Terlihat dari tatapannya, bahkan dia tidak mendengarkan suara teriakan Rin Hee yang memintanya untuk melepaskan dirinya.
“Yaakkk !! Lepaskan ! Kau siapa eoh?! Yaakk!” Ri Hee terus saja berontak dalam cengkraman JongHyun. Dia sugguh tidak tahu siapa yang saat ini menariknya karena posisi dirinya yang saat ini tepat di belakang JongHyun.
“Kau siapa? Lepaskan !!” Lagi dan lagi JongHyun tidak mendengarkan apa yang di katakan Rin Hee. Sepertinya JongHyun mempunyai rencana sendiri dalam kisah ini.
JongHyun membuka pintu mobilnya. Dengan topi hitam yang cukup menutupi wajah membuat Rin Hee tidak dapat melihat siapa namja yang telah berani membawanya pergi itu.
“Masuklah ,” Suruh JongHyun pelan namun cukup mengisyaratkan ketegasan.
“Tidak ! Aku tidak akan masuk, Aku tidak mengenal siapa dirimu ! Jadi, aku tidak mungkin ikut dneganmu. Aku…”
Rin Hee, yoeja itu mengehentikan ucapannya dengan apa yang dia lihat saat ini. JongHyun, namja itu telah membuka topi hitamnya. Dan hal itu tentu saja membuat Rin Hee terdiam kaku. Tatapan Rin Hee tidak lepas dari wajah JongHyun yang saat ini menatapnya. Tubuhnya terasa lemas dengan apa yang dia lihat. Bagiamana mungkin namja itu dapat menemukannya?
Sreet’
JongHyun mengambil kesempatan lengah Rin Hee saat ini. Dia sedikit mendorong tubuh Rin Hee agar masuk kedalam mobilnya. Dan hal itu cukup berhasil. Rin Hee terdiam kaku dalam duduknya. Banyak pemikiran yang berkecamuk dalam otaknya.
Rin hee benar-benar tidak tahu apa yang akan selanjutnya terjadi. Dia masih dalam diam walaupun mobil Jong Hyun telah membawanya pergi entah kemana.
Hening.
Keduanya kini hanya terdiam dalam pemikirannya masing-masing. Pertemuan mereka seakan mengingat kembali kenangan mereka dulu. Kenangan manis, pahit dengan romansa kehidupan mereka.
Rin Hee mengerjapkan matanya seakaan baru sadar dengan apa yang terjadi. Dia menghadapkan wajahnya ke arah JongHyun saat ini. Dia hanya dapat membuang nafasnya berat.
“Berhentikan mobilnya,” JongHyun terkesiap dnegan apa yang baru saja dikatakan Rin Hee. Namun dia seakan tak dengar dengan apa yang baru saja dia dengar.
“Kyaa ! Apa kau tuli? Aku katakan berhentikan mobilnya !” Bukan memberhentikan mobilnya, JongHyun menginjak pedal gas lebih dalam membuat mobilnya tidak berhenti dan membuat mobilnya lebih melesat.
“Kyya agassi ! Siapa kau yang dengan berani membawa ku pergi ! Apa kau tidak tahu aku masih ada urusan dan kau…”
Citt’
JongHyun menepikan mobilnya ke pinggir jalan dan membuat Rin Hee menghentikan ucapannya. Rin Hee menatap Jonghyun kesal. Namun tidak dengan JongHyun yang menatap Rin Hee tajam. Dia sungguh di selimuti oleh amarah saat ini. Dia memberhentikan mobinya bukan untuk memenuhi permintaan Rin Hee, namun lebih tepatnya dia ingin mengendalikan emosinya.
Dengan cepat JongHyun menahan lengan Rin Hee saat melihat Rin Hee ingin membuka pintu mobilnya. Di tariknyanya Rin Hee. Dengan cepat pula dia melepaskan sabuk pengaman yang sebagian meliliti tubuhnya.
“Hmmpp…” Rin Hee menahan nafasnya saat merasakan bibir JongHyun tepat berada dia atas bibirnya.
JongHyun melakukannya dengan cepat, membuat Rin Hee tidak dapat melawan. Bahkan kedua tangannya telah dicengkaram kuat oleh kedua tangan JongHyun. Rin Hee mencoba berontak. Dia tidak ingin hal ini terjadi pada dirinya dan Jonghyun. Dia sudah bersusah payah untuk melupakan namja itu dan dia tak ingin semuanya hancur begitu saja.
