(FF) I Should With You #Sequel

i should with you sequel

Tittle : I Should With You

 

Author : JaemiJhe

 

Fb : Nur Ziannida

 

Main Cast :

Kim JongHyun (JR), NUEST

 

Choi Rin Hee

 

Hwang Min Hyun,NUEST

 

Genre : romance , sad, hurt

 

Rating : 15+

 

Lenght : OneShoot

 

Note: Annyeong !!.. Ini adalah fanfictionku dengan bermain cast member NUEST. Mohon sarannya. 

 

Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!

 

Recomendation Song :

 

SUJU – Storm

SUJU –  My only Girl.

 

Summary :

Takdir?

Kesempatan?
kenapa terlihat tidak berpihak padaku?

Apa ini karma?

 

_Kim JongHyun_

 

 

Maaf…

Semuanya telah terjadi…
Dan aku tidak  bisa melakukan apapun lagi.

_Choi Rin Hee_

 

 

 

 

————————————-HAPPY READING—————————

 

 

-Author Pov-

 

3 Years Later~

 

At Modern Cafe

Tiga tahun, ya tiga tahun dapat merubah segalanya. Segala kehidupan yang terjadi di dunia ini. Termasuk kehidupan Rin Hee, JongHyun dan Min Hyuk?.

Udara musim semi sangat terasa di negeri ginseng Korea Selatan. Udara yang tidak begitu panas dan membawa dalam kesejukan yang nyaman. Namun tidak bagi salah satu namja yang bagaikan serpihan debu tanpa ada angin yang membawanya dalam arus kehidupan yang baik.

JongHyun, namja itu terlihat menyenderkan tubuhnya ke kursi cafe. Dengan topi hitam membuat sebagain wajahnya tidak terlalu terlihat. Pikirannya kembali menerawang pada beberapa tahun yang lalu.

Apa dia masih memikirkan yeoja itu? Ya, itu sudah pasti. Sampai saat ini saja dia masih mencari yeoja itu. Berbagai cara dia sudah lakukan untuk menemukan yeoja itu. Namun semua itu tidak hasil sama sekali.

JongHyun, namja itu seakan memberikan penghargaan kepada Tuan Choi-Appa RinHee-. Memberikan penghargaan karena sangat pintar menyembunyikan dimana anak perempuannya itu. Menyembunyikan semua yang terjadi. Namun satu hal yang JongHyun tahu , perubahan status hubungan Rin Hee. Ya, Rin Hee tidak lagi melajang. Namun dia telah di ikat dalam suatu hubungan serius. Hubungan serius karena sebuah perjodohan. Hubungan pertunangan.

Perjodohan seperti dirinya dan Jae Min. Namun perjodohan itu gagal begitu saja karena ketidak datangan JongHyun pada acara pertunangan tersebut. Dan keluarga besar Kim hanya dapat menerima keputusan dari JongHyun yang tetap memilih menunggu Rin Hee kembali.

Tapi JongHyun tidak memikirkan bagaimana status hubungan yeoja itu sekarang. Dia berpikir ‘Jika aku telah menemukanmu, aku tidak melepaskanmu. Apapun yang terjadi !’ Mungkin kalimat itulah yang tetap dia pegang teguh dalam hidupnya.

Tring’

Terdengar suara lonceng berbunyi, manandakan ada seorang pengunjung yang baru saja memasuki area cafe ini. JongHyun menundukkan kepalanya seakan tak peduli dengan siapa yang baru masuk ke dalam cafe ini.

“Oppa,” JongHyun dengan cepat mengalihkan pandanganya setalah mendengar suara yeoja yang cukup dia hafal.

Dia mengadahkahkan kepalanya. Dia terpaku dengan yeoja yang saat ini sedang tersenyum. Panggilan itu atau senyuman itu bukan untuk dirinya. Terlihat dari arah pandang yeoja itu yang memandang lurus kedepan.

JongHyun, namja itu masih erpaku akan senyuman yeoja yang selama ini dia cari. Sedangkan yeoja itu, Rin hee berjalan melewati tempat duduknya. Arah mata JongHyun mengikuti kemana tubuh yeoja itu pergi.

Hatinya berdesir perih melihat sebuah adegan yang cukup menyakitkan. Rin Hee, yeoja itu berciuman. Berciuman dengan seorang namja yang tidak dia tahu siapa namja itu.

JongHyun mengepalkan tangannya kuat melihat adegan tersebut. Bagaiaman bisa Rin Hee yang dia kenal dengan berani melakukan hal itu di depan umum? Dengan suasana cafe yang cukup ramai dan cukup membuat seluruh mata pengunjung menatap adegan yang sangat menjijikan itu.

Braakkk’

 

JongHyun menggebrak meja yang ada dihadapannya. Dia berdiri dan berjalan ke arah yeoja dan namja yang saat ini sedang bermesraan itu. Dia kesal dengan adegan yang sampai saat ini belum selesai. Dia sungguh tidak rela jika Rin Hee di sentuh oleh orang lain kecuali dirinya.

Rin Hee dan namja itu melepaskan adegan yang cukup panas setelah tangan Rin hee di tarik begitu saja oleh Jong Hyun. Di cengkramnya erat pergelangan tangan yeoja itu.

JongHyun menarik atau bisa di katakan membawa lari Rin Hee dari tempat itu.  Amarah namja itu sepertinya sudah di atas normal. Terlihat dari tatapannya, bahkan dia tidak mendengarkan suara teriakan Rin Hee yang memintanya untuk melepaskan dirinya.

“Yaakkk !! Lepaskan ! Kau siapa eoh?! Yaakk!” Ri Hee terus saja berontak dalam cengkraman JongHyun. Dia sugguh tidak tahu siapa yang saat ini menariknya karena posisi dirinya yang saat ini tepat di belakang JongHyun.

“Kau siapa? Lepaskan !!” Lagi dan lagi JongHyun tidak mendengarkan apa yang di katakan Rin Hee. Sepertinya JongHyun mempunyai rencana sendiri dalam kisah ini.

JongHyun membuka pintu mobilnya. Dengan topi hitam yang cukup menutupi wajah membuat Rin Hee tidak dapat melihat siapa namja yang telah berani membawanya pergi itu.

“Masuklah ,” Suruh JongHyun pelan namun cukup mengisyaratkan ketegasan.

“Tidak ! Aku tidak akan masuk, Aku tidak mengenal siapa dirimu ! Jadi, aku tidak mungkin ikut dneganmu. Aku…”

Rin Hee, yoeja itu mengehentikan ucapannya dengan apa yang dia lihat saat ini. JongHyun, namja itu telah membuka topi hitamnya. Dan hal itu tentu saja membuat Rin Hee terdiam kaku. Tatapan Rin Hee tidak lepas dari wajah JongHyun yang saat ini menatapnya. Tubuhnya terasa lemas dengan apa yang dia lihat. Bagiamana mungkin namja itu dapat menemukannya?

Sreet’

JongHyun mengambil kesempatan lengah Rin Hee saat ini. Dia sedikit  mendorong tubuh Rin Hee agar masuk kedalam mobilnya. Dan hal itu cukup berhasil. Rin Hee terdiam kaku dalam duduknya. Banyak pemikiran yang berkecamuk dalam otaknya.

Rin hee benar-benar tidak tahu apa yang akan selanjutnya terjadi. Dia masih dalam diam walaupun mobil Jong Hyun telah membawanya pergi entah kemana.

Hening.

Keduanya kini hanya terdiam dalam pemikirannya masing-masing. Pertemuan mereka seakan mengingat kembali kenangan mereka dulu. Kenangan manis, pahit dengan romansa kehidupan mereka.

Rin Hee mengerjapkan matanya seakaan baru sadar dengan apa yang terjadi. Dia menghadapkan wajahnya ke arah JongHyun saat ini. Dia hanya dapat membuang nafasnya berat.

“Berhentikan mobilnya,” JongHyun terkesiap dnegan apa yang baru saja dikatakan Rin Hee. Namun dia seakan tak dengar dengan apa yang baru saja dia dengar.

“Kyaa ! Apa kau tuli? Aku katakan berhentikan mobilnya !” Bukan memberhentikan mobilnya, JongHyun menginjak pedal gas lebih dalam membuat mobilnya tidak berhenti dan membuat mobilnya lebih melesat.

“Kyya agassi ! Siapa kau yang dengan berani membawa ku pergi ! Apa kau tidak tahu aku masih ada urusan dan kau…”

Citt’

 

JongHyun menepikan mobilnya ke pinggir jalan dan membuat Rin Hee menghentikan ucapannya. Rin Hee menatap Jonghyun kesal. Namun tidak dengan JongHyun yang menatap Rin Hee tajam. Dia sungguh di selimuti oleh amarah saat ini. Dia memberhentikan mobinya bukan untuk memenuhi permintaan Rin Hee, namun lebih tepatnya dia ingin mengendalikan emosinya.

Dengan cepat JongHyun menahan lengan Rin Hee saat melihat Rin Hee ingin membuka pintu mobilnya. Di tariknyanya Rin Hee. Dengan cepat pula dia melepaskan sabuk pengaman yang sebagian meliliti tubuhnya.

“Hmmpp…” Rin Hee menahan nafasnya saat merasakan bibir JongHyun tepat berada dia atas bibirnya.

JongHyun melakukannya dengan cepat, membuat Rin Hee tidak dapat melawan. Bahkan kedua tangannya telah dicengkaram kuat oleh kedua tangan JongHyun. Rin Hee mencoba berontak. Dia tidak ingin hal ini terjadi pada dirinya dan Jonghyun. Dia sudah bersusah payah untuk melupakan namja itu dan dia tak ingin semuanya hancur begitu saja.

“Ahh..” Rin Hee mendesah begitu saja saat merasakan kecupan tepat pada leher jenjangnya. Dia ingin berontak dan mengakhiri apa yang di lakukan oleh JongHyun. Namun dia hanyalah perempuan yang tidak ada apanya dibandingkan tenaga laki-laki seperti JongHyun.

“Le..pas..kan…”Pinta Rin Hee setelah merasakan tangan JongHyun yang telah menyentuh bagian perutnya.

JongHyun memberhentikan aksi bernaninya itu. Dia tetap mencengkram kedua tangan Rin Hee. Di tatapnya Rin Hee. Memang tatapan itu terlihat tajam, namun di tersirat kepedihan yang begitu dalam dalam sorortan mata itu.

“Ada apa denganmu eoh?!” Tanya Rin Hee dan tak kalah menatap JongHyun tajam. Dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi dan apa yang telah dilakukan laki-laki di hadapannya saat ini benar-benar sangatlah berani.

“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu?” Ujar JongHyun.

“Apa?”

“Ada apa denganmu? Kenapa kau seperti itu? Apa kau tidak malu dengan apa yang kau lakukan di cafe tadi eoh?” Tanya JongHyun terdengar emosi.

“Apapun yang aku lakukan, itu semua bukanlah urusanmu. Memangnya siapa dirimu? Siapa dirimu yang berhak mengaturku? Siapa dirimu yang dengan beraninya membawa diriku? Dan memang siapa dirimu yang dengan lancangnya menciumku dan melakukan hal semau dirimu pada diriku? Siapa kau eoh?” Rin Hee dengan penuh emosi mengeluarkan segala kekesalan yang telah dilakukan oleh namja itu.

“Rin Hee-ya,” Jonghyun, hati namja itu merasakan sakit yang teramat. Dia sungguh tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Rin Hee yang dia kenal bukanlah seperti ini.

“Wae? Bukankah semuanya telah berakhir? Jadi untuk apa kau melakukan semua hal bodoh itu? Aku rasa semua itu tidak ada untungnya,” Rin Hee gadis itu dnegan santainya mengatakan kalimat yang bahkan dia tidak tahu bagaimana akibat yang akan terjadi pada JongHyun.

JongHyun namja itu teridam. Rin Hee yang merasakan cengkraman tangan pada dirinya sedikit mengendur, mengambil kesempatan itu. Dia sedikit mendorong tubuh JongHyun, membuat dirinya sedikit terbebas.

“Berhenti sampai di sini. Bukankah dari awal kau yang membuatku seperti ini. Jangan salahkan aku jika aku seperti ini. Aku pergi,” Rin Hee setelah mengatakan itu keluar dari mobil JongHyun.

Sedangkan JongHyun, dia masih terdiam. Semua pikiran dan perkataan gadis itu membuatnya seakan tak percaya.

JongHyun mengerjapkan matanya. Sealah dia sadar jika Rin Hee sudah tidak ada di tempatnya tadi, dia keluar dari mobil. Namun dia tidak menemukan dimana gadis itu.

“CHOI RIN HEE !” Teriak JongHyun tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya. Namja itu lagi dan lagi menangis karena hal yang sama, tentang gadis itu.

……………………………………

At Apartment Hee-Hyuk

Rin Hee, gadis itu berjalan dengan sedikit gontai di lorong apartermen nya. Di pegangnya dadanya yang terasa sesak. Cukup ! Dia tidak ingi terlarut dalam masa lalunya. Dia tidak ingin bernotalgia dengan namja itu. Tidak ada kenangan manis saat itu. Sikap cuek, dingin dan tidak pernang menganggap dirinya selalu di tampilkan oleh namja itu. Dia tidak ingin pelariannya itu tidak membuahkan hasil.

Ceklek’

Di bukanya pintu apartermennya itu. Dia berjalan dengan sesekali membuang nafasnya berat.

“Kau sudah pulang?” Rin Hee mengalihkan pandangannya ke arah namja yang saat ini membawa segelas cangkir. Dan dengan seketika raut wajah yeoja itu, tersenyum.

Rin Hee berjalan ke arah namja itu. Dengan wajah yang sedikit kesal Rin Hee mengalungkan tangannya ke leher namja itu.

Min Hyuk, namja itu hanya tersenyum dengan tingkah tunangannya itu. Di letakkannya cangkir itu pada meja yang tak jauh dari mereka. Di peluknya pinggang Rin Hee. Dan yahh membuat jarak wajah mereka sangatlah dekat.

“Kau jahat !” Kesal Rin Hee pada namja yang sudah menjadi tunanganya itu. Namja yang selama ini menjadi tiang penyanggah selama dia dalam keterpurukan JongHyun.

Min Hyuk, namja yang sangat dia percaya 100% untuk menjadi penjaga dirinya. Namja yang bahkan telah membuat dirinya merelakan selaganya. Mungkin di hati Rin hee dia memang belum sepenuhnya melupakan cintanya untuk JongHyun. Tapi dia percaya pada Min Hyuk ketimbang JongHyun.

Tapi, dia mulai kembali berpikir setelah kedatang JongHyun dalam hidupnya lagi.

“Aku jahat? Memangnya aku melakukan apa?” Tanya Min Hyuk seakan bingn dnegan pernyataan Rin Hee.

“Kenapa kau hanya diam saat namja itu membawa kau pergi? Seharusnya kau mencegahnya dan menarikku untuk tidak ikut degannya,” Jelas Rin Hee.

“Mungkin kalian memang butuh bicara berdua,” Ujar MinHyun santai dan ya pasti itu membuat Rin Hee sedikit kecewa.

“Tapi….”

Rin Hee memberhentikan ucapannya. Bibir ini, bibir yang saat ini menyentuh bibir miliknya. Ciuman yang sangat berbeda. Begitupun detak jantung yang berbeda. Ciuman MinHyuk lebih pada perasaan. Tidak seperti ciuman JongHyun yang seperti nafsu namun terasa mengungkapkan kerinduan.

Seperti dilakukan JongHyun, saat ini MinHyuk mulai menurunkan kepalanya ke leher Rin Hee. Namun bedanya Rin Hee tidak menolak seperti saat JongHyun melakukan hal ini. Ya, dia sangat percaya dengan MinHyuk dan ragu kepada JongHyun. Entah apa yang memmbuatnya memiliki perbandinagan sendiri terhadap dua namja yang saat ini dalam pikirannya.

Rin Hee membuka matanya saat MinHyuk memberhentikan aksinya itu. Di tatapnya MinHyuk bingung, karena tidak biasanya MinHyuk seperti ini.

“Sepertinya namja itu juga memberikan tanda kepemilikan atas dirimu,” Ujar MinHyuk.

Sedangkan Rin Hee mengkerutkan keningnya,bingung.

“Maksudmu?”

“Kau lihat saja di cermin,” Suruh MinHyuk pada Rin Hee.

Rin Hee yang penasaran dengan apa yang dimaksud Min Hyuk, berjalan ke arah cermin yang berada di ruangan itu. Di singkirkan beberapa helai rambut yang menutupi leher jenjangnya itu.

“Apa ini?!” Panik Rin Hee setelah melihat sebuha’kissmark’ yang ada di lehernya.

Min Hyuk menghampiri Rin Hee. Namja itu memeluk tubuh Rin Hee dari belakang dan memberikan kehangatan tersendirin untuk keduanya.

“Itu kissmark. Dan itu bukan aku yang membuatnya. Memangnya apa saja yang kalian lakukan? Kenapa sampai ada kissmark di lehermu?” Tanya MinHyuk.

“Aku tidak melakukan apapun dengannya. Dia yang melakukan ini semua, “ Ujar Rin Hee.

“Aku memepercayaimu dari apapun, sayang,” Ujar MinHyuk tersenyum.

“Gomawo,” Jawab Rin Hee dan membalas senyuman Min Hyuk.

………………………………………..

At Seoul Park

JongHyun jalan dengan keseimbangan yang minim. Di tangannya ada sebuah botol soju. Namja itu meracau tak jelas. Dia sungguh tak ingin melepaskan yeoja itu lagi. Dia sudah menemukan gadisnya dan tak mungkin dia melepaskannya begitu saja.

“Rin Hee-ya.. Rin Hee-ya..” Nama itulah yang selalu dia ucapkan.

Pandangan mata namja itu semakin lama semakin buram. Namun hal itu benar-benar tidak di pedulikan olehnya. Bahkan dia tetap meneguk minuman berakohol itu.

“Oppa..” Teriak seorang yeoja saat melihat tubuh JongHyun jatuh ke jalan.

Dengan cepat yeoja itu menghampiri tubuh JongHyun. Di tatapnya sendu wajah itu. Miris dan terselubung rasa kasihan melihat kondisi JongHyun saat ini.

“Kenapa kau menjadi seperti ini oppa,” Lirih yeoja itu.

…………………………………..

At Apartment PJ

Matahari sudah mulai menampakkan dirinya. Memberika pencahayaan ke beberapa bagian bumi. Menandakan bermualai aktivitas yang akan di mulai hari ini.

JongHyun, namja itu mengerjapkan matanya mencoba membiaskan cahaya matahari yang masuk ke retina matanya.

“Kau sudah bangun oppa?” Suara ini, suara yang cukup dia kenal. Walaupun hanya sesaat namun dia cukup mengenal suara itu.

JongHyun mencoba mendudukkan dirinya pada headboard kasur. Di pandangi yeoja yang saat ini duduk di sebelah kasur. Cantik. Ya, mungkin itulah yang dia pikirkan saat melihat yeoja yang di hadapannya.

“Kenapa aku bisa di sini?” Tanya JongHyun.

“Sepertinya kau semalam mabuk berat, lalu kau tidak sadarkan diri,” Jelas yeoja itu.

“Bagaimana bisa kau yang menemukanku?” tanya JongHyun.

“Aku tidak sengaja melihatmu, lalu aku ikuti dirimu. Aku khawatir dengan keadaanmu seperti itu. Dan ya, kau tak sadarkan diri,”

“Terima kasih,” Ujar JongHyun.

“Tidak perlu sungkan oppa,” Ujar gadis itu tersenyum.

JongHyun  kembali berpikir. Kenapa dia tidak bisa mencintai gadis di hadapannya? Kenapa yeoja itu dengan tabahnya menerima pembatalan pertunangan mereka. JongHyun tahu, jika yeoja itu juga mencintainya.

Park Jae Min, yeoja yang sempat ingin menjadi tunangan JongHyun. Yeoja yang semalam telah menolong JongHyun.

“Mianhae Jae Min-ah,” JongHyun, namja itu menundukkan kepalanya.

“Untuk apa?”

“Semuanya. Aku telah menyakiti hatimu dan bahkan mempermalukan keluargamu. Aku dengan tidak bertanggung jawab tidak datang ke pertunangan kita, bahkan aku tidak memberikan penjelasan apapun tentang pembatalan acara itu,”

“Semuanya telah terjadi, jangan di sesali. Mungkin di balik pembatalan itu ada sebuah hikmah. Hmmm bagaimana perjuangan cintamu oppa?” Tanya Jae Min sedikit gugup. Pertanyaan bodoh yang bisa saja membuat hatinya sakit. Ya, dia tahu kenapa saat itu JongHyun membatalkan pertunangan mereka.

“Rumit. Aku sudah menemukannya. Namun dia sangat berbeda, sepertinya dia telah melupakan perasaannya kepadaku. Aku tahu dia telah bertunangan, walaupun aku belum pernah bertemu dengan tunangannya itu secara langsung. Aku ingin mendapatkanya kembali, dia hidupku. Aku ingin dia di sisiku seperti dulu. Tapi, apa semua keinginkanku atas dirinya bisa tercapai?”

Jae Min hanya tersenyum mendengar apa saja yang di ceritakan oleh JongHyun. Mungkin dia memang tidak bisa mendapatkan namja itu menjadi miliknya. Namun bisa saja mereka bersahabat, bukan?

“Apa kau punya rencana untuk mendapatkannya kembali?” Tanya Jae Min.

“Belum, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku takut jika dia tidak bisa kembali padaku,”

“Tapi, apa kau yakin dengan perasaan yeoja itu yang masih mencintaimu?” Tanya Jae Min. JongHyun menatap Jae Min. Hal itu, hal itulah yang membuatnya bingung.

“Tidak, aku tidak yakin. Walaupun tatapan matanya masih sama seperti dulu kepadaku. Itu semua tidak dapat membuatnya tetap memiliki perasaan yang sama,”

Jae Min menggenggam tangan JongHyun. Di tatapnya namja itu seakan memberi kekuatan dan memberikan sebuah kepercayaan diri.

“Jadilah dirimu sendiri. Jangan memakai topengmu seperti dulu atau kau akan merasakan sakit itu lagi. Berikan dia keyakinan atas perasaanmu,”

Jong Hyun menatap mata Jae Min. Gadis itu seakan memberikan semangat tersendiri untuk JongHyun.

“Jika dia tetap menolak?”

“Percayalah takdir kebahagian untukmu. Walaupun bukan dengan dirinya, takdir kebahagian akan membawamu kepada orang yang akan membuatmu bahagia dan bahkan kau akan merasakan kesempurnaan hidup,”

“Benarkah? Jika itu memang benar, siapa?” Tanya JongHyun

“Hmmm, bisa saja.. aku,” JongHyun menatap Jae Min.

“Aishh kau tidak perlu menatapku serpeti itu, aku hanya bercanda,” Ujar Jae Min.

Jaemi melepaskan genggaman tangan pada JongHyun. Yeoja itu keluar dari kamar. JongHyun hanya dapat menatap punggung Jae Min. Dia tahu, jika gadis itu pasti sedih mendegar semua curhatan darinya.

“Mianhae,”

…………………………………..

At Apartment Hee-Hyuk

“Oppa,” Panggil Rin Hee setelah memasuki apartermentnya. Min Hyuk yang saat ini sedang membaca sebuah majalah mengalihkan pandangannya ke arah Rin Hee. Terlihat yeoja itu membawa sebuah amplop di tangannya.

Rin Hee duduk di sebelah Min Hyuk. Min Hyuk melihat raut wajah Rin Hee.

“Kau kenapa?” Tanya Min Hyuk.

“Aku dari rumah sakit,” Jawab Rin Hee.

“Lalu?”

“Ige,” Rin Hee menyodorkan amplop yang sedari tadi dia genggam. MinHyuk menerima surat itu.

Amplop yang berisikan surat itu mulai di baca oleh MinHyuk. Di tatapnya Rin Hee dengan lembut.

Di berikan sebuah senyuman untuk Rin Hee. “Kita menikah seminggu dari sekarang,” Ujar Min Hyuk.

Setelah membaca surat dari rumah sakit, Min Hyuk memang harus melakukan ini. Jika tidak, mungkin Rin Hee akan melakukan sebuah hal gila.

“Tapi..”

“Apa kau tidak percaya padaku? Jika memang iya, kenapa? Kau masih mencintainya?” Min Hyuk menghentikan ucapan Rin Hee dengan pertanyaan yang benar-benar tidak di sangka oleh yeoja itu.

“Bukan, tapi..”

“Jujurlah padaku Rin Hee-ya,” Pinta MinHyuk. Walaupun dia tahu jawaban apa yang akan di berikan oleh Rin Hee. Dan apapun jawaban dari Rin Hee, dia tetap akan menikahi Rin Hee dan memang itu adalah tanggung jawabnya.

Rin Hee menundukkan kepalanya. Air matanya kembali terjatuh dari matanya. Dia malu dengan Min Hyuk. Dia sungguh tidak tahu diri dengan perjuang Min Hyuk yang telah diberikan untuknya.

“Apapun jawabanmu aku akan tetap menikahimu, karena itu adalah tanggung jawabku. Kita melakukan ini karena kita saling percaya, bukan? Kau percaya padaku, dan aku percaya padamu. Jadi, apapun yang terjadi aku tetap menikahimu,” Jelas Min Hyuk menatap Rin Hee.

Yeoja itu terdiam atas penuturan dari Min Hyuk. “Aku memanglah sangat percaya padamu,oppa. Tapi, aku merasa jika aku mengkhianati kepercayaanmu itu. Bahkan aku masih..”

“Mencintainya? Ya, aku tahu itu. Apa kau tahu? Setelah kau memilih pergi darinya dan kau memilihku, aku mengambil keputusan. Keputusan bahwa kau adalah tanggung jawab dalam hidupku. Apapun perasaanmu, aku mencintaimu. Apapun pemikiranmu, tetaplah berpikir aku selalu ada untukmu,”

Rin Hee semakin menangis dengan ucapan tulus Min Hyuk. Dia menatap wajah Min Hyuk. Di tatapnya lekat mata Min Hyuk.

“Terima kasih oppa. Aku mohon kau tetap memepercayaiku dan aku mohon bantu aku terus untuk melupakan namja itu,”

Min Hyuk tersenyum. Di ciumnya kening Rin Hee.

“Berjanjilah padaku..” Ujar Min Hyuk.

“Apa?” Tanya Rin Hee.

“Jaga janin dalam kandungan ini untukku. Kau adalah ibu dari janin ini dan aku adalah ayah dari janin ini,” Ujar Min Hyuk sembari mengelus perut Rin Hee yang masih rata.

Ya, Rin Hee hamil. Dan tentu saja itu adalah anak dari hubungan mereka, Rin Hee dan Min Hyuk. Kehidupan di Amerika. Ya, mungkin mereka terbawa dalam pergaulan disana. Selama pelarian Rin Hee dari JongHyun, Rin Hee dan Min Hyuk memang tinggal di sana. Atau mungkin hal itu terjadi karena sebuah perasaan dalam diri yang membuat mereka melakukan hal itu.

“Aku berjanji,” Ujar Rin Hee tersenyum. Dia benar-benar tidak menyangka menjadi tunangan namja seperti Min Hyuk.

………………………………………….

At Star Cafe

“Bogoshippo,” JongHyun langsung saja memeluk tubuh Rin Hee erat. Dia sungguh senang saat Rin Hee menghubunginya dan ingin bertemu dengannya.

“Lepaskan,” Rin Hee sedikit mendorong tubuh JongHyun. Membuat pelukan itu terlepas. JongHyun hanya diam dengan apa yang baru saja terjadi.

Rin Hee dia duduk tepat di depan bangku JongHyun. “Duduklah oppa,” JongHyun tersadar akan panggilan Rin Hee barusan. Oppa? Sepertinya dia tidak salah dengar.

Dengan cepat dia duduk di hadapan Rin Hee. Dengan senyum manis yang bahkan jarang Rin Hee lihat. Dan hal itu dapat membuat Rin Hee seakan terpesona kembali dengan senyuman itu.

“Aku ke sini untuk meluruskan semuanya. Meluruskan dan harus bagaimana hubungan ini terjadi kedepannya,” Jelas Rin Hee.

“Apa kau ingin kembali padaku? Itu memang adalah jalan yang terbaik untuk kita,” Ujar JongHyun tersenyum. Sedangkan Rin Hee? Dia menghela nafasnya berat dan juga dia sungguh tidak ingin menyakiti namja ini.

Walaupun hati, pikiran bahkan dirinya sudah yakin dan sudah memutuskan Min Hyuk yang menjadi pilihannya. Tapi dia merasa jika ini sangat menyakitkan untuk namja JongHyun.

“Ini,” Rin Hee memberikan amplop kepada JongHyun.

“Apa ini?” Tanya JongHyun.

“Buka saja dan bacalah. Mungkin kau akan mengetahui semuanya,” Ujar Rin Hee.

Dengan perlahan JongHyapun membuka amplop itu dan mulai membaca setiap kaliamat yang tercetak itu.

“Kau..” JongHyun, namja itu seakan kelu pada bibirnya. Dia sungguh tidak dapat berkata-kata dengan semua ini.

“Ne, aku hamil. Lebih tepatnya aku sudah hamil dengan usia kandunganku satu bulan. Dan jalan ini yang aku pilih. Aku akan menikah dengan Min Hyuk,tunanganku,”

“Tapi selama ini kau tak memberiku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita. Bagaimana bisa ini semua terjadi,” Cecar JongHyun. Dia tidak percaya, sangat sangat tidak percaya dengan ini semua.

“Selama dalam pelarianku darimu, aku pergi ke Amerika dengan Min Hyuk. Selama di Amerika dia selalu menjadi tiang penyanggah dalam hidupku karena dirimu. Dia selalu memberikan semuanya yang tak di berikan olehmu. Kehidupan di Amerika yang begitu bebas dan juga perasaan aku dan dirinya yang terasa di ombang-ambing membuat diriku dan dirinya tak sadar selalu melakukan hal ‘itu’,” Jelas Rin Hee.

“Mwo? Kau melakukan itu? Melakukan hal ‘itu’ tanpa dasar cinta?” Kaget JongHyun.

“Mungkin, dan dapat dikatakan sebagai pelampiasan. Dan bahkan sampai di Korea, hal itu tetap terjadi. Dan setalah aku lihat, aku dan Min Hyuk memang saling membutuhkan. Dia memang mencintaiku,”

“Dan kau mencintaiku,bukan?” JongHyun menggenggam tangan Rin Hee. Dalam pikirannya saat ini adalah mendapatkan yeoja itu kembali dan tidak memikirkan masalah yang saat ini terjadi.

“Ya, dulu. Dari setiap harinya aku selalu bersama Min Hyuk, membuat hatiku terbuka atas kehadirannya. Walaupun masih ada sedikit perasaan cintaku padamu, namun itu tak sebanding dengan pengorbanan Min Hyuk padaku. Bahkan sekarang dia telah menjadi ayah dari anak yang aku kandung saat ini,”

JongHyun, namja itu lemas seketika. Pertanyaan yang berkecamuk menghantuinya.

“Ini,” Rin Hee memberikan sepucuk surat undangan pernikahan dirinya dan Min Hyuk. JongHyun menatap Rin Hee. Hatinya semakin sakit.

“Aku mohon lupakan aku. Aku yakin, dirimu akan mendapatkan yeoja yang lebih baik dariku. Kau adalah namja yang baik oppa. Dan satu hal yang harus kau tahu tentang cinta, hargai dia seperti kau menghargai dirimu sendiri. Jika tidak, mungkin kau akan merasakan sebuah penyesalan atau bahkan balasaan yang entah itu kapan datangnya. Berbahagialah oppa,”

Rin Hee menundukkan kepalanya, memberikan sedikit salam selamat tinggal untuk JongHyun.

JongHyun, namja itu meremas surat undangan pernikahan itu. Mata namja itu terlihat kosong. Hatinya sakit dengan kenyataan gila ini.

……………………………..

At Apartment Jae Min

 

Tok’

 

Tok’

 

JongHyun memukul dengan keras pintu apartment Jae Min. Namja itu tidak mabuk, namun hanya penampilannya yang terlihat berantakan. Wajahnya juga terlihat tidak seperti biasanya. Matanya bengkak.

“Oppa,” Kaget Jae Min setelah melihat JongHyun namja itu terlihat sungguh miris.

“Bolehkah aku masuk?” Tanya JongHyun kepada Jae Min. Gadis itu hanya menganggukan kepalanya.

JongHyun dan Jae Min duduk di sofa ruang tamu apartment Jae Min. Sudah hampir sepuluh menit tidak ada pembicaraan di antara mereka.

“Kau ada masalah?” Tanya Jae Min memecahkan keheningan.

“Dia pergi,” Ujar JongHyun.

“Dia lebih memilih namja yang telah menjadi pelindungannya selama dia pergi dariku. Dan dia akan menikah,” Miris, nada yang di ucapkan JongHyun begitu lirih di hati Jae Min.

“Aku.. Aku tidak tahu apa yang aku harus aku lakukan setelah ini. Semuanya terlihat gelap dan sunyi. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia benar-benar meninggalkanku. Sakit.. ini terlalu sakit.. Hukuman ini terlalu berat,” JongHyun meremas dadanya. Air matanya keluar dnegan deras.

Jae Min dengan cepat memeluk namja itu. Memberikan ketenangan pada JongHyun. Dia pun ikut menangis. Namja yang di cintainya seakan tersiksa karena seorang yeoja. Sednagkan dia, dia terluka karena namja itu.

“Kenapa harus seperti ini? Kenapa dulu aku menyia-nyikan dirinya? Kenapa? Kenapa dia memilih pergi? Aku mencintainya,” JongHyun semakin mengeratkan pelukannya pada Jae Min.

“Aku lelah selama ini mencarinya, namun aku yakin dia akan kembali lagi padaku. Tapi.. kenapa di saat aku menemukannya, dia telah berbeda. Aku mengingkan dirinya? Apa yang harus aku lakukan ?!”

Jae Min dengan setia tetap memeluk JongHyun, memberikan kenyamanan dan kehangatan untuk namja itu.  Walaupun dia juga merasakan sakit sama seperti JongHyun. Namun dia tetap mencoba tegar.

………………………

Dengan posisi JongHyun tertidur dengan kepalanya di tidurkan di paha Jae Min. Gadis itu sedari tadi hanya mengelus kepala JongHyun. Namja itu sepertinya sangat lelah setelah menangis semalaman.

“Aku harap, kau menemukan gadis yang pantas untukumu. Berikan dia kebahagian padanya seperti kau membahagiakan dirimu sendiri. Kau adalah namja yang membuat sebagian hati wanita mencintaimu tanpa harus kau melakukan hal romantis ataupun tindakan-tindakan manis,”

“Perjalanan indah tidak selalu berjalan mulus. Seperti aku yang tetap mencintaimu walaupun kau tak pernah melirikku jika aku benar-benar mencintaimu. Perjalanan cinta kita rumit, bukan? Aku selalu memeberi nasihat tentang kehidupan dan cinta padamu. Tapi, sejujurnya.. aku tidaklah sekuat yang kau kira. Aku lemah dan tak sanggup jika meliatmu menangisinya,”

“Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku, walaupun cintaku pebuh dengan rasa sakit. Aku lebih memilih seperti ini, menjadi seorang yeoja yang terlihat kuat namun rapuh. Aku sangat mencintaimu,”

Jae Min terus saja mengutarakan perasannya. Di lihatnya Jonghyun yang masih menutupkan matanya. Dengan perlahan dia mengangkat kepala JongHyun. Dan satu tangannya mengambil bantal dekat sofa di sampingnya. Di taruhnya kepala JongHyun dengan hati-hati

Dia berjalan ke arah kamarnya.Mungkin dengan berendam sebentar di bath up membuat pikirannya sedikit lebih baik.

……………………………

“Gwaenchana?” Tanya Jae Min setelah melihat JongHyun terduduk dan terisak.

“Oppa,” Panggil Jae Min.

Jae Min terdiam saat JongHyun menarik tubuhnya kedalam pelukannya. Dia tidak menyangka jika JongHyun memeluknya, walaupun dalam situasi seperti ini.

“Mianhae.. Jeongmal Mianhae Jae Min-ah..” Ucap JongHyun.

“Kau kenapa oppa?” Tanya Jae Min.

“Aku benar-benar jahat padamu. Aku tidak mau semuanya terulang lagi. Aku tidak ingin rasa sakit itu datang lagi. Aku mohon.. ajari aku untuk mencintaimu,” Jae Min terdiam. Dia sungguh bingung apa yang harus dia katakan.

“Ajari aku semuanya. Ajari aku mencintaimu, ajari aku agar lebih mengenalmu. Aku mohon,” Ujar JongHyun melepaskan pelukannya.

Di pegangnya wajah Jae Min. Di hapusnya air mata yang mengalir di wajahnya itu.

“Aku mendengar semua yang kau katakan tadi. Mendengar semua curhan hatimu saat aku tertidur tadi. Mianhae,” Jelas JongHyun.

“Tapi…”

“Aku mohon. Kau yang membuat diriku nyaman saat aku dekat denganmu. Kau yang membuat diriku menjadi lebih terbuka. Kau yang membuat diriku nertahan sampai sekarang, ” Pinta JongHyun.

“Aku hanya ingin bersamamu,” Jelas JongHyun lagi. Kini dia dekatkan wajah Jae Min. Di kecupnya singkat bibir merah gadis itu.

“Kau mau kan?” Tanya JongHyun.

“Aku akan mencoba mempercayaimu. Dan aku mohon kau jangan mendustaiku oppa,” Jelas Jae Min tersenyum dan begitupun Jong Hyun.

“Gomawo, jeongmal gomawo,” Ujar JongHyun dan langsung memeluk Jae Min.

………………………………………

Takdir?
Cinta?
Karier?

Bahkan semua jalan kehidupan manusia memang tidak ada yang tahu.

 

Kebahagaian yang di mulai dari cinta, lalu rasa sakit, penyesalan, cinta lagi, lalu tumbulah kebahagian lagi.

 

Ada waktunya kita selalu sakit..
Ada kalanya pula, kita bahagia…

_THE END_

 

 

Okey?

Aneh??

Heheheh ,,,,

Di mohon RCL nya…

(FF) I Should With You

i should with you copy

 

Tittle : I Should With You

 

Author : JaemiJhe

 

Fb : Nur Ziannida

 

Main Cast :

Kim JongHyun (JR), NUEST

 

Choi Rin Hee

 

Hwang Min Hyun,NUEST

 

Genre : romance , sad, hurt

 

Rating : 15+

 

Lenght : OneShoot

 

Note: Annyeong !!.. Ini adalah fanfictionku dnegan bermain cast member NUEST. Mohon sarannya. 

 

Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!

 

Recomendation Song :

 

SUJU – Storm

SUJU –  My only Girl.

 

Summary :

Parasit pengganggu yang aku butuhkan hanya dirimu.

Aku tidak ingin parasit penggangguku pergi.

 

_Kim JongHyun_

 

 

Bodoh?

Tidak tahu malu?

Itu memang diriku.

Tapi aku dapat berubah jika kau tidak berubah..

_Choi Rin Hee_

 

 

 

 

————————————-HAPPY READING—————————

 

 

-Choi Rin Hee Pov-

 

Aku tatap genggaman tangan ini. Jemari ku dengan jemari tangannya di satukan memberikan kehangatan tersendiri untuk diriku. Senang?? Tentu saja.

 

“Ada apa??” JR, namja dengan nama asli Kim JongHyun itu menatapku. Tatapan yang bahkan tak dapat aku artikan. Tatapan yang hanya dapat membuatku nyaman berada di samping dirinya.

 

“Tidak ada,” Jawabku berbohong dan menatap lurus kedepan melanjutkan perjalan kami. Ya, aku berbohong jika tidak ada yang aku pikirkan. Selalu berada di sampingnya membuatku selalu membayangkan hal-hal yang bahkan membuatku tersenyum.

 

“Oppa,” Panggilku manja dan menggelayut pada lengannya.

 

“Apa??” Tanyanya.

 

“Aku ingin kau membelikanku boneka beruang  besar yang berwarna merah muda itu,” Tunjukku pada sebuah toko boneka yang berada di seberang jalan. Etalase kaca yang menampilkan beberapa boneka yang menarik perhatianku.

 

“Tapi..”

 

“Jebal.. Aku sangat ingin memilikinya,” Ujarku semakin manja dan mengerucutkan bibirku.

 

“Tapi tidak bisa untuk saat ini. Bukankah kau tahu kita sedang mengejar waktu untuk menemui kedua orangtua ku??”

 

“Aku yakin, mereka pasti mengerti keterlambatan kita. Lagi pula kita sudah mengatakan pada kedua orangtuamu bahwa kita akan datang terlambat karena mobilmu kehabisan bahan bakar dan membuat kita harus berjalan kaki. Aku hanya memintamu untuk membelikan boneka itu,” Ujarku dan melepaskan genggaman kami.

 

“Aku akan membelinya sendiri,” Kesalku, Aku berjalan dengan cepat tanpa memperdulikan dirinya. 

 

Ya, aku memang gadis manja. Dengan berbagai macam permintaan dariku yang harus di turuti dan sangat tidak suka jika permintaanku tidak dituruti.

 

Dengan langkah besar aku berjalan menghampiri toko boneka itu. Aishh, dia selalu seperti itu, tidak pernah memenuhi permintaan ku.

 

Apa menurut kalian aku adalah kekasihnya? Bukan, Aku bukan kekasihnya. Apa aku adalah adiknya? Tidak, bahkan kami tidak ada ikatan darah. Teman? Bahkan aku sangat yakin, dia sama sekali tidak menganggapku seperti itu. Lalu apa hubunganku sebenarnya dengan dirinya? Mungkin dapat dikatakan hubunganku dengan dirinya adalah dua orang saling mengenal.

 

Bingung? Baiklah aku akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Aku, Cho Rin Hee adalah yeoja yang sangat tergila-gila pada namja Kim JongHyun atau lebih di kenal JR. Aku mencintainya? Tentu saja. Aku akan mendapatkan yang aku inginkan, apapun itu. Walaupun aku tahu, dia sangatlah tidak suka dengan kehadiranku yang selalu berada di sekitarnya.

 

“AWASS !!”

 

Bugh’

 

“Aww” Ringis ku. Bagiamana tidak, tubuhku terjatuh begitu saja di pinggir jalan.