“Ahh..” Rin Hee mendesah begitu saja saat merasakan kecupan tepat pada leher jenjangnya. Dia ingin berontak dan mengakhiri apa yang di lakukan oleh JongHyun. Namun dia hanyalah perempuan yang tidak ada apanya dibandingkan tenaga laki-laki seperti JongHyun.
“Le..pas..kan…”Pinta Rin Hee setelah merasakan tangan JongHyun yang telah menyentuh bagian perutnya.
JongHyun memberhentikan aksi bernaninya itu. Dia tetap mencengkram kedua tangan Rin Hee. Di tatapnya Rin Hee. Memang tatapan itu terlihat tajam, namun di tersirat kepedihan yang begitu dalam dalam sorortan mata itu.
“Ada apa denganmu eoh?!” Tanya Rin Hee dan tak kalah menatap JongHyun tajam. Dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi dan apa yang telah dilakukan laki-laki di hadapannya saat ini benar-benar sangatlah berani.
“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu?” Ujar JongHyun.
“Apa?”
“Ada apa denganmu? Kenapa kau seperti itu? Apa kau tidak malu dengan apa yang kau lakukan di cafe tadi eoh?” Tanya JongHyun terdengar emosi.
“Apapun yang aku lakukan, itu semua bukanlah urusanmu. Memangnya siapa dirimu? Siapa dirimu yang berhak mengaturku? Siapa dirimu yang dengan beraninya membawa diriku? Dan memang siapa dirimu yang dengan lancangnya menciumku dan melakukan hal semau dirimu pada diriku? Siapa kau eoh?” Rin Hee dengan penuh emosi mengeluarkan segala kekesalan yang telah dilakukan oleh namja itu.
“Rin Hee-ya,” Jonghyun, hati namja itu merasakan sakit yang teramat. Dia sungguh tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Rin Hee yang dia kenal bukanlah seperti ini.
“Wae? Bukankah semuanya telah berakhir? Jadi untuk apa kau melakukan semua hal bodoh itu? Aku rasa semua itu tidak ada untungnya,” Rin Hee gadis itu dnegan santainya mengatakan kalimat yang bahkan dia tidak tahu bagaimana akibat yang akan terjadi pada JongHyun.
JongHyun namja itu teridam. Rin Hee yang merasakan cengkraman tangan pada dirinya sedikit mengendur, mengambil kesempatan itu. Dia sedikit mendorong tubuh JongHyun, membuat dirinya sedikit terbebas.
“Berhenti sampai di sini. Bukankah dari awal kau yang membuatku seperti ini. Jangan salahkan aku jika aku seperti ini. Aku pergi,” Rin Hee setelah mengatakan itu keluar dari mobil JongHyun.
Sedangkan JongHyun, dia masih terdiam. Semua pikiran dan perkataan gadis itu membuatnya seakan tak percaya.
JongHyun mengerjapkan matanya. Sealah dia sadar jika Rin Hee sudah tidak ada di tempatnya tadi, dia keluar dari mobil. Namun dia tidak menemukan dimana gadis itu.
“CHOI RIN HEE !” Teriak JongHyun tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya. Namja itu lagi dan lagi menangis karena hal yang sama, tentang gadis itu.
……………………………………
At Apartment Hee-Hyuk
Rin Hee, gadis itu berjalan dengan sedikit gontai di lorong apartermen nya. Di pegangnya dadanya yang terasa sesak. Cukup ! Dia tidak ingi terlarut dalam masa lalunya. Dia tidak ingin bernotalgia dengan namja itu. Tidak ada kenangan manis saat itu. Sikap cuek, dingin dan tidak pernang menganggap dirinya selalu di tampilkan oleh namja itu. Dia tidak ingin pelariannya itu tidak membuahkan hasil.
Ceklek’
Di bukanya pintu apartermennya itu. Dia berjalan dengan sesekali membuang nafasnya berat.
“Kau sudah pulang?” Rin Hee mengalihkan pandangannya ke arah namja yang saat ini membawa segelas cangkir. Dan dengan seketika raut wajah yeoja itu, tersenyum.