 

“Gwaenchana?” Aku mengadahkan kepalaku menatap namja yang kini mengulurkan tangan untukku. Aku gapai tangan itu dan membantu diriku untuk berdiri kembali.

 

“Kau baik-baik saja? Apa kau tidak melihat traffic light berwarna merah untuk pejalan kaki? Untung saja aku dengan cepat menarikmu,” Ujar namja yang berada di hadapanku, tampan.

 

“Aku..”

 

“Lain kali kau harus lebih hati-hati. Maaf, karena aku terlalu kuat menarikmu dan membuatmu terjatuh. Tapi kau sungguh tidak apa-apa?” Tanya namja itu lagi. Aku tersenyum melihat wajahnya. Sungguh manis, dan teduh.

 

“Aku tidak apa-apa, kau tidak perlu khawatir,” Ucapku padanya.

 

“Baiklah. Hm, apa yang sebenarnya kau pikirkan, sampai kau tidak menyadari warna pada traffic light itu?”

 

“Aku hanya ingin ke toko boneka itu. Aku hanya ingin membeli boneka beruang berwarna merah muda itu. Tadinya aku ingin minta ditemani oleh seseorang untuk membeli boneka itu, karena dia tidak mau, aku berjalan sendiri untuk membelinya. Karena masalah itu aku tidak memperhatikan jalan,” Ujarku.

 

“Hm, Bagaimana kita ke toko itu bersama? Aku ingin membeli beberapa boneka dan mainan untuk sebuah panti asuhan,” Ajaknya padaku. Dengan senyum mengembang, aku menganggukan kepalaku menyetujui ajakannya.

 

“Kajja,” Ajaknya lagi padaku setelah melihat traffic light berubah warna menjadi hijau.

 

“Kyaa, Aku sedari menunggumu. Ternyata kau sama sekali belum membeli boneka aneh itu. Baiklah, aku akan pergi lebih dulu. Kau menyusul saja,” Aku dan namja yang berada di sampingku memberhentikan langkah setelah mendengar suara namja yang sangat aku kenal.

 

Aku menundukkan kepalaku,takut. Bahkan tatapannya sekarang sangat menusuk dan acuh. JongHyun, namja itu selalu membuatku selalu ingin tersenyum karena aku senang berada di dekatku, menimbulkan anganku sendiri tentang dirinya. Dan selalu membuatku sedih dan sakit jika berada di dekatnya, karena ketidak senangan dia saat di dekatku.

 

“Tap..”

 

Belum sempat aku selesaikan kalimatku, dia pergi begitu saja. Kenapa sulit sekali mendapatkan hati dan dirinya untuk aku miliki?

 

“Bagaimana?  Apa kita jadi ke toko boneka itu?” Tanya namja yang menolongku itu.

 

“Ne,” Ujarku mencoba tersenyum pada namja yang ada di hadapanku. Namja yang belum aku kenal.

 

………………………………………..

 

 

-Choi Rin Hee Pov-

 

Aku berjalan dengan riang memasuki halaman keluarga Kim, memeluk boneka beruang merah muda yang sudah aku dapatkan. Hatiku sudah lebih tenang karena namja itu. Namja yang telah menyelamatkanku karena tidak memperhatikan jalan. Namja yang bernama Hwang Min Hyun, namja yang dapat membuatku terbuka. Terbuka dalam arti, aku dapat menceritakan segala masalahku pada dirinya. Namja yang baik, namja yang menurutku sangatlah pengertian. Bahkan aku dan dirinya saling bertukar nomer telfon.

 

“Annyeong haseyo ahjumma,” Sapaku pada wanita paruh baya. Wanita ini adalah salah satu pelayang yang berada di kediaman ini.

 

“Annyeong, Kau sudah di tunggu oleh Tuan dan Nyonya,” Ujarnya.

 

“Ne, arrasheo,”

 

Aku berjalan menuju ruang tengah keluarga ini. Desain rumah yang sellau aku suka, klasik modern.

 

Aku memberhentikan langkahku melihat pemandangan yang berada di depanku. JongHyun oppa tertawa bahagia bersama seorang yeoja? Siapa yeoja  itu? Aku tidak pernah melihatnya.

 

“Rin Hee-ya, kau sudah datang,” Aku membalikan badanku melihat Nyonya Kim sudah ada di belakangku dengan senyum manis dan pesona nya yang sangat tenang.

 

“Ne eommonim,” Ujarku menundukkan sedikit tubuhku memberi hormat kepada Nyonya Kim yang sudah aku anggap sebagai pengganti eommaku.

 

Pengganti eommaku? Ya, Eommaku sudah lama meninggal karena penyakit jantung yang dia derita. Sejak umur lima tahun, aku di rawat oleh Appa ku, atau lebih tepatnya beberapa baby sister dan pelayan rumah. Appa-ku yang sibuk dan membuatku merasa kesepian. Appa-ku hanya memberiku materi yang berlimpah, membuatku menjadi manja dan tidak mengenal kata ‘susah’.

 

Hingga aku bertemu dengan JongHyun di hari pertamaku sekolah di Korean International High School. Dia namja yang membuatku mengenal kata ‘susah’. Namja yang bekerja keras memenuhi kemauannya sendiri. Namja yang dapat dikatakan namja mandiri, tidak bergantung pada kekayaan orang tua.

 

Aku dan dirinya tinggal satu atap. Atau lebih tepatnya tinggal dalam satu apartertment. Bagaimana bisa aku yeoja yang bahkan selalu di hindarinya dapat tinggal dalam satu aparterment miliknya ? Sudah aku katakan, jika aku akan melakukan apapun agar aku mendapatkan apa yang aku inginkan, sekalipun dengan uang. Ya, aku mengancam dirinya akan dipecat di tempat bekerjanya saat ini dan walaupun dia berhenti bekerja, aku yakini dia tidak akan dapat pekerjaan lagi setelah keluar dari tempat bekerjanya sekarang.

 

JongHyun, namja itu bekerja part time di salah satu cafe milik keluargaku. Walaupun saat itu umurnya masih dapat di bilang pelajar sekolah, akan sulit mendapatkan pekerjaan part time. Dia masuk juga karena jasa dariku. Dan akupun juga bekerja di tempat yang sama dengannya.

 

Namun, sekarang kami sudah tidak dapat di katakan pelajar siswa. Karena kami sudah memasuki semester tiga di Inha Unversity. Mungkin dapat di katakan aku sudah mengejar dirinya sekitar lima tahun, cukup lama.

 

“Apa kau sudah melihatnya? Ada yang ingin eomonim katakan,” Ujar Nyonya Kim yang tak lain aku panggil dengan panggilan eommonim.

 

“Ne,” Entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak saat ini.

 

…………………………………………

 

-Author Pov-

 

Rin Hee dan Nyonya Kim terduduk di bangku taman yang terdapat di halaman kediaman keluarga Kim. Tidak ada perbincangan yang terjadi antara mereka. Nyonya Kim sesekali hanya menarik nafas dan membuang nafasnya berat.

 

“Sebenarnya ada apa? Siapa yeoja itu?” Tanya Rin Hee mencoba memecahkan keheningan yang sejak tadi terukir.

 

“Yeoja itu, yeoja yang secara resmi akan di jodohkan dengan JongHyun dari keluarga kami, keluarga Kim. Yeoja itu bernama Park Jae Min, yeoja yang secara resmi akan di jodohkan dengan JongHyun dari keluarga Park,”

 

Rin Hee, yeoja itu menahan nafas sesaat setelah mendengar apa yang di katakan Nyonya Kim pada nya. Apa semuanya akan berakhir? Penantian selama lima tahun ini apa akan menjadi sia-sia?

 

“Lalu?” Tanya Rin Hee mencoba menenangkan hati dan pikirannya.

 

“Eommonim sengaja menyuruhmu juga ikut datang ke sini. Eommonim ingin memberikan kesempatan untuk dirimu Rin Hee-ya. Jika boleh jujur, eommonim ingin kau yang menjadi sebagian keluarga Kim. Maka dari itu, eommonim ingin memberimu kesempatan,” Nyonya Kim, kini menggenggam kedua tangan Rin Hee, erat. Seakan memberikan kepercayaan atau kekuatan untuk gadis itu.

 

“Maksud eommonim apa? Memberiku kesempatan?”

 

“Eommonim sangat berharap kau berhasil meluluhkan hati JongHyun. Eommonim tidak tahu kapan akan terlaksana pertunangan antara JongHyun dan Jae Min. Maka dari itu, sebelum acara pertunangan di laksanakan eommonim berharap kau berhasil mendapatkan JongHyun,”

 

Rin Hee mengembuskan nafasnya berat. Lima tahun saja, dia belum mendapatkan JongHyun. Dan ini, dia di beri kesempatan untuk mendapatkan JongHyun dalam jangka waktu yang tak dapat di tentukan.

 

“Apa JongHyun oppa tahu tentang ini?”

 

“Dia tahu rencana ini sudah lama. Dia juga tahu, eommonim memberimu kesempatan untuk mendapatkan dirinya. Dan eommonim tahu, jika dia belum memberi tahumu tentang masalah ini,” Ujar Nyonya Kim.

 

Rin Hee memanglah gadis manja. Namun, tanpa di sadari oleh Rin Hee sendiri, bahwa dirinya selalu membawa aura ceria dan bahagia pada keadaan sekitarnya. Nyonya Kim, sangatlah senang dengan sikap Rin Hee yang polos dan tidak di buat-buat.

 

Keduanya memang sangat dekat. Mungkin karena mempunyai beberapa hobi yang sama, seperti selera fashion dalam berbelanja. Dan tanpa di sangka, mereka –Rin Hee dan Nyonya Kim- memiliki banyak kesamaan sebagai wanita.

 

Maka dari itu Nyonya  Kim sangatlah setuju dengan Rin Hee daripada perjodohan yang akan dilaksanakan oleh keluarga Kim.

 

“Apa yang harus aku lakukan eommonim? Lima tahun saja aku belum bisa membuatnya luluh padaku. Dan sekarang? Dalam jangka waktu yang tidak tepat aku harus sudah mendapatkannya. Apa yang harus aku lakukan eommonim?” Jelas sekali kekhawatiran dari raut wajah Rin Hee. Kehilangan namja itu? Apa dia bisa menjalani hidupnya dengan benar? Jika dia gagal,dia bahkan menganggap dirinya adalah orang yang bodoh.

 

“Emmonim sangat yakin kau dapat melakukannya. JongHyun adalah anak eommonim. Emmonim sangat yakin dengan perasaan yang saat ini JongHyun rasakan padamu. Kau hanya perlu bersabar dan berusaha. Kita hanya menunggu waktu yang tepat untuk JongHyun menyadari perasaannya padamu, Bisakah kau melakukan semua ini untuk eommonim? ”

 

“Aku akan berusaha,” Ujar Rin Hee menatap Nyonya Kim. Rin Hee melakukan ini bukan hanya untuk dirinya, namun juga untuk yeoja yang ada di hadapannya saat ini.

 

……………………………………

 

19.15 KST

At Aparterment Rin Hee-JongHyun

 

Setelah keterkejutan yang terjadi di kediaman keluarga Kim pada Rin Hee. Kini yeoja itu hanya terduduk di sofanya. Banyak hal dia pikirkan saat ini. Dia ingin mencoba menyerah, namun ucapan Nyonya Kim terus menerus terngiang dalam pikirannya.

 

Dia sungguh tidak menyangka jika Nyonya Kim sangat menyetujui hubungannya dengan JongHyun.

 

“Kenapa dia belum kembali juga? Apa saja yang mereka lakukan?” Rin Hee melirik jam dinding yang berada di ruangan tv. JongHyun belum juga kembali setelah mengantarkannya pulang. Namja itu setelah mengatarkannya memang harus mengantarkan yeoja yang bernama Jae Min itu. Tapi, sampai saat ini, JongHyun belum juga kembali.

 

Drrrttt..

 

Drrrttt..

 

Rin Hee mengalihkan pandangannya ke arah handphone yang berada di sampingnya. Dilihatnya sebuah nama kontak Min Hyun Oppa yang tertera pada panggilan telfon pada handphonenya saat ini.

 

“Yeobseyo,”

 

“Rin Hee-ya,” Panggil Min Hyun dari seberang telfon.

 

“Ne ini aku oppa. Ada apa?” Tanya Rin Hee.

 

“Apa kau sedang sibuk?” Tanya Min Hyun.

 

“Aku sedang tidak sibuk. Ada apa oppa?”

 

“Aku butuh bantuanmu. Bisakah kau menemaniku?”

 

“Kemana?”

 

“Nanti akan ku beri tahu. Mau kah kau menemaniku?”

 

“Baiklah,” Jawab Rin Hee. Dia berfikir, dia juga butuh refreshing bukan?

 

“Bisakah kau memberi tahu alamat tempat tinggalmu? Aku akan menjemputmu,”

 

“Aku akan mengirimnya lewat pesan padamu oppa,”

 

“Baiklah,”

 

Pip,

 

Sambungan telfonpun terputus. Rin Hee menghembuskan nafasnya. Mungkin dengan bercerita dengan Min Hyun tidak ada salahnya. Bisa saja ada sebuah jalan keluar untuk masalah yang dia  hadapi.

 

…………………………………….

 

“Maaf menunggu lama,” Ujar Rin Hee setelah duduk di kursi penumpang yang tepat di samping Min Hyun.

 

“Anioo, Aku baru saja tiba,” Ujar Min Hyun Tersenyum.

 

“Apa kau ada masalah? Kenapa wajahmu terlihat murung?” Tanya Min Hyun setelah melihat raut wajah Rin Hee.

 

“Tidak apa-apa. Aku akan ceritakan semuanya padamu,” Ujar Rin Hee mencoba tersenyum.

 

“Baiklah, Mungkin kau memang belum siap. Apapun yang terjadi, tetaplah jadi dirimu sendiri. Karena itu yang akan menjadi kunci dari kebahagianmu,” Min Hyun mengusap rambut Rin Hee lembut.

 

“Ne arrasheo oppa. Hm, memang kau ingin memintaku pergi kemana?” Tanya Rin Hee.

 

“Ke sebuah acara pembukaan sebuah restaurant teman Appaku,” Ujar Min Hyun.

 

“Bukankah itu acara penting? Huft, untung saja aku memakai baju yang cukup formal,” Ujar Rin Hee bangga setelah melihat tampilannya.

 

“Bagus jika seperti itu. Berarti aku tidak perlu memeberikanmu baju baru untuk kau kenakan,”

 

“Kyyaa oppa,”

 

………………………………………

 

 

-Choi Rin Hee Pov-

 

Aku masuki aparterment ku. Rasa lelah menjalar di tubuhku. Ternyata pembukaan restaurant teman dari Appanya Min Hyun adalah pembukaan restaurant milik Appaku. Dan bahkan Min Hyun dan Appaku sudah saling kenal.

 

Karena itu aku tidak dapat pulang cepat dan harus menunggu acara itu sampai selesai. Mau tak mau aku baru pulang hampir tengah malam seperti ini. Sebenarnya aku di suruh appa untuk tidak langsung pulang ke aparterment ini, namun aku menolaknya.

 

“Bagaimana kencanmu dengan namja itu?” Suara itu, suara JongHyun. Ternyata dia sudah pulang.

 

“Kau mengagetkanku oppa,” Ujarku mengerecutkan bibirnya. Namja itu masih saja menatap layar LCD Tv yang ada di hadpannya dengan tajam.

 

Aku pun menghampiri dirinya dan duduku tepat di sampingnya.

 

Aku menyeringitkan keningku setelah melihat beberapa botol wine yang tergeletak di meja di hadapanku. Apa dia meminum semua wine-nya? Ada apa dengannya?

 

“Apa kau meminum semua minuman itu?” Tanyaku.

 

“Bukan urusanmu,” Ujarnya ketus. Aku hanya tersnyum kecut dengan sikapnya itu dan menghebuskan nafasku mencoba sabar dengan sikapnya.

 

“Apa kau sudah makan? Jika belum aku akan memasakannya untukmu,” Ujarku padanya. Jujur, sebenarnya aku sangat lelah dan ingin sekali merebahkan tubuhku di kasur. Namun semua aku urungkan, karena aku tahu pasti Jong Hyun belum makan.

 

“Apa kau tidak lelah?” Mwo? Dia bertanya padaku? Apa dia mengkhawatirkan keadaanku saat ini? Dia sungguh pengertian, dan aku sangat senang.

 

“Tidak, Kau tidak perlu khawatir, aku akan tetap memasak untukmu jika kau..”

 

“Bodoh !! Apa kau pikir aku mengkhawatirkan keadaanmu ?” Aku terdiam. Terdiam melihat tatapan menusuknya padaku. Apa maksud perkataannya?

 

“Kau bodoh atau kau memang tidak punya malu? Apa kau tidak lelah menjadi seperti orang bodoh dan tidak punya malu,eoh?”

 

“A..A..Apa maksudmu?” Tanyaku takut. Tatapan namja itu tajam bahkan kata-katanya dapat menusuk perasaaanku. Bodoh? Tidak tahu malu? Apa benar diriku seperti itu? Kenapa sangat menyakitkan.

 

“Bukankah kau sudah tahu jika aku sudah memliki seseorang yang akan di jodohkan olehku. Lalu, kenapa kau masih mengejarku dan bahkan memberikan perhatian yang tidak berarti apa-apa untukku? Kenapa kau tidak pergi setelah mengetahui semuanya?”

 

“Jebal oppa, jangan bicarakan itu lagi.. Hikss.. Sakit..” Aku terisak. Aku tutup kedua kupingku dengan kedua tanganku. Aku tidak ingin mendengar semua perkataan yang menyakitkan hatiku.

 

“Sakit? Bukankah kau tahu itu menyakitkan untukmu? Kenapa kau masih tetap bertahan? KENAPA?!” Teriaknya tepat dihadapanku.

 

“Geumanhae oppa, Jeball…” Ucapku memohon dan menundukkan kepalaku. Aku tidak ingin melihat wajahnya yang menyeramkan itu.

 

“Tidak kah kau berpikir dengan semua yang kau lakukan untuk mengambil perhatianku itu semua hanya sia-sia?”

 

“Ini bukan dirimu oppa? Kau mabuk,” Ujarku.

 

“Aku adalah aku. Dan kau adalah seorang parasit yang mengganggu kehidupanku? Parasit? Sepertinya sangat cocok untukmu,”

 

“OPPA !!!” Teriakku.

 

“Aku mohon berhenti mengucapkan kata-kata itu. Aku membencinya,” Tambahku padanya. Tangisku benar-benar tidak bisa berhenti. Kenapa ucapannya sangat menyakitkan? Kenapa dia mengatakan itu semua.

 

“Aku hanya ingin bebas dari jeratanmu Choi Rin Hee !” Singkat namun sangat menyakitkan. Jeratan? Apa dia seakan di penjara selama di dekatku? Apa seperti itu?

 

Dia berdiri dari duduknya. Berjalan linglung menuju kamarnya. Aku tatap tubuh iitu dalam tangisku. Kenapa harus seperti ini?

 

BRUKK’

 

“OPPA !!” Teriakku saat melihat tubuhnya jatuh begitu saja ke lantai.

 

Aku berlari menghampiri tubuhnya. “Oppa.. Oppaa .. Ireona..” Aku terus menerus menepuk wajahnya agar dia bangun.

 

“Oppaa..” Lirihku melihat wajahnya. Apa kau benar-benar tersiksa atas kehadiranku?

 

…………………………………………….

 

-JongHyun (JR) Pov-

 

Suara alarm yang menggelar dalam kamarku. Aku kerjapkan mataku membiaskan cahaya yang masuk dari sela-sela jendela kamarku. Aku senderkan tubuhku ke headbord tempat tidurku. Kepalaku sangat terasa pusing. Apa karena efek mabuk semalam?

 

Aku berusaha meraih jam waker di meja dekat tempat tidur. Dan mematikan suara yang sangat memekikkan telinga iitu.

 

Aku pandangi ruangan kamarku. Tunggu…  bukankah aku berada di sofa semalam? Lalu kenapa aku bisa berada di kamar sekarang?

 

Aku mencoba memutar otakku. Mencoba mengingat dengan apa yang terjadi tadi malam.

 

Rin Hee ?! Yeoja itu? Ya tuhannn… Aku sudah mengingat semuanya. Semua perkataan yang keluar dari mulutku. Perkataan yang membuatnya mengeluarkan air mata.

 

Aku mencoba turun dari tempat tidurku. Memegang kepala dan sedikit memejitnya yang mungkin dapat menghilangkan rasa pusing dan sakit di kepalaku.

 

Kemana yeoja itu? Biasanya jam seperti ini dia berada di dapur untuk memasakan makanan untukku. Tapi dia tidak ada dapur, Kemana dia? Apa dia benar-benar pergi?

 

“Rin Hee,” Teriakku memanggil namanya. Namun keheningan yang aku dapat.

 

Mataku tertuju pada sebuah secarik kertas yang terdapat di meja makan. Aku buka pesan itu dan membacanya.

 

Pagi oppa,

Aku sudah menyiapkan makanan untukmu sarapan dan aku  juga telah menyiapkan air madu untukmu.

Kau sungguh menyeramkan jika sedang mabuk,oppa. Aku sampai takut.