Rin Hee berjalan ke arah namja itu. Dengan wajah yang sedikit kesal Rin Hee mengalungkan tangannya ke leher namja itu.
Min Hyuk, namja itu hanya tersenyum dengan tingkah tunangannya itu. Di letakkannya cangkir itu pada meja yang tak jauh dari mereka. Di peluknya pinggang Rin Hee. Dan yahh membuat jarak wajah mereka sangatlah dekat.
“Kau jahat !” Kesal Rin Hee pada namja yang sudah menjadi tunanganya itu. Namja yang selama ini menjadi tiang penyanggah selama dia dalam keterpurukan JongHyun.
Min Hyuk, namja yang sangat dia percaya 100% untuk menjadi penjaga dirinya. Namja yang bahkan telah membuat dirinya merelakan selaganya. Mungkin di hati Rin hee dia memang belum sepenuhnya melupakan cintanya untuk JongHyun. Tapi dia percaya pada Min Hyuk ketimbang JongHyun.
Tapi, dia mulai kembali berpikir setelah kedatang JongHyun dalam hidupnya lagi.
“Aku jahat? Memangnya aku melakukan apa?” Tanya Min Hyuk seakan bingn dnegan pernyataan Rin Hee.
“Kenapa kau hanya diam saat namja itu membawa kau pergi? Seharusnya kau mencegahnya dan menarikku untuk tidak ikut degannya,” Jelas Rin Hee.
“Mungkin kalian memang butuh bicara berdua,” Ujar MinHyun santai dan ya pasti itu membuat Rin Hee sedikit kecewa.
“Tapi….”
Rin Hee memberhentikan ucapannya. Bibir ini, bibir yang saat ini menyentuh bibir miliknya. Ciuman yang sangat berbeda. Begitupun detak jantung yang berbeda. Ciuman MinHyuk lebih pada perasaan. Tidak seperti ciuman JongHyun yang seperti nafsu namun terasa mengungkapkan kerinduan.
Seperti dilakukan JongHyun, saat ini MinHyuk mulai menurunkan kepalanya ke leher Rin Hee. Namun bedanya Rin Hee tidak menolak seperti saat JongHyun melakukan hal ini. Ya, dia sangat percaya dengan MinHyuk dan ragu kepada JongHyun. Entah apa yang memmbuatnya memiliki perbandinagan sendiri terhadap dua namja yang saat ini dalam pikirannya.
Rin Hee membuka matanya saat MinHyuk memberhentikan aksinya itu. Di tatapnya MinHyuk bingung, karena tidak biasanya MinHyuk seperti ini.
“Sepertinya namja itu juga memberikan tanda kepemilikan atas dirimu,” Ujar MinHyuk.
Sedangkan Rin Hee mengkerutkan keningnya,bingung.
“Maksudmu?”
“Kau lihat saja di cermin,” Suruh MinHyuk pada Rin Hee.
Rin Hee yang penasaran dengan apa yang dimaksud Min Hyuk, berjalan ke arah cermin yang berada di ruangan itu. Di singkirkan beberapa helai rambut yang menutupi leher jenjangnya itu.
“Apa ini?!” Panik Rin Hee setelah melihat sebuha’kissmark’ yang ada di lehernya.
Min Hyuk menghampiri Rin Hee. Namja itu memeluk tubuh Rin Hee dari belakang dan memberikan kehangatan tersendirin untuk keduanya.
“Itu kissmark. Dan itu bukan aku yang membuatnya. Memangnya apa saja yang kalian lakukan? Kenapa sampai ada kissmark di lehermu?” Tanya MinHyuk.
“Aku tidak melakukan apapun dengannya. Dia yang melakukan ini semua, “ Ujar Rin Hee.
“Aku memepercayaimu dari apapun, sayang,” Ujar MinHyuk tersenyum.
“Gomawo,” Jawab Rin Hee dan membalas senyuman Min Hyuk.
………………………………………..
At Seoul Park
JongHyun jalan dengan keseimbangan yang minim. Di tangannya ada sebuah botol soju. Namja itu meracau tak jelas. Dia sungguh tak ingin melepaskan yeoja itu lagi. Dia sudah menemukan gadisnya dan tak mungkin dia melepaskannya begitu saja.
“Rin Hee-ya.. Rin Hee-ya..” Nama itulah yang selalu dia ucapkan.