 

Aku pergi ke kampus lebih dulu karena ada sebuah urusan.

 

Maaf aku tidak membangunkanmu. Aku lihat kau sangat lelah. Dan maaf aku yang menyetting alarm untukmu agar kau tidak telat untuk datang ke kampus. Bukankah kau ada jadwal hari ini?

 

Semangat pagi dan senyum cerah untukmu oppa,

 

By : Cho Rin Hee ^_^

 

Aku menghembuskan nafasku. Terselubung rasa lega di hatiku setelah membaca note kecil darinya. Dia benar-benar kebal dengan apa yang aku katakan semalam.

 

…………………………………………

 

 

11.00 KST

At Inha Unviersity

 

Aku pandangi seluruh penjuru kampus untuk mencari Rin Hee. Apa yeoja itu tidak masuk kuliah? Bukankah dia menulis jika dia akan datang ke kampus? Tapi sedari tadi aku mencarinya, aku tidak melihat dirinya.

 

Sebenarnya eomma hanya ingin bertemu dengannya. Dan menyuruhku untuk membawanya ke rumah. Entahlah, aku saja bingung kenapa Eomma sangat menyukai yeoja aneh seperti Rin Hee.

 

“Chogi..” Panggilku pada seorang yeoja yang aku ketahui adalah teman sekelas Rin Hee.

 

“Ada apa?” Tanyanya.

 

“Apa hari ini Rin Hee masuk ke kelas?”

 

“Rin Hee memang datang tapi dia tidak masuk kelas. Jika tidak salah lihat dia di jemput oleh salah satu namja senior yang pernah kuliah di sini juga,”

 

“Di jemput? Namja?”

 

“Ne, Jika tidak salah namja itu adalah Min Hyun sunbae,”

 

“Min Hyun?”

 

“Ne Min Hyun, Namja yang menjemput Rin Hee. Min Hyun adalah mahasiswa yang tahun kemarin telah wisuda dan dia adalah anak dari pemilik universitas ini,” Ujar yeoja itu.

 

“Apa ada yang ingin kau tanyakan lagi? Aku harus pergi,” Ujar yeoja itu menatapku.

 

“AH, anio. Gomawo sudah memberi tahu,” Ujarku. Dia hanya menganggukan kepalanya dan pergi dari hadapanku.

 

Min Hyun? Siapa namja itu? Setahuku Rin Hee tidak terlalu banyak memiliki teman namja. Bukankah dia selalu berada di sampingku?

 

Aku mengambil handphone yang berada di kantung celana ku untuk menghubungi Rin Hee.

 

“Kau..”

 

“Yeobseyo..” Aku memberhentikan ucapanku setelah mendengar suara seseorang dari seberang telfon. Bukankah aku menelfon Rin Hee? Kenapa suara namja?

 

“Bukankah ini ponsel Rin Hee?” Tanyaku.

 

“Ini memang poselnya. Rin Hee sedang di toilet jadi aku yang mengangkatnya,” Ujar namja itu.

 

Apa dia Min Hyun? Namja yang telah menjemput Rin Hee?

 

“Apa kau Min Hyun?” Tanyaku. Entahlah aku merasa penasaran dengan namja ini. Apa hubungan mereka ? Kenapa Rin Hee rela tidak masuk kelas hanya karena di jemput oleh Min Hyun. Bukankah hanya aku yang dapat membuat Rin Hee merelakan semua yang ada pada dirinya? Kenapa aku merasa tersaingi?

 

“Dari mana kau tahu namaku?” Tanyanya. Aishhh aku harus jawab apa?

 

“A..Aku..”

 

“Oppaa,” Aku mendengar suara Rin Hee dari seberang telfon ini. Sepertinya dia telah kembali dari toilet.

 

“Maaf aku lancang menjawab telfonmu. Ini aku kembalikan,” Min Hyun, namja itu sepertinya cukup merasa bersalah dengan apa yang dia buat.

 

“Gwaenchana,” Jawab Rin Hee. Kenapa dia tidak marah saja kepada namja itu. Bukankah namja itu telah lancang menjawab telfon orang lain? Menyebalkan.

 

“Ada apa JongHyun oppa?” Aku tersadar dari rasa kesalku setelah mendengar suaranya.

 

“Kau berada di mana sekarang?” Tanyaku.

 

“Di rumah Min Hyun oppa. Ada apa?”

 

“Apa? Kau di rumah Min Hyun? Untuk apa?” Tanyaku cepat. Bagaimana bisa dia datang ke rumah seorang namja? Apa mereka hanya berdua disana?

 

“Ada sebuah urusan. Ada apa kau menelfon ku?” Tanyanya lagi. Kenpa hatiku menjadi panas seperti ini?

 

“Eomma ingin bertemu denganmu. Berikan alamat Min Hyun padaku, aku akan menjemputmu,” Ujarku cepat.

 

“Tidak perlu kau menjemputku. Aku akan kesana dengan Min Hyun oppa,”

 

“Tapi..”

 

“Aku tutup telfonnya. Annyeong,”

 

“Kyyaaa!” Aishh yeoja ini kenapa menutup telfonnya tanpa persetujuanku. Kenapa dengan yeoja itu? Ck.

 

Sebenarnya urusan apa yang mereka kerjakan? Kenapa hanya berdua? Aishh apa yang sebenarnya aku fikirkan.

 

…………………………………………..

 

20.00 KST

At Kim Family House

 

-JongHyun Pov-

 

“Kenapa kau belum pulang?” tanya eommaku dan duduk di sampingku. Aku hanya diam tanpa menanggapi pertanyaan darinya. Mood ku hari ini benar-benar buruk.

 

“Kau menunggu Rin Hee? Apa kau tidak di beritahu olehnya?” Aku arahkan pandanganku menatap Eommaku.

 

“Maksud Eomma?” Tanyaku.

 

“Rin Hee tadi sore menelfon Eomma. Dia mengatakan tidak dapat bertemu dengan Eomma hari ini. Dia bilang, dia masih ada urusan dengan temannya. Maka dari itu dia tidak jadi datang. Apa kau tidak tahu?”

 

“Apa? Jadi..”

 

“Jadi.. Sejak tadi kau uring-uringan di sini menunggu Rin Hee yang tak kunjung datang,”

 

“Apa maksud Eomma mengatakan itu? Kenapa terdengar menggelikan,”

 

“Jangan membohongi dirimu sendiri JongHyun-ah. Eomma sangat percaya dengan apa yang kau rasakan,”

 

“Aku tidak mengerti maksud Eomma,” Ujarku berdiri dari tempat dudukku.

 

“Aku pulang,” Ujarku membalikkan badan.

 

“Jangan sampai menyesal sayang,” Lirih Eomma yang masih dapat aku dengar. Apa maksudnya?

 

………………………………………..

 

-Author Pov-

 

 

Rin Hee menatap wajah polos JongHyun,damai. Sudah hampir dua mingggu ini sifat dan sikap Rin Hee berubah-ubah. Terkadang dia seperti Rin Hee seperti biasanya. Rin Hee yang selalu mengejar-ngejar JongHyun. Seperti seorang stalker kepada idolanya. Rin Hee yang manja dan selalu ingin dituruti apa permintaannya.

 

Namun terkadang Rin Hee bukan seperti dirinya. Terkadang dia mencoba menjauh dari JongHyun yang seakan bukan orang yang dia cintai selama ini. Rin hee terkadang bersikap acuh dan tidak seperti dulu dan selalu beranggapan bahwa JongHyun adalah hal pertama yang harus di dulukan dalam hidupnya.

 

Bahkan dia menyadari jika dirinya dalam keadaan seperti itu. Ya, dia menyadari itu semua. Dia dalam kebimbangan. Pergi atau tetep memperjuangkan cintanya pada JongHyun.

 

Menjadi dirinya yang manja dan selalu mengejar JongHyun, berarti dia terus maju dan memperjuangkan cintanya. Namun jika dia bersikap acuh, berarti dia dalam keadaan lelah atau bahkan dia ingin mundur.

 

Mundur dan memilih pergi dari JongHyun. Memilih pergi dan dia akan menerima keputusan dari Tuan Choi yang tak lain Appanya. Mungkin sebuah tawaran yang membuat dirinya tetap kuat. Karena ada seseorang yang akan menjadi sebuah tiang penyanggah untuk dirinya agar dia tidak runtuh saat dia pergi nanti.

 

“Oppa.. Ireona. Aku sudah membuatkanmu sarapan,” Rin Hee mencoba menggoyangkan tubuh Jong Hyun agar namja itu terbangun dari tidurnya.

 

“Oppa.. Ireona, Kita sarapan bersama” Panggil Rin Hee lagi.

 

“Lima menit lagi Rin Hee-ya, aku masih mengantuk,” Ujar Jong Hyun sembari menarik kembali selimut dan menutupi tubuhnya.

 

“Yasudah, aku akan sarapan lebih dulu. Setelah sarapan aku akan pergi dengan Min Hyun oppa. Kau tidurlah kembali,”

 

“Tunggu,” Sergah JongHyun dan langsung menghentikan langkah Rin Hee. Rasa kantuknya langsung hilang setelah mendengar jika Rin Hee akan pergi dengan Min Hyun.

 

“Kita sarapan bersama,” Ujar Jong Hyun.

 

“Oppa..” Lirih Rin Hee. Tatapan yeoja itu menuju sebuah genggaman yang berada di tangannya. Ya, Jong Hyun menggenggam tangannya, lebih dulu. Jantung yeoja itu berdegup kencang. Entahlah senyuman terukir begitu saja dari mulut keduanya.

 

……………………………..

 

Cup’

 

“Aku merindukanmu oppa,” Ujar Rin Hee mengecup pipi JongHyun yang berada di sampingnya. JongHyun yang merasakan sebuah kecupan singkat itu hanya terdiam kaku. Di pegangnya dada dimana letak jantungnya berada. Kenapa jantung namja itu berdegup dengan kencang?

 

“Oppa..” Panggil Rin Hee dan sedikit menggoyangkan tubuh.

 

“Eoh?” Jong Hyun menatap Rin Hee.

 

“Kau kenapa? Aku hanya mencium pipimu sekilas, kenapa kau sampai gugup seperti itu?” Ujar Rin Hee dengan wajah memerah.

 

“Apa…. Kau menyukai ku?” Tebak Rin Hee dengan wajah berbinar.

 

“Apa?”

 

“Sepertinya kau menyukaiku. Buktinya kau tersipu malu bahkan gugup saat aku mencium pipimu. Biasanya kau akan marah padaku. Apa semua kerja kerasku akan ada hasilnya?”

 

“Kau sungguh berisik. Aku tidak mungkin..”

 

“Kau janganlah berbohong padaku. Jika memang kau tidak menyukaiku kenapa kau..”

 

“Neo ! Berhenti bicara,”

 

“Ada apa? Kenapa aku harus berhentu bicara?”

 

“Kau benar-benar membuatku bingung,” Ujar JongHyun menatap Rin Hee.

 

“Naega wae?”

 

“Sudah beberapa hari ini kau bersikap cuek padaku. Dan sekarang kau.. Kau bersikap seakaan kemarin-kemarin kau tidak seperti ini. Ada apa denganmu eoh?” Ucap JongHyun terdengar emosi.

 

“Aishh tidak perlu emosi seperti itu oppa. Aku seperti ini hanya sedang memikirkan pilihan apa yang akan aku ambil,” Ujar Rin Hee santai. Inilah dirinya, terlalu polos.

 

“Pilihan? Pilihan apa?”

 

“Antara kau dan Min Hyun oppa,”

 

………………………………………..

 

-JongHyun Pov-

 

Pertunangan? Bukan dengan Rin Hee namun dengan Jae Min. Jae Min, gadis yang secara resmi di jodohkan oleh keluarga ku. Sejujurnya aku bisa saja membatalkan semuanya, tapi dengan satu syarat.  Aku dapat membatalkan pertunangan itu jika aku telah mencintai seseorang.

 

Tapi sampai sekarang aku belum mencintai siapa pun. Rin Hee? Gadis pengganggu itu. Dia bukanlah gadis yang aku sukai. Dia gadis ceroboh dan selalu saja mengikutiku. Dia bukan gadis yang aku idamkan. Jadi tidak mungkin aku menyukainya.

 

………………………………………………

 

Brakkk’

 

Aku tersentak kaget mendengar suara dentuman pintu aparterment. Rin Hee berjalan cepat ke arahku. Wajahnya memerah dan bahkan air mata sudah mengalir dari kedua matanya.

 

“KENAPA?! KENAPA KAU SEPERTI INI OPPA? WAE?!” Rin Hee menatapku marah. Memang ada apa?

 

“Hei kau kenapa?” Ujarku dan berdiri lalu menatapnya.

 

Srek’

 

Dihempaskannya begitu saja sebuah kertas ke meja di sampingku. Undangan?

 

“KAU JAHAT ! JIKA MEMANG HARI ITU TIBA, KAU DAPAT MENGATAKANNYA PADAKU DAN AKU TIDAK AKAN MERASAKAN SESAKIT INI OPPA !!” Teriaknya lagi.

 

Undangan? Ya, itu adalah undangan pertunanganku dan Jae Min. Aku memang sengaja tidak memberitahunya. Karena memang belum ada waktu yang tepat.

 

“Rin Hee,” Lirihku saat dia jatuh terduduk di lantai. Isakan tangisnya sangat memilukan hatiku. Ada apa ini? Apa sesakit itu kah?

 

“Sudah dua kali kau menyakiti ku seperti ini. Menyembunyikan perjodohan yang terjadi dan kau juga menyembunyikan hari pertunganmu. Apa kau tidak punya hati ? Apa kau tidak memikirkan perasaanku?”

 

“Mwo? Hei Rin Hee, aku tidak pernah memaksamu untuk terus bersamaku. Bukankah kau yang terus menerus mengikuti dan mengejarku?” Ujarku sedikit kesal. Kenapa aku seakan sangat bersalah. Rin Hee menatapku tajam dan perih.

 

“Mungkin kau belum pernah merasakan mencintai seseorang. Mencintai seseorang seakan ingin memiliki orang itu. Seperti aku mencintai dirimu. Tapi, apa kau tahu betapa sakitnya hatiku mengetahui kau sudah di jodohkan oleh keluargamu? Itu sangatlah menyakitkan,”

 

“Jika itu sakit, kenapa kau tetap meneruskannya? Bukankah itu bodoh? Sejak awal aku sudah menyuruhmu pergi, bukan?”

 

“Bodoh? Ya, aku memang bodoh. Apa aku bodoh karena eomma-mu? Saat itu aku ingin menyerah, tapi apa kau tahu? Eomma-mu, memintaku untuk tetap bertahan sampai hari pertunanganmu yang saat itu belum di tetapkan. Aku harus mendapatkan hatimu sebelum hari itu. Apa aku sangat bodoh jika aku berusaha mengabulkan permintaan dari Eomma-mu yang sudah aku anggap seperti Eomma ku sendiri?”

 

Aku terdiam, Aku tidak salah mendengar bukan? Menyerah? Kenapa Hatiku seakaan berteriak untuk katakan ‘Kau tidak boleh menyerah Rin Hee-ya’ . Eomma? Dia bahkan meminta Rin Hee untuk tidak menyerah.

 

“Dan sekarang? Kau melakukan hal itu lagi. Menyembunyikan hari pertunanganmu, Pertunangan yang akan dilakukan dua hari lagi. Aku benar-benar berpikir jika  kau memang tidak memiliki hati untuk menjelaskan semuanya pada yeoja seperti ku. Yeoja yang bahkan sudah lima tahun lebih mengejarmu. Yeoja yang kau anggap bodoh dan tidak tahu malu sepertiku,”

 

Tuhan.. Kenapa terasa begitu menyesakkan. Kenapa dadaku terasa sesak dan perih. Aku mohon berhenti mengatakan hal itu Rin Hee-ya.

 

“Dan sekarang aku dapat menentukan pilihanku. Terima kasih kau telah menyadarkan dan mengajariku sesuatu yang berharga,” Rin Hee berdiri. Yeoja itu berjalan melewatiku.

 

Tidak, dia tidak menuju ke pintu Aparterment tapi kekamarnya. ‘Ada sebuah kesempatan?’ Ya, aku berpikir seperti itu sekarang. Tapi kesempatan apa?

 

Aku berjalan ke arah kamarnya. Melihat belakang tubuhnya yang begetar. Isakan yang bahkan aku dapat dengar. Aku masih pandangi tubuh itu. Tangan kanannya yang memegang handphone dan menempelkan handphone itu ketelinganya.

 

“Appa.. Aku sudah menentukan pilihanku,” Ujarnya.

 

Menentukan pilihannya? Apa maksudnya?

 

“Arrasheo,” Ujarnya. Dia membalikkan badannya dan menatapku.

 

“Kau ingin pergi kemana?” Tanyaku saat dia melewatiku begitu saja.

 

“Aku ingin menenangkan hatiku,” Ujarnya dan pergi berlalu dari hadapanku.

 

Blam’

 

Pintu aparterment tertutup begitu saja begitu juga tubuhnya yang menghilang dari balik pintu itu.

 

 

Aku harap kau tidak pergi jauh Rinh Hee-ya.

 

…………………………………..

 

-Author Pov-

 

Kau kemana?

 

Kenapa kau belum juga pulang?

 

Apa kau melupakan jalan menuju aparterment kita?

 

Apa kau tidak mengingatku?Ingatlah aku dan dengan itu kau kembali?

 

Jika kau tersesat, hubungi aku. Aku akan menjemputmu.

 

Kembalilah….

 

Itulah beberapa pemikiran yang dia pikirkan saat ini. Mungkin ini baru sehari Rin Hee pergi. Namun apa yang terjadi pada satu namja yang bernama Kim JongHyun itu.

 

Hampir seharian dia tidak tidur menunggu Rin Hee kembali. Bahkan dia sampai menunggu di kamar yeoja itu. Berharap yeoja itu kembali dengan tampang cerianya seperti biasa. Dan sikap manjanya pada dirinya.

 

Seperti saat ini, dia hanya terbaring di kasur. Menunggu Rin Hee kembali ke tempat ini. Namun hanya kesunyian yang dia dapat.

 

“JongHyun-ah,” Panggil seseorang dan menghampiri JongHyun.

 

“Eomma,” Lirih JongHyun menatap Nyonya Kim-Eomma-nya-.

 

“Kau kenapa sayang?” Dipeluknya tubuh JongHyun.

 

“Kenapa sangat menyakitkan? Apa yang sebenarnya aku rasakan?” JongHyun, namja itu memeluk tubuh Nyonya Kim erat.

 

“Hikss.. Kenapa dia belum kembali? Apa dia tidak ingin mengejarku lagi?” Jonghyun, namja itu menangis. Ya, dia menangis dalam pelukan Eommanya itu. Menangis merasakan sakit pada dadanya dan merasakan perih di bagian itu.

 

“Apa kau baru menyadarinya? Menyadari, jika kau mencintai dirinya? Kau harus kuat sayang,”

 

“Aku bodoh, Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Aku membutuhkannya,” JongHyun semakin mengeratkan pelukannya dan tangisnya pun semakin menjadi.

 

“JongHyun-ah, kau pergilah ke bandara,” Nyonya Kim melepaskan pelukannya menatap JongHyun iba.

 

“Pergilah menyusulnya. Dia akan pergi, dan Eomma berharap jika kau tepat waktu,” JongHyun berdiri dan langsung menatap Eommanya itu.

 

“Tidak, dia tidak boleh pergi dari jarak pandangku. Apapun akan aku lakukan !”

 

“Berhati-hatilah,” Saran Nyonya Kim saat melihat JongHyun sudah pergi dari hadapannya. Nyonya Kim memang sempat bertemu dengan Rin Hee beberapa jam lalu. Dan memang benar, Rin Hee ingin pergi. Pergi meninggalkan semua kenangan yang telah terjadi.

 

………………………………….

 

“Aku mohon angkat telfonku Rin Hee-ya,” Ujar Jong Hyun. Namja itu baru saja sampai di bandara Incheon. Jong Hyun mengelilingi pandangan ke seluruh penjuru bandara mencari yeoja itu itu, Rin Hee.

 

Sejak tadi dia tak berhenti-hentinya menghubungi Rin Hee. Namun tak ada satupun panggilan yang di jawab oleh Rin Hee.

 

Drrtt..

Drrttt..

 

JongHyun melihat layar ponselnya. Ada sebuah pesan masuk di handphonenya itu.

 

“Rin Hee,” Lirihnya saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

 

From : Rin Hee

 

Aku melihatmu. Untuk apa kau kemari? Menyusulku?

 

Sepertinya sudah terlambat. Jangan membuang-buang waktumu untuk mencariku. Karena itu semua hanya sia-sia.

 

Good Bye

 

JongHyun menggenggam erat telfon genggamnya. Marah, kesal, menyesal, sesak semuanya terasa dalam dirinya saat ini.

 

“RIN HEE-YA JEBAL  KAJIMA, KAJIMARA.. SARANGHAE……. AKU MOHON JANGAN PERGI,” Teriak JongHyun. Namja itu jatuh terduduk dan menangis sejadinya. Frustasi mungkin itu yang dia rasakan.

 

Namun di sisi lain. Lebih tepatnya di belakang sebuah tiang penyanggah. Seorang yeoja terus saja terisak, menangisi dirinya. Menangis melihat namja yang tak kalah menyedihkan dari dirinya, JongHyun.

 

“Apa kau yakin dnegan keputusanmu? Masih ada waktu untuk merubahnya,” Ujar Namja yang saat ini ada di hadapan Rin Hee.

 

Rin Hee menggelengkan kepalanya,menolak. “Ini sudah aku pikirkan, dan ini adalah keputusanku. Aku mohon jangan membuatku goyah lagi oppa,” Ujar Rin Hee.

 

Min Hyun, namja itu merengkuh tubuh ringkih Rin Hee dalam pelukannya. Namja yang telah membuat Rin Hee memiliki pilihan lain selain Jong Hyun. Namja yang ternyata di jodohkan oleh Appanya. Namja yang akan menjadi tiang penyanggah hidupnya setelah dia pergi dari kehidupan JongHyun.

 

Min Hyun juga memberikan waktu pada Rin Hee. Memberikan waktu agar yeoja itu dapat memperjuangkan cintanya. Dan ternyata, yeoja itu menyerah dan memilih dirinya dan menerima perjodohan antara mereka.

 

“Baiklah. Kita pergi dari negara ini dan mulai lembaran baru untuk aku dan dirimu,” Ujar Min Hyun mengusap lembut kepala Rin Hee.

 

“Bantu aku oppa,” Ujar Rin Hee.

 

“Aku selalu di sampingmu,” Ujar Min Hyun tersenyum.

 

……………………………………….

 

-THE END-

 

 

SEQUEL?

Ada ko’.

 

Kunjungin aja di blog author…
heheheh

 

Author punya alasan sendiri untuk post di blog pribadi…

di mohon komennya.

 

 

 

 

 

 

 

Love You Vespa Girl #4

vsg copy ok1

 

Tittle : Love You Vespa Girl #2

 

Author : JaemiJhe

 

Fb : Nur Ziannida

 

Fb : Nur Ziannida

 

Main Cast :

Kim Jong Woon a.k.a Jong Woon a.k.a Yesung

Andhikaayufebrina Rachmat a.k.a Jung Bomi a.k.a Bomi

Ok Taecyeon a.k.a Taecyeon

 

Support Cast :

Choi Minho a.k.a Minho

Dhyani Joo a.k.a Kim Young Wol a.k.a Young Wol

 

Genre : romance , friendship

 

Rating : 15+

 

Lenght : 3 of ??

 

Note: annyeong !!.. heheh aku kembali dengan lanjutan part dari sbelumnya. Mian lama.. hehhehe

 

Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!

 

Recomendation Song :

Album Super Junior 6jib

 

Summary :

 

Kebingungan ini sangat aku rasakan..
siapa yang aku cintai ?
siapa yanga akan aku pilih?
dirimu atau dirinya?

_Jung Bomi_

 

Siapapun yang kau pilih ..
aku akan selalu berada di sampingmu..
aku tidak akan meninggalkanmu…..

_Ok Taecyeon_

 

Disini aku menunggumu sampai kau menemukan keputusan yang terbaik..
pilihlah yang kau anggap pantas untuk hidupmu..
di sini aku mendukungmu..

_Kim Jong Woon_

 

 

“Gomawo untuk malam ini Jong Woon-ah” Ucap Bomi sedikit membungkukkan diri setelah Yesung mengantarnya pulang dan menjelaskan pada kedua orangtua Bomi bahwa dia berjalan bersama.

 

“Ne.. jangan tidur terlalu malam. Tidurlah sekarang juga.” Ucap Yesung lembut dan memamerkan senyumannya itu.

 

“Eoh.. ne.. ne Jong Woon-ah” ucap Bomi kikuk.

 

“Yasudah aku pulang dulu. Jaljayo Bomi-ya” Ucap Yesung.

 

Cupp’

 

Dengan cepat Yesung melarikan diri menuju motornya setelah berhasil mencium sekilas pipi Bomi. Sedangkang Bomi yang terkejut hanya memegangi pipinya yang dicium Yesung dan ada semburat merah yang ada pada pipinya itu.

 

 

…………………

 

l Story Begin l

 

Pagipun datang mendatangkan kecerahan hati seorang yeoja cantik. Diperlihatkannya pantulan dari cermin tampilannya saat ini. Tampilannya memang sama saja seperi hari-hari kemarin. Namun tetap saja senyuman di wajahnya. Di rapikannya seragam yang dia pakai hari ini.

 

“Selesai..” Ucap Bomi tersenyum.  Perasaannya hari ini menggambarkan kebahagiaan yang sangat dia rasakan.

 

“Eomma appa.. aku berangkat dulu.. annyeong..” Ucap Bomi setelah sarapan bersama kedua orangtuanya. Senyuman tidak pernah pudar dari bibirnya. Mungkin karena kejadian semalam membuatnya seperti ini.

 

“Ne chagi-ya.. hati-hati dijalan…” ucap Nyonya Im.

 

“Ne eomma..” jawab Bomi.

 

Bomi berjalan menuju bagasi rumahnya. Dia mengendarai vespanya dengan lambat. Namun didepan rumahnya dia memberhentikan vespanya. Melihat sosok yang semalam membuatnya tersenyum sampai saat ini.

 

“Mau apa kau kesini??” taya Bomi dengan nada sesantai mungkin.

 

“Menjemputmu..” ucap Yesung tak kalah santainya.

 

“Apa kau tidak melihat, jika aku sudah mengendarai motor vespaku ini.”

 

“Ne aku tahu. Apa kau tidak melihat kendaraan yang berada di belakangku.” Ucap yesung mengarahkan arah pandangnya pada kendaraan yang dia bawa. Begitupun dengan Bomi yang melihat kendaraan itu dengan sedikit terkejut.

 

“Kau..” Ucap Bomi kaget.

 

“Hehehhehehe… Aku membeli ini semalam saat mengantarmu pulang. Aku menghubungi Minho untuk membantuku mencari dan mengajariku cara memakai kendaraan Vespa ini. Aku melakukan ini hanya untuk lebih dekat denganmu.” Ucap Yesung tersenyum.

 

“Ta.. tapi..” ucap Bomi sedikt tidak percaya dengan apa yang Yesung katakan. Dia sungguh tidak menyangka jika Yesung sampai membeli dan belajar Vespa hanya untuk lebih dekat dengannya.

 

“Sudahlah.. Kajja.. Kita berangkat beriringan bersama menuju sekolah.” Ajak Yesung. Bomi hanya menganggukan kepalanya ringan.

 

……………………………………………

 

Suara khas dari kendaraan bermotor Vespa sangat menggema dikawasan parkir tempat High School Korea International. Dua Vespa masuk beriringan. Membuat seluruh pandangan mata penduduk High School Korea International tertuju kedua kendera Vespa tersebut.

 

“Lihatlah, kita menjadi perhatian satu sekolah..” Ucap Bomi kepada Yesung saat mereka telah memakirkan Vespa mereka pada tempatnya.

 

“Biarkan saja.. kajja..” Ucap Yesung menggandeng tangan Bomi. Dan membuat Bomi terkejut.

 

“Lepaskan Jong Woon-ah…”pinta Bomi. Matanya risih melihat tatapan-tatapan dari murid-murid sekolahnya kepada dirinya.

 

“Hehhehe..” Yesung hanya tersenyum tanpa melepaskan genggaman tangannya.

 

Bomi hanya tersenyum getir melihat keadaan sekitar. Terlihat kaku dan aneh menurutnya. Dan kejadian ini membuat sebuah tranding topic di sekokahnya.

 

Bagaimana tidak Yesung yang dikenal dingin dan pendiam. Tiba-tiba saja menggandeng seorang yeoja yang periang dan dapat dibilang sangat aktif disekolahnya. Sangat bertolak belakang dengannya.

 

………………………………………

 

“Yeobseyo..” Jawab Bomi pada telfon yang dia tempelkan ke telinganya.

 

“Bomi-ya ini ahjumma.. bisakah kau datang ke rumah setelah pulang sekolah nanti.. keadaan Taecyeon saat ini sungguh mengkhawatirkan. Ahjumma sungguh takut.” Ucap Nyonya Ok. Terlihat dari nada biacaranya yang sangat khawatir.

 

“Eoh? Ahjumma.. hmmmm ne aku akan kesana nanti… “ Ucap Bomi sedikit ragu. Tapi dia merasa tidak enak hati jika menolaknya.

 

“Gomawo Bomi-ya.. kau memang yeoja yang baik…” Ucap Nyonya Ok dan menutup telfonnya.

 

Bomi menghela nafas berat. Dia terkadang bingung dengan hidupnya sendiri yang seperti apa.

 

Saat ini adalah jam istirahat untuk kelasnya. Minho sibuk dengan pacar barunya yaitu Young Wol. Dia hanya duduk sendiri di kantin. Tak ada niat sedikitpun dengan makanan atau minuman yang ada dihaapannya.

 

“Sungguh membosankan..” Gumam Young Wol.

 

“Bomi-ya” panggil seseorang yang menghampirinya. Bomi melihat ternyata Young Wol yang memanggilnya dan Minho berada di sampingnya. Mereka menghampiri Bomi yang sedang sendiri.

 

“Kenapa kau?? Terlihat begitu lesu…” Ucap Minho setelah duduk di bangku yang kosong yang berada di sekitar meja Bomi.

 

“Iya, kau kenapa Bomi-ya?? Apa ada masalah??” Tanya Young Wol yang duduk di sebelah Minho.

 

“Anioo.. Aku hanya bingung dengan hidupku yang aneh ini…” Ujar Bomi. Minho dan Young Wol yang mendengar menyerengit tanda tak mengerti.

 

“Memang ada apa??” Tanya Minho.

 

“Eomma Taecyeon datang kerumahku kemarin dan ternyata dia datang untuk menjodohkan aku dengan Taecyeon.” Ucap Bomi terlihat tak berseangat.

 

“MWO?!!” Ucap Minho dan Young Wol bersamaan. Bomi yang menunduk kaget dengan teriakan mereka. Dan membuat beberapa siswa mengarahkan arah pandangnya ke mereka.

 

“Aissshh bisakah tidak seperti itu..” Ucap Bomi kesal.

 

“Ta-tapi .. aku sungguh tidak menyangka jika seperti ini..” Ucap Young Wol tidak percaya.

 

“Ne.. Aku juga seperti itu. Tapi ini memang kenyataannya. Dan parahnya lagi saat Eomma Taecyeon datang dirumahku juga sudah datang kedua orangtua Jong Woon. Dan Jong Woon juga berada disana.” Ucap Bomi.

 

“Lalu?? Apa tanggapan dari keluarga Kim??” Tanya Minho.

 

“Mereka hanya memberikan semua keputusan terhadapku. Kedua orangtuaku pun sama seperti itu. sedangkan Jong Woon …. Dia menolak perjodohanku dengan Taecyeon..” Ucap Bomi.

 

“Eh? Jong Woon tidak setuju?? Apa dia menyukaimu??” Tanya Young Wol.

 

“Ne.. Dia berkata seperti itu..” Ucap Bomi.

 

“Huaaa….Pantas saja dia memintaku mengajarinya cara mengendarakan Vespa. Dia juga memintaku mencari  Vespa yang bagus. Untung saja saat itu ada temanku yang ingin menjual Vespanya.” Ucap Minho Panjang lebar.

 

“Ne aku tahu..” ucap Bomi.

 

“Jinja??” Tanya Minho.

 

“Ne.. dia datang ke rumahku tadi pagi untuk berangkat sekolah bersama. Dia membawa vespanya itu.” Ucap Bomi.

 

“Hm ne arrasheo.. Sepertinya dia benar-benar menyukaimu Bomi-ya…” Ucap Minho.

 

“Mungkin saja, dan tadi Eomma Taecyeon menelfonku. Dia memintaku untuk datang kerumahnya karena Taecyeon sedang sakit.” Ucap Bomi menyereput minuman yang ada dihadapannya.

 

“Lalu kau jawab apa??” Tanya Young Wol.

 

“Aku menurutinya. Aku merasa tidak enak hati dengan Eomma Taecyeon. Jadi aku menerimanya.” Ucap Bomi sedikit lesu.

 

“Hmm,Tapi bagaimana dengan Jong woon  itu.?”

 

“Entahlah, Aku saja bingung dengan keadaan saat ini. Ini benar-benar gila,” Ujar Bomi.

 

“Eoh sepertinya Yesung akan menghampiri kita,” ujar Minho. Bomi pun melihat arah pandnag Minho. Dan benar, Yesung tersenyum kearahnya.

 

“Jangan berkata padanya jika aku akan kerumah Taecyeon nanti,” Ujar Bomi cepat kepada kedua sahabatnya.

 

“Ne Arrasheo,” Jawab Young Wol dan Minho berasamaan.

 

“Aku mencarimu,” Ujar Jong Woon langsung duduk disamping Bomi.

 

“Aku sedari tadi disini,” Terlihat Bomi mencoba senormal mungkin.

 

“hmm, Nanti setelah pulang sekolah aku akna mengajukmu kesuatu tempat,” Ujar Jong Woon. Bomi langsung menatapnya.

 

“Tidak bisa,” Ujar Bomi. Jong Woon menatapnya bingung.

 

“Wae?? Apa kau ada acara?? Dengan siapa?? Dan pergi kemana??” Pertanyaan beruntun dari Jong Woon membuat Bomi terdiam.

 

“Bomi akan menemaniku belanja,” Ujar Young Wol.

 

“Belanja?? Bukankan dia tidak menyukai hal itu??” Tanya Jong Woon.

 

“Waeyo?? Aku juga perempuan. Apa salahnya belanja,” Ujar Bomi. Bagaimanpun Jong Woon harus percaya padanya saat ini. Dia sungguh tidak enak hati dengan Eomma Taecyeon jika dia membatalkan janjinya.

 

“Aishhh baiklah jika seperti itu. Bagaimana jika aku ikut,” Ujar Jong Woon tiba-tiba.

 

“ANDWE !!” Ucap YoungWol, Bomi, Minho bersamaan. Jong Woon menatap mereka bertiga bergantian.

 

“Kau jangan ikut. Itu urusan mereka sebagai perempuan,” Ujar Minho mencoba menghilangkan rasa curiga Jong Woon.

 

“Baiklah aku mengerti,” ujar jong Woon.

 

Terlihat Young Wol, Bomi dan Minho menghela nafas lega. Tidak ada bermaksud untuk membohongi  Jong Woon. Namun mereka hanya ingin menjaga hati namja itu.

 

…………………………………………..

 

“Apa keadaanmu mulai membaik Taecyon-ah??” Tanya Bomi pada namja yang sedang terbaring di kasur kamarnya.

 

Terlihat wajah Taecyeon yang pucat dan suhu badannya pun sangat panas.

 

“Sangat buruk,” Lirih Taecyeon namun masih dapat didengar oleh Bomi.

 

“Apa kau ingin makan?? Aku sudah menyiapkan bubur untukmu. Tadi saat menuju kesini aku membali bubur ini untukmu,” Ujar Bomi. Taecyeon yang bersandar pada headboard kasurnya.

 

“Tapi-“

 

“Aku akan menyuapimu. Aku tahu tubuhmu saat ini sangatlah lemah. Setelah makan kau harus meminum obat. Arrasheo,” Ujar Bomi. Taecyeon hanya tersenyum tipis melihat yeoja yang ada di hadapannya.

 

Entah mengapa pemikiran yang sempat singgap di otaknya untuk berhenti mendapatkan Bomi sirnah sudah. Hati Bomi memang sangat tulus. Walaupun dulu dia pernah melakukan hal yang membuatnya malu, Tapi Bomi tetap memaafkannya.

 

Bomi menyuapi Taecyeon dengan sangat telaten. Mungkin jika seperti ini Taecyeon akan sembuh dengan cepat.

 

“Gomawo,” Ujar Taecyeon setelah Bomi menyuapinya dan meminumkan obat untuk Taecyeon.

 

“Tidak perlu berterima kasih. Bukankah itu gunanya seorang sahabat,” ujar Bomi.

 

‘Sahabat??’ Batin Taecyeon. Hatinya sakit jika dia hanya di anggap sahabat oleh Bomi. Mungkin dia ingin status hubungan lebih.

 

“Hmm Taecyeon-ah, Sepertinya sudah gelap. Aku harus pulang kerumah,” ujar Bomi beranjak dari tempat duduknya.

 

“Ne, Mianhae aku tidak bisa mengantarmu,” Ujar Taecyeon.

 

“Aishhh aku juga mengerti keadaanmu saat ini. Tidak usah difikirkan. Aku akan menaik taxi,” Ujar Bomi.

 

“ne hati-hati dijalan Bomi-ya,” Ujar Taecyeon.

 

“Ne,”

 

Bomi beranjak meninggalkan kamar Taecyeon. Sedangkan Taecyeon, Senyuman itu tak pernah lepas dari bibirnya.

 

“Eomma benar-benar tidak salah memilih untuk pendamping hidupmu,” Ujar Eomma Taecyeon masuk selang beberapa waktu Bomi keluar dari kamar Taecyeon.

 

“Maksud Eomma??”

 

“Dia sungguh baik dan sangat sopan. Walaupun terkesan cuek namun itu semua hanya tampilan luarnya saja,”

 

“Eomma,” Rajuk Taecyeon.

 

“Eomma sudah melakukan untuk mempermudah mendekatinya. Kau harus berusaha mendapatkannya,” Ujar Eomma Taecyeon.

 

“Tapi dia sudah memiliki orang yang dijodohkan terlebi dahulu kepadanya. Aku tidak ingin di bilang sebagai perebut,” Ujar Taecyeon. Bagaimana pun dia harus tau diri. Dapat dibilang Bomi sudah terikat oleh orang lain.

 

“Anggap saja kau membahagiakan eomma melakukan hal ini. Eomma bukannya jahat merusak hubungan Bomi dan Jung Woon. Kita disini hanya mencoba untuk mencapai kebahagiaan. Eomma harap kau melakukan hal yang terbaik untukmu dan hatimu Taecyeon-ah,” Ujar sang eomma kepada Taecyeon yang menghela nafas berat.

 

Mencintai Bomi itulah yang dia rasakan. Memilikinya adalah hal yang paling dia inginkan dalam hidupnya. Bahkan dia ingin berjuang terus untuk mendapatkan yeoja itu.

 

………………………….

 

Tiga hari sudah keadaan Taecyeon mulai membaik. Namun sampai saat ini dia belum mengikuti pelajaran disekolah. Dan hampir tiga hari Bomi selalu berkunjung kerumah Taecyeon. Ya, memenuhi permintaan Nyonya Ok yang tak lain Eomma Taecyeon.

 

Jam pulang sekolah telah terjadi. Bomi memasuka beberapa bukunya ke dalam tas. Hari ini dia akan berkunjung lagi kerumah Taecyeon. Eomma Taecyeon selalu memintanya datang kerumahnya itu. Bomi hanya dapat menuruti permintaan dari eomma Taecyeon. Bahkan dia bingung bagaimana cara menolak orang sebaik Nyonya Ok.

 

Bomi berjalan keluar kelas dengan tergesa-gesa. Sebelum dia pergi kerumah Taecyeon dia ingin mengambil beberapa buku yang terdapat diperpustakaan untuk tugas mingguannya.

 

“Kau harus menemaniku hari ini !!” Ujar seorang namja langsung menarik pergelangan tangan Bomi. Sedangkan Bomi terkejut melihat apa yang dilakukan oleh namja itu.

 

“Eoh??”

 

“Sudah tiga hari aku memintamu untuk menemaniku. Tapi kau tetap menolak. Dan sekarang kau tidak dapat pergi dariku. Aku ingin kau bersamaku,” Ujar namja itu yang tak lain adalah Kim Jong Woon.

 

“Aku tidak bisa,” Ujar Bomi.

 

“Kenapa?? Alasan apa lagi yang akan kau pakai untuk menolakku??”

 

“Aku harus mengerjakan beberapa tugas mingguan. Dan aku harus menyelesaikannya tepat waktu,” Ujar Bomi. Walaupun apa yang diucapkannya adalah suatu kebenaran. Tetapi dia masih enggan untuk memeberitahu kemana dia pergi selama sehabis pulang sekolah.

 

“Kita hanya pergi sebentar. Tidak akan memakan waktu yang lama,” Ujar Jong woon memohon pada Bomi.

 

Bomi berfikir, Jika dia menerima ajakan Jung Woon , sama saja dia mengingkar janji terhadap Nyonya Ok untuk berkunjung kerumahnya. Tetapi jika dia menolak ajakan Jong Woon. Pasti namja itu akan terus kecewa padanya.

 

“Aku tidak bisa jika hari ini bersamu, Mianhae,” Ujar Bomi menghentakan tangannya dari genggaman Jong Woon dan berjalan menjauhi namja itu.

 

“Kyaa JUNG BOMI,” Teriak Jung Woon namun diabaikann oleh Bomi.

 

Jung Woon hanya menatap nanar yeoja itu yang semakin hilang dari pandangannya. Dia sudah sangatlah yakin dengan perasaan yang dia miliki pada yeoja itu. Tapi, kenapa dia sangat sulit mengetahui bagaimana perasan yeoja itu sebenarnya. Apalagi masalah tentang Nyonya Ok yang juga menjodohkan bomi dengan anaknya Taecyeon. Dia tidak ingin jika Bomi akan menerima perjodohan dengan Taecyeon daripada dirinya.