Pandangan mata namja itu semakin lama semakin buram. Namun hal itu benar-benar tidak di pedulikan olehnya. Bahkan dia tetap meneguk minuman berakohol itu.
“Oppa..” Teriak seorang yeoja saat melihat tubuh JongHyun jatuh ke jalan.
Dengan cepat yeoja itu menghampiri tubuh JongHyun. Di tatapnya sendu wajah itu. Miris dan terselubung rasa kasihan melihat kondisi JongHyun saat ini.
“Kenapa kau menjadi seperti ini oppa,” Lirih yeoja itu.
…………………………………..
At Apartment PJ
Matahari sudah mulai menampakkan dirinya. Memberika pencahayaan ke beberapa bagian bumi. Menandakan bermualai aktivitas yang akan di mulai hari ini.
JongHyun, namja itu mengerjapkan matanya mencoba membiaskan cahaya matahari yang masuk ke retina matanya.
“Kau sudah bangun oppa?” Suara ini, suara yang cukup dia kenal. Walaupun hanya sesaat namun dia cukup mengenal suara itu.
JongHyun mencoba mendudukkan dirinya pada headboard kasur. Di pandangi yeoja yang saat ini duduk di sebelah kasur. Cantik. Ya, mungkin itulah yang dia pikirkan saat melihat yeoja yang di hadapannya.
“Kenapa aku bisa di sini?” Tanya JongHyun.
“Sepertinya kau semalam mabuk berat, lalu kau tidak sadarkan diri,” Jelas yeoja itu.
“Bagaimana bisa kau yang menemukanku?” tanya JongHyun.
“Aku tidak sengaja melihatmu, lalu aku ikuti dirimu. Aku khawatir dengan keadaanmu seperti itu. Dan ya, kau tak sadarkan diri,”
“Terima kasih,” Ujar JongHyun.
“Tidak perlu sungkan oppa,” Ujar gadis itu tersenyum.
JongHyun kembali berpikir. Kenapa dia tidak bisa mencintai gadis di hadapannya? Kenapa yeoja itu dengan tabahnya menerima pembatalan pertunangan mereka. JongHyun tahu, jika yeoja itu juga mencintainya.
Park Jae Min, yeoja yang sempat ingin menjadi tunangan JongHyun. Yeoja yang semalam telah menolong JongHyun.
“Mianhae Jae Min-ah,” JongHyun, namja itu menundukkan kepalanya.
“Untuk apa?”
“Semuanya. Aku telah menyakiti hatimu dan bahkan mempermalukan keluargamu. Aku dengan tidak bertanggung jawab tidak datang ke pertunangan kita, bahkan aku tidak memberikan penjelasan apapun tentang pembatalan acara itu,”
“Semuanya telah terjadi, jangan di sesali. Mungkin di balik pembatalan itu ada sebuah hikmah. Hmmm bagaimana perjuangan cintamu oppa?” Tanya Jae Min sedikit gugup. Pertanyaan bodoh yang bisa saja membuat hatinya sakit. Ya, dia tahu kenapa saat itu JongHyun membatalkan pertunangan mereka.
“Rumit. Aku sudah menemukannya. Namun dia sangat berbeda, sepertinya dia telah melupakan perasaannya kepadaku. Aku tahu dia telah bertunangan, walaupun aku belum pernah bertemu dengan tunangannya itu secara langsung. Aku ingin mendapatkanya kembali, dia hidupku. Aku ingin dia di sisiku seperti dulu. Tapi, apa semua keinginkanku atas dirinya bisa tercapai?”
Jae Min hanya tersenyum mendengar apa saja yang di ceritakan oleh JongHyun. Mungkin dia memang tidak bisa mendapatkan namja itu menjadi miliknya. Namun bisa saja mereka bersahabat, bukan?
“Apa kau punya rencana untuk mendapatkannya kembali?” Tanya Jae Min.
“Belum, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku takut jika dia tidak bisa kembali padaku,”
“Tapi, apa kau yakin dengan perasaan yeoja itu yang masih mencintaimu?” Tanya Jae Min. JongHyun menatap Jae Min. Hal itu, hal itulah yang membuatnya bingung.
“Tidak, aku tidak yakin. Walaupun tatapan matanya masih sama seperti dulu kepadaku. Itu semua tidak dapat membuatnya tetap memiliki perasaan yang sama,”
Jae Min menggenggam tangan JongHyun. Di tatapnya namja itu seakan memberi kekuatan dan memberikan sebuah kepercayaan diri.
“Jadilah dirimu sendiri. Jangan memakai topengmu seperti dulu atau kau akan merasakan sakit itu lagi. Berikan dia keyakinan atas perasaanmu,”
Jong Hyun menatap mata Jae Min. Gadis itu seakan memberikan semangat tersendiri untuk JongHyun.
“Jika dia tetap menolak?”
“Percayalah takdir kebahagian untukmu. Walaupun bukan dengan dirinya, takdir kebahagian akan membawamu kepada orang yang akan membuatmu bahagia dan bahkan kau akan merasakan kesempurnaan hidup,”
“Benarkah? Jika itu memang benar, siapa?” Tanya JongHyun
“Hmmm, bisa saja.. aku,” JongHyun menatap Jae Min.
“Aishh kau tidak perlu menatapku serpeti itu, aku hanya bercanda,” Ujar Jae Min.
Jaemi melepaskan genggaman tangan pada JongHyun. Yeoja itu keluar dari kamar. JongHyun hanya dapat menatap punggung Jae Min. Dia tahu, jika gadis itu pasti sedih mendegar semua curhatan darinya.
“Mianhae,”
…………………………………..
At Apartment Hee-Hyuk
“Oppa,” Panggil Rin Hee setelah memasuki apartermentnya. Min Hyuk yang saat ini sedang membaca sebuah majalah mengalihkan pandangannya ke arah Rin Hee. Terlihat yeoja itu membawa sebuah amplop di tangannya.
Rin Hee duduk di sebelah Min Hyuk. Min Hyuk melihat raut wajah Rin Hee.
“Kau kenapa?” Tanya Min Hyuk.
“Aku dari rumah sakit,” Jawab Rin Hee.
“Lalu?”
“Ige,” Rin Hee menyodorkan amplop yang sedari tadi dia genggam. MinHyuk menerima surat itu.
Amplop yang berisikan surat itu mulai di baca oleh MinHyuk. Di tatapnya Rin Hee dengan lembut.
Di berikan sebuah senyuman untuk Rin Hee. “Kita menikah seminggu dari sekarang,” Ujar Min Hyuk.
Setelah membaca surat dari rumah sakit, Min Hyuk memang harus melakukan ini. Jika tidak, mungkin Rin Hee akan melakukan sebuah hal gila.
“Tapi..”
“Apa kau tidak percaya padaku? Jika memang iya, kenapa? Kau masih mencintainya?” Min Hyuk menghentikan ucapan Rin Hee dengan pertanyaan yang benar-benar tidak di sangka oleh yeoja itu.
“Bukan, tapi..”
“Jujurlah padaku Rin Hee-ya,” Pinta MinHyuk. Walaupun dia tahu jawaban apa yang akan di berikan oleh Rin Hee. Dan apapun jawaban dari Rin Hee, dia tetap akan menikahi Rin Hee dan memang itu adalah tanggung jawabnya.
Rin Hee menundukkan kepalanya. Air matanya kembali terjatuh dari matanya. Dia malu dengan Min Hyuk. Dia sungguh tidak tahu diri dengan perjuang Min Hyuk yang telah diberikan untuknya.
“Apapun jawabanmu aku akan tetap menikahimu, karena itu adalah tanggung jawabku. Kita melakukan ini karena kita saling percaya, bukan? Kau percaya padaku, dan aku percaya padamu. Jadi, apapun yang terjadi aku tetap menikahimu,” Jelas Min Hyuk menatap Rin Hee.
Yeoja itu terdiam atas penuturan dari Min Hyuk. “Aku memanglah sangat percaya padamu,oppa. Tapi, aku merasa jika aku mengkhianati kepercayaanmu itu. Bahkan aku masih..”
“Mencintainya? Ya, aku tahu itu. Apa kau tahu? Setelah kau memilih pergi darinya dan kau memilihku, aku mengambil keputusan. Keputusan bahwa kau adalah tanggung jawab dalam hidupku. Apapun perasaanmu, aku mencintaimu. Apapun pemikiranmu, tetaplah berpikir aku selalu ada untukmu,”
Rin Hee semakin menangis dengan ucapan tulus Min Hyuk. Dia menatap wajah Min Hyuk. Di tatapnya lekat mata Min Hyuk.