 

…………………………….

 

Bomi termenung diberanda kamar Taecyeon. Walaupun dia menolak ajakan Jong Woon namun dia tetap memikirkan namja itu. Dia takut Jong Woon bertambah kecewa dengan sikapnya. Hanya disekolah dia dapat bertemu dengan namja itu.

 

“Kenapa kau melamun eoh??” Tanya Taecyeon menghampiri yeoja itu.

 

Bomi hanay tersenyum kecil kearah Taecyeon. Waktu sore dengan hembusan angin dari beranda kamar Taecyeon cukup menyejukan tubuh dua insan itu.

 

“Mianhae,” Ujar Taecyeon tiba-tiba.

 

“Kenapa kau meminta maaf??” Tanya Bomi.

 

“Eommaku, Dia menjodohkan kita berdua. Yang dengan jelas kau sudah dijodokan terlebih dahulu oleh namja lain. Maaf aku menghancurkan semuanya,” Ujar Taecyeon menundukkan wajahnya.

 

“Gwaenchana, Kau tidak perlu meminta maaf. Ini semua diluar kendali kita semua kan?? Bahkan aku bingung dengan semua yang terjadi. Aku merasa bodoh, Aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk melakukan sebuah tindakan atas masalah ini,” Ujar Bomi.

 

Taecyeon hanya menghela nafasnya. Ditatapnya langit yang mulai menggelap. Bintang dan bulan mulai menampakan wujudnya. Indah memang, tapi dia tidak yakin. Jika cintanya akan seindah dan setinggi itu untuk Bomi. Dia merasa tak pantas.

 

“Jika disuatu hari kau harus memilih. Kau akan memilih siapa diantara aku dan Jung Woon??” Tanya Taecyeon lagi. Nafas Bomi tercekat seketika atas pertanyaan itu.

 

Bomi saja sampai saat ini belum memikirkan siapa yang akan ia pilih nantinya untuk mendampingi hidupnya. Namun, dia harus tetap memilih salah satu dari mereka.

 

“Molla,” Jawab Bomi singkat.

 

“Bolehkah aku berharap untuk mendapatkan hati dan seluruh hidupmu Bomi-ya?? Mungkin aku sempat menyatakan jika aku akan berhenti mengganggumu. Namun apalah daya semua yang telah kucoba untuk melupakanmu hanya sia-sia untukku,” Taecyeon menggenggam erat  jemari  tangan Bomi.

 

“Bomi-ya. Jong Bomi, Kau adalah yeoja yang membuatku seperti orang bodoh. Mengejarmu terus menerus tanpa henti dan seakan tak ada habisnya. Aku memang pernah menyakitimu dulu. Tapi aku,”

 

“Mungkin kau memang bodoh. Bodoh mengejar seorang yeoja yang sepertiku ini. Maaf, saat ini aku belum bisa memberikan jawaban atas apapun tentang perasaanku yang sebenarnya,” Ujar Bomi menundukkan kepalanya.

 

Taecyeon mencoba tersenyum tulus kepada Bomi. Diusapnya pelan rambut Bomi lembut. Bomi menatap Taecyeon.

 

“Tidak apa-apa. Semua memang butuh waktu. Aku akan berusaha mendapatkan dengan cara yang berbeda,” Ujar  Taecyeon.

 

Bomi hanya membalas dengan senyuman manis nya. Jujur, Dia saja tidak ingin Jong Woon dan Taecyeon terlalu berharap dengannya, apalagi dengan perasaannya itu.

 

……………………………

 

Bomi berjalan keluar rumah Taecyeon. Awalnya Taecyeon ingin mengantar Bomi sampai rumahnya. Namun Bomi menolaknya dengan halus.

 

“Jadi ini yang kau maksud dengan mengerjakan tugas mingguanmu dirumah seorang pria??” Ujar seorag namja. Terdengar dari nada suaranya yang mengartikan kemarahan.

 

Bomi menghentikan langkahnya setelah mendengar kalimat yang dilontarkan oleh seorang namja. Dia mencari dari sumber suara tersebut.

 

“Jong Woon-ah,” Ujar Bomi gugup. Walaupun jalanan ini terlihat sedikit gelap namun dia masih dapat melihat wajah tampan dari namja itu. Terlihat aura kemarahan yang dipancarkan oleh Jong Woon untuknya.

 

“Ke-Kenapa kau bisa berada disini??” Ujar Bomi. Jong Woon mendekati tempat Bomi berada.

 

“Aku mengikutimu sejak di sekolah. Apa salah aku ingin mengetahui kemana yeoja yang dijodohkan olehku?? Aku hanya ingin melindunginya walaupun dia berbohong kepadaku,” Ujar Jong Woon setelah dia berhadapan dengan Bomi. Entah mengapa Bomi menjadi gugup dan seakan takut dengan tatapan tajam dari Jong Woon.

 

“A-Aku.. I-Itu..” Entah apa yang harus dia katakan kepada namja yang ada dihadapannya.

 

Terdengar nafas berat dari mulut Jong  Woon yang memebuat Bomi semakin menundukkan keapalany takut.

 

Di genggamnya erat pergelangan tangan Bomi membuatnya tersentak menatap mata Jong Woon yang tajam.

 

“Lebih baik kau ku antarkan pulang,” Ujar Jong Woon menarik pergelangan tangan yeoja itu yang hanya diam terpaku. Bomi hanya terkejut. Dia kira Jong Woon akan marah besar padanya dan bahkan dia dan Jong Woon dapat bertengkar.

 

Sedangkan Jong Woon hanya tidak ingin memperbesar masalah dengan Bomi. Dia hanya perlu bersabar untuk mendapatkan perhatian dari yeoja itu. Mungkin dia akan merubah strategi untuk mendapatkan yeoja penggemar vespa itu.

 

………………………………..

 

Pagi pun tiba dengan matahari menyinari bumi dengan terangnya. Kicauan burung terdengar jelas setiap pagi. Embun pagi yang menambah kesejukan di kota Seoul.

 

Bomi berjalan menuju perkarangan rumahnya dengan senyuman menghiasi wajahnya.

 

“Jong Woon-ah,” Ujar Bomi saat melihat Jong Woon berada didepan rumahnya.

 

“Kajja, kita berangkat bersama,” Ujar Jong Woon. Dia sudah menduduki vespa motornya. Ya, Bahkan sekarang dia berkendara dengan kendaraan itu.

 

“Aishhh kenapa kau melamun,” Jong Woon menarik tangan Bomi. Di suruhnya Bomi duduk dibelakngnya. Dierinya sebuah helm berwarna biru.

 

“Kau tidak usah repot-repot menjemputku,” Ujar Bomi di tengah perjalanan menuju sekolah bersama Jong Woon.

 

“Repot?? Sepertinya tidak. Mulai sekarang ini adalah kebiasaan pagiku. Dan kau tidak boleh protes, Arrasheo??” Ujar Jong Wooon. Bomi hanya diam. Dia hanya berfikir kepada namja aneh yang sedang mengendarai vespa miliknya.

 

…………………………………

 

“Bomi-ya,” Panggil Taecyeon saat melihat Bomi berjalan di lorong sekolah menuju kelasnya. Dihampirinya yeoja itu dengan senyuman semangat yang dia berikan.

 

“Eoh Taecyeon-ah. Kau sudah masuk sekolah?? Apa keadaan kau sudah membaik??”  Tanya Bomi.

 

“Aku sudah membaik. Dan itu semua berkat mu,” Ujar Taecyeon. Di belainya lembut rambut Bomi yang halus.

 

“Ehemm..” Deheman seseorang membuat Taecyeon menatap kearah belakang Bomi. Terlihat Jong Woon menatapnya dengan tajam.

 

“Pagi Kim Jong Woon,” Sapa Taecyeon mencoba ramah.

 

“Pagi juga Taecyeon,” Jawab Jong woon dengan nada yang terdengar sinis.

 

“Ah, Aku harus masuk kelas, Annyeong,” Ujar Bomi mencoba mencairkan suasana. Dia hendak pergi dari kedua namja tampan tersebut.

 

“Chakkaman,” Ujar Jong Woon dan Taecyeon bersamaan. Mereka juga menggenggam masing-masing pergelangan tangan Bomi.

 

“Lepaskan,” Ujar Bomi. Tapi yang terlihat mereka berdua mengeratkan genggaman itu. Bahkan Jong Woon dan Taecyeon menatap tajam satu sama lain.

 

“Apa kau tidak dengar. Bomi memintamu melepaskan tangannya,” Ujar Jng Woon sinis.

 

“Ah?? Bomi tidak menyuruhku tapi menyuruhmu untuk melepaskannya,” Ujar Taecyeon tak kalah sinis.

 

“Kyaa aku menyuruh kalian berdua melepaskan genggaman kalian!!” Terlihat dari wajah Bomi yang geram melihat tingkah kedua namja yang ada dihadapannya.

 

“Tapi,,”

 

“Kyyya Kalian bertiga apa yang kalian lakukan ditengah jam pelajaran seperti itu !!” Teriak seseorang.

 

Bomi, Jong Woon, dan Taecyeon mengarahkan pandangannya ke arah sumber suara.

 

“Lee Seosengnim,” pekik mereka bertiga.

 

Lee Seosengnim dengan tubuh tegap dan dengan rambut klimis nya menghampiri mereka bertiga.

 

“Kalian bertiga harus dihukum karena membolos disaat jam pelajaran berlangsung. Apa kalian tidak mendengar suara bel berbunyi tadi eoh??!” Ujar Lee Seosengnim.

 

Taecyeon, Jong Woon dan Bomi memang tidak tahu. Jika jam pelajaran pertama sudah masuk.

 

“Tapi seosengnim kita tak membolos, hanya saja,,”

 

“Tidak ada alasan. Kalian harus tetap dihukum,”  potong seosengnim pada Bomi.

 

Mereka hanya dapat menundukkan kepalanya. Lee Seosengnim memang dikenal guru Killer dan menakutkan. Dia juga sangat dikenal dengan kejam atas hukuman yang dia berikan kepada anak muridnya.

 

……………………………………

 

“Aishh karena kalian berdua aku juga terkena hukuman dari Lee Seosengnim,” Kesal Bomi membersihkan taman belakang sekolahnya.

 

“Sudah berapa kali ku bilang Bomi-ya. Kau duduk saja, biar aku dan namja itu yang melanjutkan pekerjaan ini dan melaksakan hukuman-hukuman selanjutnya,” Ujar Jong Woon.

 

Ya, mereka mendapatkan hukuman dari Lee Seosengnim. Pertama mereka mendapat hukuman untuk membersihkan toilet. Lalu hukumannya membersihkan taman belakang, membereskan dan membersihkan buku-buku perpustakaan.

 

Kejam, Ya guru itu memang sangat kejam jika memberi hukuman.

 

“Aku bukan yeoja pemalas,” Ujar Bomi melanjutkan meyapu rumput dan menyingkirkan dedaunan kering.

 

Taecyeon menghampiri Bomi. Di pegangnya gagang sapu yang digenggam Bomi membuatnya memebrhentikan aktivitasnya.

 

“Istirahatlah,” Ujar Taecyeon merebut sapu itu. Di usapnya rambut Bomi. Mungkin kebiasan mengusap rambut Bomi akan menjadi hobinya.

 

“Aishhh, tidak usah menyentuhnya,” Ujar Jong Woon menarik pergelangan Taecyeon hingga menjauh dari kepala Bomi.

 

“Apa ada yang salah jika aku melakukan hal itu??” Tanya Taecyeon dengan wajah innocent nya.

 

“Salah, Dia adalah yeoja yang..”

 

“Di jodohkan olehmu?? Bukankah aku juga dijodohkan olehnya. Jadi aku juga berhak atas dirinya,” Ujar Taecyeon menyela ucapan Jong Woon.

 

“NEO!!” Geram Jong Woon.

 

“Lanjutkan pekerjaan kalian. Jangan bertengkar terus. Jika tidak aku akan pergi,” Ujar Bomi.

 

“Baiklah baiklah,” Ucap mereka pasrah.

 

Jong Woon dan Taecyeon melanjutkan pekerjaan mereka. sedangkan Bomi, menatap mereka secara bergantian.

 

Dia menarik nafas berat. Apakah benar, dia akan menjadi pendamping hidup dari salah satu namja itu??. Tapi siapa orang itu?? dan Kenapa harus dia yang masuk dalam masalah ini.??

 

…………………………………

 

 

_TBC_

 

Aku bingung mau di lanjutkan atau tdk ff ini??
heheheh

Dimohon RCL nya……….

*bow

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Love You Vespa Girl #3

0

 

Tittle : Love You Vespa Girl #2

 

Author : JaemiJhe

 

Fb : Nur Ziannida

 

Fb : Nur Ziannida

 

Main Cast :

Kim Jong Woon a.k.a Jong Woon a.k.a Yesung

Andhikaayufebrina Rachmat a.k.a Jung Bomi a.k.a Bomi

Ok Taecyeon a.k.a Taecyeon

 

Support Cast :

Choi Minho a.k.a Minho

Dhyani Joo a.k.a Kim Young Wol a.k.a Young Wol

 

Genre : romance , friendship

 

Rating : 15+

 

Lenght : 3 of ??

 

Note: annyeong !!.. heheh aku kembali dengan lanjutan part dari sbelumnya. Mian lama.. hehhehe

 

Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!

 

Recomendation Song :

Album Super Junior 6jib

 

Summary :

 

Kebingungan ini sangat aku rasakan..
siapa yang aku cintai ?
siapa yanga akan aku pilih?
dirimu atau dirinya?

_Jung Bomi_

 

Siapapun yang kau pilih ..
aku akan selalu berada di sampingmu..
aku tidak akan meninggalkanmu…..

_Ok Taecyeon_

 

Disini aku menunggumu sampai kau menemukan keputusan yang terbaik..
pilihlah yang kau anggap pantas untuk hidupmu..
di sini aku mendukungmu..

_Kim Jong Woon_

 

 

“jangan ganggu dia” ucap seseorang itu yang tak lain adalah Kim Jong Woon. Yahh seseorang itu Jong Woon. Aku sungguh tidak menyangka jika dia berada disini. Aku tetap memandangi wajahnya yang dapat dibilang tetap memasang wajah sok cool nya itu. dan aku lihat dia menatap Taecyeon tajam. Dia tetap memegang pergelanganku ini.

 

Setelah mengakatan itu Yesung langsung menarikku pergi meninggalkan Taecyeon yang berdiam diri. Pergelangan tanganku sungguh sakit saat ini. Karena cengkraman tangan Yesung yang sangat kuat. Dan langkahnya yang sangat cepat.

 

“Kyaa Jong Woon-ah bisakah jalannya pelan sedikit.” Ucapku memelas. Namun dia diam tak menghiraukan kata-kataku. Aku memang tidak pernah memanggilnya Yesung. Karena menurutkan nama asli lebih nyaman untuk diucapkan.

 

“awww” teriakku saat tanganku yang satu lagi di tahan oleh namja yang aku tahu adalah Taecyeon. Jong Woon yang menyadari itu membalikkan badanya dan menatap Taecyeon.

 

“aku tidak akan menyerah dan akan mendapatkannya.” Ucap Taecyeon menatap Jong Woon. Dan dia melepaskan cengkraman tanganya di pergelangan tanganku. Taecyeon pergi dan meninggalkan aku dan Jong Woon. Untung saja sekolah ini sudah sepi.

 

“aaaiiisssshhh” Ucap Jong Woon terdengar di telingaku. Terlihat wajahnya yang sedikit kesal. Kenapa dengannya dan kenapa dia tidak melepaskan cengkaraman tangannya di pergelangan tanganku.

 

lStory Beginl

 

-Yesung Pov-

 

Aku membawanya kesebuah taman yang berada dikota Seoul. Angin berhembus dengan cepatnya. Sangat menyentuh kulit wajahku yang tidak tertutupi. Bomi terlihat hanya memandang kedepan dengan tatapan kosong.

 

Setelah kejadian aku membawanya pergi dari pelukan Taecyeon. Aku hanya diam tanpa mengatakan apapun. Ada perasaan mengganjal dihatiku ini.

 

“kenapa kau melakukan itu??” Tanya Bomi memecahkan keheningan. Aku tatap wajahnya. Omona dia sungguh manis. Wajahnya sangat polos. Namun dengan cepat aku alihkan pandanganku kedepan untuk menghilangkan rasa gugup itu.

 

Aku hanya diam tak memberikan jawaban atas pertanyaannya itu. Aku dengar dia mendengus kesal terhadapku.

 

“hmm apa kau cemburu?? Hingga kau melakukan itu??” Tanyanya lagi yang membuat aku kaget. Aku langsung mentapnya tajam.

 

“itu tidak mungkin” ucapku seadaanya.

 

“jinja?? Jika seperti itu kenapa kau tidak membiarkan aku dipeluk dengannya. Dan kenapa juga kau tidak menolak perjodohan itu?? jika bukan karena kau suka padaku kau pasti tidak melakukan hal seperti itu??” ujarnya panjang lebar. Aku tatap wajahnya dengan sorotan mataku yang tajam. Aku sungguh tidak terima dengan ucapannya yang menurutku mengartikan aku hanyalah namja bodoh yang melakukan hal itu.

 

“aku bukanlah namja babo yang menerima dengan mudahnya perjodohan ini dan aku menolongmu dari Taecyeon karena aku hanya kasihan padamu.” Ucapku ketus. Dia menyeringitkan dahinya itu

 

“yasudah jika seperti itu bilang kepada orangtuamu batalkan perjodohan bodoh ini !!. Dan kau tidak perlu membantuku lagi dengan urusan ku sendiri. !!!” ucapnya tak kalah ketus.

 

“kyaaa neo !!!” ucapku geram. Aku harus menahan amarahku ini. Jika tidak semuanya akan menjadi kacau.

 

“ kau menyebalkan” ucapnya. Diapun beranjak dari tempat duduknya. Berjalan mneinggalkanku. Menyebrangi sebuah jalan.

 

Aku lihat ada sebuah mobil sedan yang melintasi dari arah kiri Bomi.

 

Tiinnnn’

Tinnnnnn’

 

Suara klakson mobil sangat terdengar membuat Bomi mengarahkan pandangannya kearah mobil itu. Dia terlihat hanya berdiam diri tanpa terlihat ada niat untuk beranjak dari tempatnya berdiri. Dengan cepat aku berlari dan menarik tangannya agar tubuhnya ketepi jalan.

 

Aku pegang bahunya “KYYAA APA KAU BODOH AHH!! APA KAU INGIN MATI !!!” bentakku padanya setelah berhasil menyelamatkannya. Aku lihat dia hanya menundukkan kepalanya. Dengan penasaran aku pegang dagu nya dan mengangkat wajahnya.

 

Terlihat matanya yang sudah berkaca-kaca seakan akan ada air mata yang akan jatuh dari matanya itu. Matanya dan wajahnya terlihat sangat ketakutan terlihat dari ekspresi yang dia berikan. Walaupun matanya menghadapku tapi terlihat kosong dan kecemasan.

 

“neo gwaenchana??” tanyaku selembut mungkin. Dengan seketika badannya jatuh terduduk. Aku yang kaget langsung berjongkok agar berhadapan dengannya.

 

“hikss … hikss.. hiksss.. “ tedengar tangisan dari mulutnya itu. Aku sangat takut. Apa dia menangis karena aku terlalu membentaknya tadi??.

 

“mianhae.. aku tidak bermaksud membentakmu. Lebih baik kita pulang.” Sarannku padanya. Aku memegangi tubuhnya untuk membantunya berdiri.

 

“aku ingin mengambil Vespaku. Kau pulang saja duluan. Aku akan kembali ke sekolah.” Ucapnya dan menepis tanganku yang ada di tubuhnya.

 

“annio. Aku akan mengantar mu sampai rumah. Lagipula sekarang sudah mulai malam. Pintu gerbang sekolah pasti susdah ditutup.” Ucapku lembut. Aku tidak ingin membewa emosi. Takut dia seperti tadi.

 

“tapii…”

 

“tidak ada tapi-tapian. Kamu akan aku antar pulang. Dan besok Vespamu juga pasti akan dapat diambil di sekolah.” Ucapku memeotong ucapannya.

 

“anio aku tidak mau. Aku ingin mengambil Vespa ku terlebih dahulu sebelum pulang kerumah” ucapnya masih dengan kemauannya itu.

 

“aishhh.. ini sudah malam. Besok saja kau mengambilnya.. aku hanya takut ahjumma dan ahjussi akan khawatir kau belum pulang kerumah.” Saranku. Aku lihat dia berfikir sejenak. Dan tak lama menganggukan kepalanya.

 

“yasudah kajja. Aku akan mengantarmu pulang.” Ajakku padanya.

 

Sekitar duapuluh menit akhirnya aku sampai didepan rumah Bomi. Hari ini aku memang membawa mobil kesekolah. Aku lihat ada seorang yang membuka pagar rumahnya. Aku memasuki mobilku ke pekaran rumahnya.  Aku arahkah pandanganku ketempat Bomi berada. Ternyata dia terlelap tidur. Aku perhatikan wajahnya yang damai. Dia sungguh manis jika seperti ini.