“Terima kasih oppa. Aku mohon kau tetap memepercayaiku dan aku mohon bantu aku terus untuk melupakan namja itu,”
Min Hyuk tersenyum. Di ciumnya kening Rin Hee.
“Berjanjilah padaku..” Ujar Min Hyuk.
“Apa?” Tanya Rin Hee.
“Jaga janin dalam kandungan ini untukku. Kau adalah ibu dari janin ini dan aku adalah ayah dari janin ini,” Ujar Min Hyuk sembari mengelus perut Rin Hee yang masih rata.
Ya, Rin Hee hamil. Dan tentu saja itu adalah anak dari hubungan mereka, Rin Hee dan Min Hyuk. Kehidupan di Amerika. Ya, mungkin mereka terbawa dalam pergaulan disana. Selama pelarian Rin Hee dari JongHyun, Rin Hee dan Min Hyuk memang tinggal di sana. Atau mungkin hal itu terjadi karena sebuah perasaan dalam diri yang membuat mereka melakukan hal itu.
“Aku berjanji,” Ujar Rin Hee tersenyum. Dia benar-benar tidak menyangka menjadi tunangan namja seperti Min Hyuk.
………………………………………….
At Star Cafe
“Bogoshippo,” JongHyun langsung saja memeluk tubuh Rin Hee erat. Dia sungguh senang saat Rin Hee menghubunginya dan ingin bertemu dengannya.
“Lepaskan,” Rin Hee sedikit mendorong tubuh JongHyun. Membuat pelukan itu terlepas. JongHyun hanya diam dengan apa yang baru saja terjadi.
Rin Hee dia duduk tepat di depan bangku JongHyun. “Duduklah oppa,” JongHyun tersadar akan panggilan Rin Hee barusan. Oppa? Sepertinya dia tidak salah dengar.
Dengan cepat dia duduk di hadapan Rin Hee. Dengan senyum manis yang bahkan jarang Rin Hee lihat. Dan hal itu dapat membuat Rin Hee seakan terpesona kembali dengan senyuman itu.
“Aku ke sini untuk meluruskan semuanya. Meluruskan dan harus bagaimana hubungan ini terjadi kedepannya,” Jelas Rin Hee.
“Apa kau ingin kembali padaku? Itu memang adalah jalan yang terbaik untuk kita,” Ujar JongHyun tersenyum. Sedangkan Rin Hee? Dia menghela nafasnya berat dan juga dia sungguh tidak ingin menyakiti namja ini.
Walaupun hati, pikiran bahkan dirinya sudah yakin dan sudah memutuskan Min Hyuk yang menjadi pilihannya. Tapi dia merasa jika ini sangat menyakitkan untuk namja JongHyun.
“Ini,” Rin Hee memberikan amplop kepada JongHyun.
“Apa ini?” Tanya JongHyun.
“Buka saja dan bacalah. Mungkin kau akan mengetahui semuanya,” Ujar Rin Hee.
Dengan perlahan JongHyapun membuka amplop itu dan mulai membaca setiap kaliamat yang tercetak itu.
“Kau..” JongHyun, namja itu seakan kelu pada bibirnya. Dia sungguh tidak dapat berkata-kata dengan semua ini.
“Ne, aku hamil. Lebih tepatnya aku sudah hamil dengan usia kandunganku satu bulan. Dan jalan ini yang aku pilih. Aku akan menikah dengan Min Hyuk,tunanganku,”
“Tapi selama ini kau tak memberiku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita. Bagaimana bisa ini semua terjadi,” Cecar JongHyun. Dia tidak percaya, sangat sangat tidak percaya dengan ini semua.
“Selama dalam pelarianku darimu, aku pergi ke Amerika dengan Min Hyuk. Selama di Amerika dia selalu menjadi tiang penyanggah dalam hidupku karena dirimu. Dia selalu memberikan semuanya yang tak di berikan olehmu. Kehidupan di Amerika yang begitu bebas dan juga perasaan aku dan dirinya yang terasa di ombang-ambing membuat diriku dan dirinya tak sadar selalu melakukan hal ‘itu’,” Jelas Rin Hee.
“Mwo? Kau melakukan itu? Melakukan hal ‘itu’ tanpa dasar cinta?” Kaget JongHyun.
“Mungkin, dan dapat dikatakan sebagai pelampiasan. Dan bahkan sampai di Korea, hal itu tetap terjadi. Dan setalah aku lihat, aku dan Min Hyuk memang saling membutuhkan. Dia memang mencintaiku,”
“Dan kau mencintaiku,bukan?” JongHyun menggenggam tangan Rin Hee. Dalam pikirannya saat ini adalah mendapatkan yeoja itu kembali dan tidak memikirkan masalah yang saat ini terjadi.
“Ya, dulu. Dari setiap harinya aku selalu bersama Min Hyuk, membuat hatiku terbuka atas kehadirannya. Walaupun masih ada sedikit perasaan cintaku padamu, namun itu tak sebanding dengan pengorbanan Min Hyuk padaku. Bahkan sekarang dia telah menjadi ayah dari anak yang aku kandung saat ini,”
JongHyun, namja itu lemas seketika. Pertanyaan yang berkecamuk menghantuinya.
“Ini,” Rin Hee memberikan sepucuk surat undangan pernikahan dirinya dan Min Hyuk. JongHyun menatap Rin Hee. Hatinya semakin sakit.
“Aku mohon lupakan aku. Aku yakin, dirimu akan mendapatkan yeoja yang lebih baik dariku. Kau adalah namja yang baik oppa. Dan satu hal yang harus kau tahu tentang cinta, hargai dia seperti kau menghargai dirimu sendiri. Jika tidak, mungkin kau akan merasakan sebuah penyesalan atau bahkan balasaan yang entah itu kapan datangnya. Berbahagialah oppa,”
Rin Hee menundukkan kepalanya, memberikan sedikit salam selamat tinggal untuk JongHyun.
JongHyun, namja itu meremas surat undangan pernikahan itu. Mata namja itu terlihat kosong. Hatinya sakit dengan kenyataan gila ini.
……………………………..
At Apartment Jae Min
Tok’
Tok’
JongHyun memukul dengan keras pintu apartment Jae Min. Namja itu tidak mabuk, namun hanya penampilannya yang terlihat berantakan. Wajahnya juga terlihat tidak seperti biasanya. Matanya bengkak.
“Oppa,” Kaget Jae Min setelah melihat JongHyun namja itu terlihat sungguh miris.
“Bolehkah aku masuk?” Tanya JongHyun kepada Jae Min. Gadis itu hanya menganggukan kepalanya.
JongHyun dan Jae Min duduk di sofa ruang tamu apartment Jae Min. Sudah hampir sepuluh menit tidak ada pembicaraan di antara mereka.
“Kau ada masalah?” Tanya Jae Min memecahkan keheningan.
“Dia pergi,” Ujar JongHyun.
“Dia lebih memilih namja yang telah menjadi pelindungannya selama dia pergi dariku. Dan dia akan menikah,” Miris, nada yang di ucapkan JongHyun begitu lirih di hati Jae Min.
“Aku.. Aku tidak tahu apa yang aku harus aku lakukan setelah ini. Semuanya terlihat gelap dan sunyi. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia benar-benar meninggalkanku. Sakit.. ini terlalu sakit.. Hukuman ini terlalu berat,” JongHyun meremas dadanya. Air matanya keluar dnegan deras.
Jae Min dengan cepat memeluk namja itu. Memberikan ketenangan pada JongHyun. Dia pun ikut menangis. Namja yang di cintainya seakan tersiksa karena seorang yeoja. Sednagkan dia, dia terluka karena namja itu.
“Kenapa harus seperti ini? Kenapa dulu aku menyia-nyikan dirinya? Kenapa? Kenapa dia memilih pergi? Aku mencintainya,” JongHyun semakin mengeratkan pelukannya pada Jae Min.
“Aku lelah selama ini mencarinya, namun aku yakin dia akan kembali lagi padaku. Tapi.. kenapa di saat aku menemukannya, dia telah berbeda. Aku mengingkan dirinya? Apa yang harus aku lakukan ?!”
Jae Min dengan setia tetap memeluk JongHyun, memberikan kenyamanan dan kehangatan untuk namja itu. Walaupun dia juga merasakan sakit sama seperti JongHyun. Namun dia tetap mencoba tegar.