 

Orangtuaku memang tidak salah memilih Bomi sebagai pendampingku nanti. Walaupun dia terkesan cuek dengan keadaan di sekitarnya namun di balik itu semua aku yakin dia adalah yeoja yang baik.

 

Aku keluar dari mobil. Aku berjalan membuka pintu mobil tempat Bomi berada. Aku lepas seat belt yang melingkar diperutnya. Aku menggendongnya ala bridal style memasuki rumahnya. Untung saja pintunya sudah dibuka oleh salah satu pembantu rumahnya.

 

“eoh Jong Woon-ah?? cepat bawa Bomi kekamarnya.” Ucap eomma Bomi yang berada di ruang tengah. Dan dia menghampiriku.

 

“ne ahjumma. Aku akan membawanya. Hmm dimana kamar Bomi ahjumma? “ tanyaku.

 

“kamar Bomi ada di ujung sana. Kamu jalan lurus saja. Nanti ada sebuah pintu. Itu kamarnya.” Ucap Eomma Bomi.

 

“gomawo ahjumma” ucapku tersenyum dan sedikit menundukan kepalaku.

 

Aku berjalan menuju kamar. Aku buka pintu kamar Bomi dengan sedikit namun aku berhasil membukanya. Aku taruh tubuh mungilnya di ranjang miliknya. Aku lihat keadaan sekitar kamarnya.

 

Dia benar-benar pecinta Vespa. Banyak poster-pester Vespa yang tertempel di kamarnya ini. Pernak-pernik Vespa juga menghiasi kamar ini. Mataku tertarik pada sebuah barang antik yang terdapat dimeja kecil sebelah tempat tidurnya.

 

Barang antik itu adalah sebuah Vespa kecil yang terbuat dari kayu. Ada sebuah ukiran nama yang aku ketahui adalah namanya. Aku letakkan kembali barang antik itu ketempat semula. Aku tatap lagi wajahnya yang damai.

 

Aku duduk dipinggir ranjangnya. Aku bereskan beberapa rambut yang menghalangi wajahnya. Aku selalu tersenyum melihat wajahnya. Entah apa aja itu ekspresinya. Walaupun aku jarang atau tidak pernah menampilkan senyuman ku itu.

 

Aku selalu bersikap dingi dan acuh padanya. Aku hanya ingin memeperkenalkan diriku saja. Aku ingin banyak karakter dari diriku yang dia ingat. Mungkin banyak yang menanggapku aneh. Namun aku hanya ingin menampilkan sifat asliku ini keorang yang aku cintai.

 

Dia sungguh manis. Sangat manis. Perlahan aku mendekatkan wajahku dengannya dan sedikit membungkukkan badanku. Aku kecup singkat bibirnya. Jika saja dia saat ini adalah milikku ‘syah’ aku tidak akan pernah melepaskan bibirku darinya. Hehehehe.

 

“I Love You Vespa Girl” Ucapku dan berdiri.

 

Aku keluar dari kamarnya. Dan aku bertemu Eomma dan Appa Bomi sedang berada di ruang tengah. Mereka sedang menonton acara Tv yang aku tidak ketahui. Aku berjalan menghampiri mereka.

 

“ahjumma,ahjussi aku ingin berpamit pulang.” Ucapku.

 

“makan malam saja disini sebelum kau pulang??” Tanya Ahjumma. Mereka berdua sekarang sudah berhadapan denganku.

 

“anio. Tidak perlu ahjumma. Aku ingin langsung pulang saja. Ada yang harus kerjakan.” Ucapku menolak dengan lembut. Mereka hanya tersenyum dan menganggukan kepala.

 

“yasudah aku pulang saja ahjumma ahujsii. Annyeong” ucapku dan membungkukkan badan. Aku pun berjalan menuju pintu rumah Bomi.

 

……………………….

 

-Bomi Pov-

 

“ahhh” aku hela nafas berat. Apa yang dia lakukan padaku tadi??. Kenapa dia lakukan itu??
Aku sentuh bibirku yang tadi disentuh oleh bibirnya. Aku tersenyum mengingat kehangatan saat bibirnya bersentuhan dengan bibirku. Terasa hangat.

 

Aigoo apa yang aku fikirkan. My first kiss. Telah diambil olehnya. Seharusnya saat mobilnya berhenti dirumahku. Aku tidak berpura-pura tertidur. Pasti kejadian ini tidak akan terjadi.

 

Huuaaaaa ciuman pertamaku kenapa diambil olehnya. Aku tidak relaaaaaaaa !!!!!!.

 

…………………………………………….

 

“Bomi-ya sarapan terlebih dahulu sebelum kau berangkat sekolah” teriak Appa saat aku melewati ruang makan yang sudah ada Eomma dan Appa. Aku memberhentikan langkahku dan menghampiri mereka.

 

“mianhae Appa aku harus cepat sampai sekolah. Ada tugas yang harus aku selesaikan pagi ini.” Ucapku berbohong pada Appa. Sebenarnya aku ingin melihat keadaan Vespaku saja.

 

“tapi kau minum susu ini saja. Agar ada tenaga. Jangan sampi perutmu itu kosong” Ucap Eomma dan menyodorkan segelas susu hangat. Aku mengambilnya dan langsung meneguknya sampai habis.

 

“sudah eomma. Aku ingin langsung bernagkat. Annyeong” Ucapku cepat dan langsung pergi dari hadapn mereka.

 

“ahjussi kajja antar aku sekolah.” Ucapku pada supirku saat aku sudah berada didalam mobil.

 

“ne”.

 

……………………………………………

 

Aku langsung berlari menuju parkiran sekolah. Aku berhentikan langkahku melihat Vespaku yang masih utuh dan selamat ditempatnya. Tapi aku melihat ada sebuah Vespa lain yang terparkir di samping Vespaku. Aku tahu itu pasti bukan punya Minho karena aku tahu seperti apa bentuk Vespa Minho.

 

Aku berjalan kearah bangkuku yang ternyata sudah ada Minho sahabatku. “pagi Minho-ya” Sapaku padanya dan dia hanya tersenyum padaku. Akupun duduk disampingnya.

 

“Minho-ya kau tahu pemilik Vespa yang berada di parkiran?? Karena setahuku yang menyukai Vespa yang ada di sekolah ini hanya aku dan kau saja??” Tanyaku padanya.

 

“pemilik Vespa itu adalah Young Wol”

 

“Mwo?! Young Wol?” tanyaku kaget.

 

“ssssstttt.. jangan keras-keras bicaranya. Orang yang kita bicarakan juga ada dalam ruangan ini.” Ucap Minho.

 

“hhehe.. ne aku tidak akan keras-keras membicarakannya. Hmm tapi kenapa mukamu semerah itu Minho-ya” ucapku meledeknya.

 

“a-anio .. muka ku tidak merah..” ucapnya mengelak. Hhahha sungguh senang dapat sedikit mengerjainya seperti itu.

 

“ne ne aku tahu.. eoh ya apakah Young Wol seorang Vespa Girl??” tanyaku lagi.

 

“ne.. ternyata dia sudah menjadi penggemar Vespa sejak SMP..” jawab Minho.

 

“huaa mengasyikan dong. Aku dapat bertukar pikiran dengannya tentang Vespa” ucapku antusias.

 

“terserah kau saja “ uacpnya lemas.

 

Aku hanya menanggapinya dengan senyuman saja. Hehehe..

 

…………………………………

Saat ini jam untuk istirahat. Waktu yang sangat aku tunggu. Menurutku cukup untuk merenggangkan semua tubuh dan otakku.

 

“Bomi-ya..” panggil seseorang. Aku membalikan badanku dan melihat Taecyeon yang tersenyum kearahku. Aku hanya menanggapi dengan tanggapan dingin.

 

“bolehkah aku berbicara denganmu??” tanyanya padaku. Aku menyerengit bingung. Bukankah kemarin dia sudah berbicara padaku??. Mau apa lagi??.

 

“mau biacara apa? Bukanakah kemarin kita sudah berbicara??” tanyaku.

 

“hmm lebih baik kita berbicara di taman sekolah saja..” ucapnya tanpa menjawab pertanyaanku. Aku hanya diam sedangkan dia sudah berjalan dihadapanku.

 

“waeyo? Tenang saja aku tidak akan seperti kemarin..” ucapnya dengan seyuman yang menghiasi wajahnya. Aku hanya mengangguk pelan dan mengikutinya dari belakang.

 

“mungkin saat inilah aku harus menyerah.. aku memang bodoh membuatmu memebenciku. Aku hanya ingin kau memaafkanku Bomi-ya. Dan rasa cinta ini.. aku akan menguburnya dalam-dalam.” Ucapnya sendu. Aku tahu mungkin keputusannya ini sangat sulit untuknya.

 

“ne aku memaafkanmu. Dan kita akan seperti dulu. Kau adalah temanku.” Ucapku mencoba menyemangatinya. Dengan seketika wajahnya terlihat senang. Aku pamerkan senyuman terbaikku.

 

“jinja?? Gomawo Bomi-ya.” Ucapnya senang. Dan tanpa dia sadar dia menggenggam tanganku dan menggoyang-goyangkannya.

 

“ne Taecyeon-ah” ucapku tersenyum.

 

Mungkin inilah yang terbaik.

 

……………………………….

 

“bisakah kita bicara sebentar?? Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan dan aku tanyakan padamu.” Tanya Young Wol yang berada di hadapanku. Sekarang keadaan kelas sudah sepi karena sudah habis jam pelajaran. Dan saat ini aku masih berada dikelas bersama Young Wol.

 

“boleh saja.. waeyo?” tanyaku. Dan aku lihat dia duduk disebelahku. Akupun duduk disampinya.

 

“sepertinya Minho menyukaimu??” ucap Young Wol dengan raut wajah lesu. Dan membuat aku shock dengan penuturannya itu.

 

“mwo ?!.. hahahaha kau ini lucu sekali.. aku dan dia adalah sepasang sahabat. Walaupun aku dan dia baru tiga tahun saling mengenal. Tetapi aku sangat yakin jika dia menyukaimu.” Ucapku.

 

“tapi.. dia terlihat selalu senang bersamamu??” tanyanya lagi. Dia hanya menundukkan kepalanya.

 

“huft~.. kamu melihat seperti itu karena kita memang selalu seperti itu. dan asal kau tahu. Dia sangat menyukaimu. Aku sangat tahu tentang hal itu.” Ucapku mencoba meyakinkannya. Dia menghadapkan wajahnya kepadaku.

 

“tidak mungkin..? “ ucapnya

 

“aishh.. aku sangat mengenalnya.. saat aku membicarakanmu saja mukanya dapat sangat merah.. hmm aku sering memperhatikan dia jika dia selalu memperhatikanmu diam-diam” ucapku lagi. Young Wol menatap wajahku semakin penasaran.

 

“tidak biasanya dia seperti itu kepada yeoja. Hanya pada saat bersama dirimu dia menjadi sosok yang malu dan pendiam. Dan aku sangat yakin jika dia menyukaimu. Begitupun denganmu. “

 

“hehhehe.. jika memang seperti itu keadaannya aku tidak akan menyerah untuk mendapatkannya. Aku akan selalu membuatnya semakin menyukaiku. Dan jika bisa dia mencintaiku” ucapnya langsung berdiri dan mengangkat dan mengepalkan kedua tangannya. Mengartikan sebuah semangat yang tinggi. Dan perjuangan yang sangat yakin.

 

“hahha kau ini sangat lucu Young Wol-ah” ucapku dengan tawa yang menggelegar.

 

“hehhehe… aku sangat senang” ucapnya dan kembali duduk di sampingku.

 

Ddrrttt’

Ddrrttt’

 

Aku raskaan telfon ku bergetar disaku kantung baju ku. Aku lihat nama ‘Eomma’ tertera pada layar telfonku.

 

“yobseyo eomma”

 

“(……….)”

 

“ne eomma”

 

Ucapku dan mengakhiri panggilanku. Aku tatap Young Wol yang masih berada disampingku.

 

“mianhae aku harus segera pulang. Eomma menyuruhku cepat pulang karena ada urusan penting.” Ucapku. Dia hanya menganggukkan kepalanya.

 

Akupun berdiri dari tempat dudukku. Sedikit berlari menuju keluar kelas.

 

“Bomi-ya tunggu. Lebih baik kita bersama-sama” ucapnya padaku. Aku pun tersenyum.

 

“ne kajja” ucapku.

 

…………………………….

 

-Author Pov-

 

Ceklek’

 

Pintu rumah Bomi terbuka. Menandakan seseorang ingin masukkedalamnya. Bomi masuk dengan santainya. Namun langkahnya terhenti saat diruang tengah. Dia bingung dengan keadaan saat ini.

 

“ada apa ini eomma?” tanya Bomi pada eommanya.

 

“duduklah disamping eomma.” Ucap Nyonya Jung.

 

“kenapa ada Jong Woon,ahjumma dan ahjussi kim. Dan kenapa juga ada ahjumma Ok (eomma Taecyeon)?” tanya Bomi lagi setelah duduk disamping Eomma-nya.

 

“Bomi-ya. Ahjumma harap kau mau menerima perjodohan ini. Perjodohan kau dengan Taecyeon” Ucap Nyonya Ok. Bomi yang mendengar menatap Nyonya Ok dengan heran.

 

“Mwo ! apa maksud dari semua ini?? Kenapa jadi seperti ini?? Aku sungguh tidak mengerti??” Ucap Bomi bingung.

 

“semua keputusan ada di tanganmu Bomi-ya” ujar Nyonya Kim-Eomma Yesung-.

 

“tapi.. masalah aku dengan Jong Woon saja belum selesai.. kenapa harus ditambah masalah ini lagi??” ucap Bomi sedikit kesal.

 

“eomma tidak dapat berbuat apa-apa Bomi-ya. Eomma tidak bermaksud membuatmu bingung. Hanya saja Eomma ingin kamu memilih sendiri pilihan hidup yang sudah ada di depan matamu.” Ucap Nyonya Jung.

 

“aku menyukai Bomi. Maka dari itu aku tidak terima tentang hal ini.” Ucap Yesung tiba-tiba. Dan ini membuat semua mata tertuju padanya.

 

“kyaa apa maksudmu??” Tanya Bomi. Yesung langsung menatap Bomi dengan tatapan tajamya. Memedam amarah yang ada pada dirinya.

 

“aku menyukaimu. Apa itu salah? Dan apakah aku pernah menolak aku di jodohkan olehmu??” ucap Yesung datar namun tajam.

 

“aishhhh..” Ucap Bomi kesal.

 

“ahjumma sangat yakin kau memilih yang terbaik. Ahjumma melakukan ini hanya untuk membahagiakan Taecyeon. Dia seperti seorang kesaepian jika dirumah. Namun jika dia bercerita tentangmu raut wajahnya sangat menggambarkan kebahagiaan. Ahjumma hanya ingin membuatnya bahagia.” Ucap Nyonya Ok.

 

“tapii…. Taecyeon saat disekolah dia akan menjadi chinguku. Dia yang memintaku untuk itu. dan aku menerimanya. Tetapi kenapa jadi seperti ini?” tanya Bomi.

 

“ne ahjumma memang tidak memberitahukan tentang ahmjumma menjodohkanmu dengannya. Ahjumma ingin dia bahagia. Dari kecil dia jarang untuk mencintai seseorang. Bersama ahjumma saja dia terkadang tertutup. Tapi saat mengenalmu dia tidak seperti itu.” ucap Nyonya Ok.

 

“kenapa harus seperti ini..”lirih Bomi pelan.

 

……………………………….

 

Terlihat Bomi yang hanya duduk di ranjang tidurnya. Wajahnya terlihat muram dan tak bersemangat. Kejadian tadi siang membut pikirannya semakin bertambah. Masalahnya dengan Jong Woon belum berakhir. Sekarang ditambah orangtua Taecyeon yang datang kerumahnya dan meminta agar dia menerima perjodohan itu.

 

Bomi menganggap hidupnya sangat rumit. Begitu banyak sebuah pilihan yang diharuskan dia untuk memilih yang terbaik.  Dia belum tau sama sekali siapa yang menurutnya terbaik. Semuanya terjadi begitu cepat.

 

Ddrrttt’

Ddrrttt’

 

Telfon Bomi bergetar. Diambilnya telfon yang berada di sampingnya. Ternyata ada sebuah pesan. Dilihatnya isi pesan itu.

 

From : Jong Woon

 

Bisakah kau keluar rumah sebentar..
aku ingin berbicara…

Aku tunggu didepan rumahmu..

 

Bomi menarik nafas beratnya. Pikirannya memang ingin sekali menolak ajakan dari Yesung namun hatinya berkata lain. Dia mulai beranjak dari kasurnya. Mengganti pakaian dan menghampiri Yesung.

 

“ada apa menyuruhku untuk menemuimu?” tanya Bomi dingin menemui Yesung didepan rumahnya. Yesung hanya tersenyum melihat raut wajah Bomi. Di acaknya pelan rambut Bomi itu.

 

“kyaa jangan merusak rambutku” Ucap Bomi kesal. Yesung hanya terkekeh melihat Bomi yang mepautkan bibirnya itu.

 

“kajja ikut aku.” Ucap Yesung menarik tangan Bomi. Namun Bomi menahannya. Dan membuat Yesung menatapnya.

 

“kita mau pergi kemana?” Tanya Bomi.

 

“sudahlah percaya saja denganku. Kamu tidak akan menyasal.” Ucap Yesung meyakinkan.

 

“tapi…”

 

“aisshh berisik sekali.. percaya saja denganku. Arrasheo !” ucap Yesung.  Dan Bomi hanya mengangguk pelan.

 

Yesung membawa Bomi dengan motor besarnya itu kesebuah tempat yang menurut Yesung akan membuat Bomi sangat senang.

 

“Bomi-ya..” sapa seorang Namja saat Yesung dan Bomi sudah sampai ditempat tujuan Yesung.

 

“Minho-ya..” Ucap Bomi dan turun dari motor besar Yesung. Dengan segera Bomi langsung mentap Yesung intens.

 

“kenapa kau membawaku kesini??” tanya Bomi bingung. Bagaimana tidak. Yesung membawa Bomi ketempat biasa dia bertemu dengan komunitas Vespanya. Dan Yesung membawanya ketempat yang sangat ia ingin datangi.

 

“waeyo?? Aku hanya ingin melihatmu bahagia.” Ucap Yesung santai. Namun tidak bagi Bomi yang sangat terkejut dengan ucapan Yesung.

 

“aisshh jangan suka menggombal.” Ucap Bomi kikuk. Dia mengatakan itu karena dia sangat gugup.

 

“hehhe..” Yesung hanya tertawa renyah melihat Bomi yang seperti itu.

 

“Bomi-ya..” Panggil seorang yeoja. Bomi membalikkan badannya dan melihat yeoja cantik yang berada disamping Minho dan dapat dibilang sangat imut.

 

“eoh Young Wol. Apa kau ikut dan masuk komunitas disini juga??” Tanya Bomi antusias.

 

“ne aku disini. Minho yang mengajakku.” Ucap Young Wol tersenyum dan menggampit lengan Minho.

 

“jinja?? Wahh sepertinya ada kemajuan dengan kalian berdua.” Ucap Bomi.

 

“a-anio..” Ucap Minho kikuk.

 

“kyaa oppa..” Ucap Young Wol kesal dan melepaskan pelukan di lengan Minho terlepas.

 

“sudahlah Minho-ya jangan seperti itu terhadap dia. Nanti kau akan menyesal.” Ucap Bomi sedkit menggoda.

 

“aishh sudahlah jangan dibahas lagi. Dan lagipula apakah kau dan Jong Woon hubungannya semakin membaik.?” Tanya Minho dan balik menggoda Bomi.

 

“hubungan kami semakin membaik “ uacp Yesung baru saja datang dan merangkul bahu Bomi santai.

 

“aishh apa-apaan kau ini. Jangan sembarang merangkulku.” Ucap Bomi sinis dan menjauhkan tangan Yesung dari bahunya.

 

“kau adalah tunanganku. Apa salahnya aku lakukan hal itu??” ucap Yesung santai dan semakin membuat Bomi mendecak kesal.

 

“sudahlah Bomi. Aku dan Minho saja tidak apa-apa seperti ini.” Ucap Young Wol dengan menunjukkan tangan Minho yang melingkar di pinggangya.

 

“aishhh.. Bomi sebentar lagi kita akan jalan. Kita akan mengadakan konvoy bersama. Apa kau ingin ikut??” tanya Minho pada Bomi.

 

“jinja?? Wahh aku ingin sekali ikut. Tapi aku takut dicari oleh Eomma dan Appa jika pulang telat. Karena aku hanya meminta izin ingin bertemu dengan Jong Woon.” Ucap Bomi lesu.

 

“tenang saja. Aku akan bertanggung jawab dengan semua ini. “ ucap Yesung. Dengan cepat Bomi menatap Yesung.

 

“benarkah?? Huaa betapa senangnya aku. “ ucap Bomi tersenyum gembira.

 

“yasudah kajja.. kita akan segera berangkat.” Ucap Minho.

 

“tunggu.. aku naik apa untuk mengikuti konvoy itu? aku tidak membawa Vespa?” ucap Bomi.

 

“pakai punyaku saja. Aku akan bersama Minho.” Jawab Young Wol dan memberikan kunci Vespa nya.
“okey.. lalu apa yang akan kau lakukan jika aku pergi Konvoy??” tanya Bomi melihat kearah Yesung.