………………………
Dengan posisi JongHyun tertidur dengan kepalanya di tidurkan di paha Jae Min. Gadis itu sedari tadi hanya mengelus kepala JongHyun. Namja itu sepertinya sangat lelah setelah menangis semalaman.
“Aku harap, kau menemukan gadis yang pantas untukumu. Berikan dia kebahagian padanya seperti kau membahagiakan dirimu sendiri. Kau adalah namja yang membuat sebagian hati wanita mencintaimu tanpa harus kau melakukan hal romantis ataupun tindakan-tindakan manis,”
“Perjalanan indah tidak selalu berjalan mulus. Seperti aku yang tetap mencintaimu walaupun kau tak pernah melirikku jika aku benar-benar mencintaimu. Perjalanan cinta kita rumit, bukan? Aku selalu memeberi nasihat tentang kehidupan dan cinta padamu. Tapi, sejujurnya.. aku tidaklah sekuat yang kau kira. Aku lemah dan tak sanggup jika meliatmu menangisinya,”
“Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku, walaupun cintaku pebuh dengan rasa sakit. Aku lebih memilih seperti ini, menjadi seorang yeoja yang terlihat kuat namun rapuh. Aku sangat mencintaimu,”
Jae Min terus saja mengutarakan perasannya. Di lihatnya Jonghyun yang masih menutupkan matanya. Dengan perlahan dia mengangkat kepala JongHyun. Dan satu tangannya mengambil bantal dekat sofa di sampingnya. Di taruhnya kepala JongHyun dengan hati-hati
Dia berjalan ke arah kamarnya.Mungkin dengan berendam sebentar di bath up membuat pikirannya sedikit lebih baik.
……………………………
“Gwaenchana?” Tanya Jae Min setelah melihat JongHyun terduduk dan terisak.
“Oppa,” Panggil Jae Min.
Jae Min terdiam saat JongHyun menarik tubuhnya kedalam pelukannya. Dia tidak menyangka jika JongHyun memeluknya, walaupun dalam situasi seperti ini.
“Mianhae.. Jeongmal Mianhae Jae Min-ah..” Ucap JongHyun.
“Kau kenapa oppa?” Tanya Jae Min.
“Aku benar-benar jahat padamu. Aku tidak mau semuanya terulang lagi. Aku tidak ingin rasa sakit itu datang lagi. Aku mohon.. ajari aku untuk mencintaimu,” Jae Min terdiam. Dia sungguh bingung apa yang harus dia katakan.
“Ajari aku semuanya. Ajari aku mencintaimu, ajari aku agar lebih mengenalmu. Aku mohon,” Ujar JongHyun melepaskan pelukannya.
Di pegangnya wajah Jae Min. Di hapusnya air mata yang mengalir di wajahnya itu.
“Aku mendengar semua yang kau katakan tadi. Mendengar semua curhan hatimu saat aku tertidur tadi. Mianhae,” Jelas JongHyun.
“Tapi…”
“Aku mohon. Kau yang membuat diriku nyaman saat aku dekat denganmu. Kau yang membuat diriku menjadi lebih terbuka. Kau yang membuat diriku nertahan sampai sekarang, ” Pinta JongHyun.
“Aku hanya ingin bersamamu,” Jelas JongHyun lagi. Kini dia dekatkan wajah Jae Min. Di kecupnya singkat bibir merah gadis itu.
“Kau mau kan?” Tanya JongHyun.
“Aku akan mencoba mempercayaimu. Dan aku mohon kau jangan mendustaiku oppa,” Jelas Jae Min tersenyum dan begitupun Jong Hyun.
“Gomawo, jeongmal gomawo,” Ujar JongHyun dan langsung memeluk Jae Min.
………………………………………
Takdir?
Cinta?
Karier?
Bahkan semua jalan kehidupan manusia memang tidak ada yang tahu.
Kebahagaian yang di mulai dari cinta, lalu rasa sakit, penyesalan, cinta lagi, lalu tumbulah kebahagian lagi.
Ada waktunya kita selalu sakit..
Ada kalanya pula, kita bahagia…
_THE END_
Okey?
Aneh??
Heheheh ,,,,
Di mohon RCL nya…