 

“aku? aku akan ikut denganmu.”

 

“caranya bagaimana??”
“aku akan satu motor denganmu. Kau akan yang mengendarai motor itu.”

 

“Mwo?! Aku tidak mau.”

 

“jika kau tidak mau. Resikonya kau akan dimarahai oleh orangtuamu karena pulang tanpa ada aku disisimu.”  Ucap Yesung mengancam Bomi. Dan seketika raut wajah Bomi langsung berubah.

 

“baiklah baik.. kau akan satu motor denganku.” Ucap Bomi pasrah.

 

Bomi dan Yesungpun berjalan kearah Vespa berwarna pink milik Young Wol. Mereka berdua menaiki Vespa itu dengan sedikit canggung.

 

“Kajja Jaemi-ya..” Ajak Minho yang berada disamping Bomi dan Yesung yang sudah siap untuk acara konvoy vespa itu.

 

“ne..” Jawab Bomi semangat. Dan dengan penuh semangat dia mulai menyalakan motornya dan dengan cepat. Namun karena itu hampir saja Yesung yang tidak berpegangan dengan apupun hampir saja terjungkal jika saja dia tidak langsung memegang baju yang dipakai Bomi.

 

“kyaa kenapa kau menarik bajuku?!!” ucap Bomi kesal saat dia mulai menjalankan motornya dan merasa jika Yesung menarik bajunya.

 

“karena kau mengegas terlalu mendadak. Dan sedangkan aku tidak berpegangan pada apun dan hampir saja aku terjatuh. Jika aku terluka apa kau mau mengobatinya eoh?!” ucap Yesung balik kesal.

 

“aisshshhhh” desis Bomi kesal.

 

“huaaa aku sungguh merindukan suasana malam seperti ini. Jalan-jalan dengan vespa dan berkumpul bersama dengan pecinta Vespa” ucap Bomi sangat senang. Dia mengendarai motornya dan sesekali melihat sekelilingnya yang banyak Vespa berkonvoy mengelilingi kota Seoul pada malam hari.

 

Yesung hanya dapat tersenyum melihat Bomi yang terlihat sangat bahagia.  Namun hatinya masih terasa takut. Takut jika Jaemi tidak akan memilihnya dan menjauhkan dirinya.

 

…………………………

 

“gomawo untuk malam ini Jong Woon-ah” Ucap Bomi sedikit membungkukkan diri setelah Yesung mengantarnya pulang dan menjelaskan pada kedua orangtua Bomi bahwa dia berjalan bersama.

 

“ne.. jangan tidur terlalu malam. Tidurlah sekarang juga.” Ucap Yesung lembut dan memamerkan senyumannya itu.

 

“eoh.. ne.. ne Jong Woon-ah” ucap Bomi kikuk.

 

“yasudah aku pulang dulu. Jaljayo Bomi-ya” Ucap Yesung.

 

Cupp’

 

Dengan cepat Yesung melarikan diri menuju motornya setelah berhasil mencium sekilas pipi Bomi. Sedangkang Bomi yang terkejut hanya memegangi pipinya yang dicium Yesung dan ada semburat merah yang ada pada pipinya itu.

 

_TBC_

 

 

Wahhhh semakin gaje nihh ff..

dimohon RCL nya..
mianhae kalo masih ada typo..

 

 

Love You Vespa Girl #2

lyvg 2 copy - Copy

 

Tittle : Love You Vespa Girl #2

 

Author : JaemiJhe

 

Fb : Nur Ziannida

 

Main Cast :

Kim Jong Woon a.k.a Jong Woon a.k.a Yesung

Andhikaayufebrina Rachmat a.k.a Jung Bomi a.k.a Bomi

Ok Taecyeon a.k.a Taecyeon

 

Support Cast :

Choi Minho a.k.a Minho

Dhyani Joo a.k.a Kim Yeong Wol a.k.a Yeong Wol

 

Genre : romance , friendship

 

Rating : 15+

 

Lenght : 2 of ??

 

Note: annyeong !!.. heheh aku kembali dengan lanjutan part dari sbelumnya. Mian lama.. hehhehe

 

Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!

 

Recomendation Song :

Album Super Junior 6jib

 

Summary :

 

Kebingungan ini sangat aku rasakan..
siapa yang aku cintai ?
siapa yanga akan aku pilih?
dirimu atau dirinya?

_Jung Bomi_

 

Siapapun yang kau pilih ..
aku akan selalu berada di sampingmu..
aku tidak akan meninggalkanmu…..

_Ok Taecyeon_

 

Disini aku menunggumu sampai kau menemukan keputusan yang terbaik..
pilihlah yang kau anggap pantas untuk hidupmu..
di sini aku mendukungmu..

_Kim Jong Woon_

 

 

————–HAPPY READING—————

 

“mianhae aku telat” ucap seorang namja yang memasuki ruang tamu keluarga Jung.

 

Semua orang yang berada di ruang tamu itu langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara. Hanya Bomi yang terlihat sanagt terkejut melihat namja itu.

 

“NEO !!!” teriak Bomi dan berdiri melihat namja itu.

 

Namun tanggapan namja itu hanya diam dan tanpa ekspresi sama sekali.

 

 

lStory Beginl

 

“eoh apa kalian saling kenal??” tanya Tuan Jung.

 

“aniio appa, aku tidak mengenalnya” ujar Bomi cuek dan kembali duduk di antara eomma dan nyonya Kim.

 

Sedang namja itu hanya mengerutkan dahinya. Melihat aneh sosok Bomi. Bagaimana tidak,saat dia datang Bomi langsung teriak.

 

“okeey semuanya sudah berkumpul. Jong Woon, kajja duduk di sebelah appa.”  Ucap tuang Kim kepada anaknya. Jong woon berjalan dan duduk di sebelah appa-nya.

 

“okey saya akan memulai acara perjodohan ini.” Ucap tuan Jung yang tak lain adalah Appa Bomi.

 

“MWO !!” ucap Bomi kaget.

 

……………………………………………………….

 

-Bomi Pov-

 

“MWO !!” ucapku kaget. kenapa jadi seperti ini. Kupandangi semua orang yang ada di ruangan ini. Mereka hanya memberikan sebuah senyuman. Namun tidak dengan namja itu. Kenapa dia tidak terkejut. Atau dia sudah mengetahui semua tentang perjodohan ini.

 

“Appa Eomma apa maksud kalian melakukan ini?? Aku sungguh tidak mengerti??” tanyaku dan menatap wajah mereka bergantian.

 

“ini semua appa lakukan demi kebaikanmu. Dan Jong Woon pun sudah menyetujui semua ini” ujar Appa yang membuatku semakin shock.

 

“tapi Appa aku masih sekolah. Aku ingin melanjutkan sekolahku itu hingga aku lulus kuliah.” Ucapku memohon pada Appa. Eomma selalu memegang tanganku erat. Mungkin eomma merasakan apa yang aku rasakan saat ini.

 

“kamu akan menikah dengannya saat kau selesai kuliah dan sekarang kau dengan Jong Woon akan mengikat hubungan kalian dengan pertunangan terlebih dahulu.” Ucap Appa. Aku hanya memandang Appa memelas.

 

Aku sungguh tidak dapat membayangkan semua itu terjadi. Aku akan bertunangan dengan namja aneh seperti dia. Tuhaannn kenapa kau memberi ujian yang seberat ini.

 

“hmmm ini sebagai hukumanmu juga sayang. Kau selalu melanggar perintah Eomma dan Appa” ucap Eomma.

 

“melanggar apa??” tanyaku bingung.

 

“sudah Eomma dan Appa perintahkan jika kau tidak boleh mengikuti komunitas itu. tapi kenapa kamu membangkang perintah kami itu” jelas Eomma.

 

“hmm komunitas apa memangnya Nyonya Jung ??” Tanya Tuan Kim ke eommaku.

 

“eoh anio Tuan Jung” jawab eomma kikuk.

 

Aisshhh apa namja itu tidak bisa menolak perjodohan ini. Kenapa dia hanya diam saja dan menampakkan wajah aneh nya itu.

 

“pertunangan akan dilaksanakan setelah kalian lulus SMA. Semua akan dipersiapkan oleh kami. Kalian hanya perlu mengikuti yang kami perintahkan saja.” Ucap tuan Kim terhadap aku dan namja itu.

 

Huft. Aku hanya dapat pasrah dengan semua ini. Tapi aku akan berusaha meluluhkan hati eomma dan appa.

 

“permisi tuan nyonya masakan sudah siap” ucap Yoon ahjumma. Dia adalah pembantu kepercayaan keluargaku. Sebelum aku lahir dia sudah bekerja disini.

 

“oh ne terimakasih ahjumma” ucap Eommaku.

 

“baiklah Tuan dan Nyonya Kim dan Jong Woon mari kita makan” ajak Appa.

 

Kamipun berjalan ke ruang makan. Aku berjalan dengan lesu. Tidak ada niat sama sekali semangat dengan acara malam ini.

 

 

…………………………………..

 

-Taecyeon Pov-

 

Saat ini aku berada di kantin sekolah.  Dan saat ini Bomi ada di belakangku dan dapat di bilang kita saling membelakangi. Sesungguhnya walaupun aku sudah sedikit  menjauhinya tapi aku tetap memperhatikannya. Aku hanya butuh waktu untuk menyesuaikan hatiku. Aku juga telah merencanakan sesuatu agar dia menjadi milikku.

 

“Minho-ya aku akan di jodohkan” ucap Bomi. Bagaikan petir yang menusuk jantungku ini. Aku sungguh tak percaya dengan apa yang dia katakan. Dengan rasa penasaran yang tinggi aku pertajam pendengaranku ini.

 

“uhuk uhuk Mwo kamu dijodohkan ?? dengan siapa??” tanya Minho sahabatnya itu. aku semakin penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. Namun aku tak dengar apapun Bomi menjawab pertanyaan Minho itu. dengan sedikit keberanian, aku mengarahkan pandanganku ke belakang untuk melihat apa yang terjadi. Dan ternyata Bomi sedang membisikkan sesuatu ke Minho.

 

Aaisshhh kenapa Bomi harus membisik. Padahal aku ingin menegetahui siapa namja yang akan dijodohkan dengan Bomi.

 

“hahahhahahah jinjayo?? Kau akan dijodohkan olehnya?? Kasian sekali nasibmu itu Bomi-ya” ucap Minho meledek Bomi.

 

Aku sungguh tidak rela jika Bomi dimiliki oleh orang lain. Dengan segenap hati aku langsung loncat dari tempat duduk dan berpindah duduk disebelah Bomi.

 

“aigoo” kaget Bomi. Sungguh ekspresi kagetnya sungguh lucu. Tapi aku harus tetap pada tujuanku,untuk memastikan itu semua.

 

“apa kau benar akan dijodohkan??? Dengan siapa kau akan di jodohkan??? “ tanyaku antusias kepada Bomi. Aku sungguh penasaran siapa namja itu.

 

“itu bukan urusanmu” ucap datar dan dingin. Aku lihat dia mulai beranjak dari tempat duduknya. Namun aku pegang tangannya. Dia pun langsung menatapku tajam. Aku yang tak gentar menarik tangannya dan diapun duduk kembali. Aku langsung memegang kedua bahunya agar dia tidak beranjak pergi dari tempat duduknya. Dengan sekuat tenaga aku hadapkan wajah Bomi agar berhadapan denganku.

 

“jebal tolak perjodohan itu. jangan mengecewakanku yang selalu setia menunggumu. Aku mohon jangan menyakitiku terus menerus” pintaku padanya. Entah mengapa air mata ini turun begitu saja dari mataku. Ku lepaskan tanganku yang berada di bahunya. Ku tundukkan kepalaku, aku tidak ingin Bomi melihatku seperti ini.

 

……………………………………..

 

-Bomi Pv-

 

Aku tidak menyangka jika Taecyeon benar-benar menangis karena aku. aku bingung harus melakukan apa jika situasi seperti ini.

 

“kyaaa Taecyeon-ah neo gwaenchana??” tanyaku takut-takut. Aku sedikit mendorong bahu dengan telunjukku agar aku dapat melihat wajahnya.

 

“pergilah. Aku butuh waktu sendiri. Aku mohon. Hikss” ucapnya pelan. Namun aku masih dapat mendengar apa yang dia katakan.

 

“ne” ucapku ragu. Sesungguhnya jika dia seperti ini aku tidak tega melihatnya.

 

Aku beranjak dari tempat dudukku. “ kajja Minho-ya kita kekelas” ajakku pada sahabatku.

 

Dan ternyata banyak siswa yang banyak memperhatikan kejadian ini. Aku sangat malu.

 

Aku mulai membelakangi Taecyeon yang masih sama dengan posisinya.

 

Greppp’

 

Ada tangan seseorang yang melingkar diperutku. Namja itu memelukku dari belakang. Aku sungguh kaget dengan perlakuan namja ini.

 

“Kumohon dengan sangat Bomi-ya, tolak perjodohan itu. pilihlah aku yang tulus mencintaimu. Aku selalu disisimu jika kau membutuhkanku. Aku disini untukmu Bomi-ya. Mianhae Saranghae” ucapnya lirih padaku. Aku sungguh kaget dengan perkataan tulusnya. Tidak terlihat ada kebohongan dari pengucapannya itu.

 

“Taecyeon-ah” ucapku memanggil namanya. Saat aku ingin membalikkan badanku, tangannya yang masih melingkar diperutku menahan agar aku tidak berbalik dan berhadapan dengannya.

 

“pergilah. jangan berbalik menghadapku saat ini. Aku tidak ingin melihatmu hari ini. Aku ingin memikirkan semua ini.” Ucapnya setelah melepaskan pelukanku. Aku hanya diam dan menuruti perkatannya itu.

 

Mungkin banyak siswa yang saat ini membicarakan kejadian ini. Aku dan Minho hanya saling diam dan berjalan menuju kelas.

 

 

“neo gwaenchana??” tanya Minho hati-hati saat kita sudah sampai di tempat duduk.

 

Aku hanya menganggukkan kepalaku mengartikan jika aku tidak apa-apa.

 

……………………………………..

 

Aku berjalan menuju parkiran mobil. Dimana sudah ada Lee ahjussi yang sudah pasti menungguku.

 

Dddrrttt’

Dddrrttt’

 

Aku ambil hp ku yang berada di saku jasku. Sebelum lihat siapa yang menelfonku. Aku langsung mengangkatnya.

 

“yoboseyo” ucapku

 

“lambat sekali jalanmu. Cepat ke depan pintu gerbang sekolah aku sudah menunggumu.” Ucap seorang namja dengan angkuhnya terhadapku. Dasar namja aneh, aku saja tidak tahu siapa yang menelfon saat ini.

 

“nuguya??” tanyaku

 

“jika kau ingin tahu. Cepat kedepan pintu gerbang sekolah. Aku tunggu satu menit. Jika tidak akan aku tinggalkan kau sendirian” ucapnya tak sabar.

 

“kyaaaaa… tutt tuttt tuttt” sebelum aku memarahi namja itu telfonya sudah terputus.

 

Aku lihat didaftar panggilan masuk. Namun aku tidak tahu ini nomer siapa yang ada hanya tertera nomer telfonnya saja.

 

Dengan cepat aku berlari menuju pintu gerbang sekolah. Aku sungguh ingin memarahi namja itu yang dengan seenaknya menyuruhku.

 

Saat sedikit lagi aku sampai gerbang sekolah. Aku lihat seorang namja yang bersender di sebuah motor yang seperti motor balap berwarna merah perpaduan dengan warna putih. Dia memakai kaca mata hitam sehingga tidak terlalu terlihat wajahnya. Dia juga memakai seragam sekolah sepertiku. *bayangin aja seragamnya mirip kaya di dream high …hehhehe*.

 

Aku hampiri namja itu dengan santai. Dan ku lihat dia mengarahkan pandangannya kerahku.

 

“kenapa kau lama sekali eoh??” bentaknya kepada.

 

“nugu??” tanyaku polos.

 

“hmm??” aku lihat dia sedikit bingung dengan pertanyaanku.

 

 

“kau siapa? Aku tidak bisa melihat wajahmu karena kacamata hitammu yang besar itu!!” ucapku

 

Diapun mulai membuka kacamatanya itu dan membenarkan poninya yang sedikit melebihi alis.

 

“kkyya Neo??” pekik kaget. bagaimana tidak namja itu adalah Kim Jong Woon.

 

“aneh” ucapnya dingin dan mulai menaiki motornya itu. sedangkan aku hanya diam mematung. Baru kali ini ada seorang namja yang berbicara seperti itu terhadapku.

 

“kyaa cepat naik. Mereka sudah menunggu kita.  Kita sudah telat” omelnya terhadapku.

 

Dengan wajah cemberut aku mulai menaiki motor nya itu.

 

“pakai ini” ucapnya mengarahkan sebuah helm kepadaku. Aku hanya menerimanya dengan pasrah dan memakainya di kepalaku.

 

“tunggu, kita mau kemana??” tanyaku sebelum dia melajukkan motornya.

 

“kerumahku. eomma,appa,ahjumma,dan ahjussi sudah berada disana.” jawabnya.

 

“hmmm lalu kenapa tidak Lee ahjussi saja yang mengantarkanku??” tanyakku lagi

 

“molla. Mungkin mereka menyuruh Lee ahjussi yang tidak mengantarkanmu dan aku yang akan mengantarkanmu.” Jawabnya.

 

“ohw.. arrasheo.”

 

“Apa ada yang ingin kau tanyakan lagi vespa girl lamban ??” ucapnya meledek kepadaku.

 

“aisshhh jangan panggil aku seperti itu” kesalku.

 

“waeyo?? Bukankah kau memang vespa girl lamban eoh??”  ucapnya tak kalah sengit.

 

“kyaaaaa” teriakku. Aku lihat dia menutup telinganya dengan kedua tangannya walau dia sudah memakai helm.

 

“lebih baik aku mengalah. Jika tidak kita tidak akan pergi berangkat kerumahku.” ucapnya sesabar mungkin. Aku hanya tersenyum di balik helm.

 

Aku sedikit bingung dengannya. Kenapa sampai saat ini dia tidak menjalankan motornya itu.

 

“Jong Woon-ah kenapa tidak jalan sejak tadi. Katanya kita sedang telat” ucapku bingung.

 

“peluk aku jika kau ingin selamat” ucapnya dingin.

 

“MWO !!!”

 

“aisssh bisakah kau tidak selalu berteriak” ucapnya kesal.

 

“kamu juga yang meminta aneh-aneh” ucapku tak kalah kesal.

 

“yasudah terserah kamu” ucapnya santai. Dia mulai melajukan motornya dengan kecepatan tinggi dan reflek aku lansung memeluknya erat. Saat ini aku belum siap untuk mati.

 

……………………………………………

 

-Authot Pov-

 

 

Yesung dan Bomi sudah meninggalkan sekolah. Taecyeon yang sedari tadi memperhatikan Bomi, sekarang tahu siapa namja yang akan di jodohkan oleh Bomi. Dia hanya dapat menatap nanar Yesung dan Bomi yang mulai hilang dari hadapannya.

 

…………………………………..

lima belas menit perjalanan akhirnya Bomi dan Yesung telah sampai di depan rumah Yesung. Yesung memasukkan motornya itu ke garasi rumahnya. Setelah sampai di garasi,Yesung sedikit bingung dengan Bomi yang tetap dengan posisi memeluknya. Yesung yang menyadari itu hanya dapat tersenyum melihat tingkah Bomi. Dibukanya helm yang sedari tadi di pakainya.

 

“kyya Jung Bomi. Aku tahu jika tubuh aku ini membuatmu nyaman. Tapi bisakah kamu menyudahi pelukanmu itu. “ ucap Yesung cepat. Dan membuat Bomi  langsung melepaskan pelukannya itu. Bomi juga dengan Reflek langsung turun dari motor Yesung.

 

“hehhehe” Bomi hanya tertawa renyah. Dia langsung memasuki rumah. Namun  langkahnya terhenti setelah mendengar suara tawa dari Yesung.

 

“hahhahahahah dasar Jung Bomi yang bodoh hahahhaha…..” ucap Yesung yang memegangi perutnya. Matanya hanya terlihat segaris. Dari raut wajahnya terlihat sekali sebuah kepuasaan dan kegembiraan dengan kebodohan Bomi.

 

Bomi yang kesal menatap tajam namja yang ada dihadapannya itu. “ KYAA KIM JONG WOON apa yang tertawakan eoh!!!” ucap Bomi kesal. Yesung yang masih tertawa  dan menghampiri Bomi yang masih menatap Yesung kesal.

 

Dengan perlahan Yesung membuka sebuah helm yang masih melekat di kepala.  Yesung langsung melepaskan helm itu dari kepala Bomi. Setelah di lepas Yesung menunduk agar wajahnya sejajar dengan Bomi. Jarak antara mereka sangatlah dekat. Yesung tersenyum meremehkan Bomi. Bomi hanya menampakan wajah dinginnya.

 

“aneh dan bodoh” ucap Yesung dan langsung memasuki rumahnya. Bomi hanya bingung dengan sikap Yesung itu.

 

“kau yang aneh. Cepat berubah sifatnya itu” ucap Bomi seorang diri. Diapun dengan malas memasuki rumah Yesung.

 

Saat memasuki ruang tamu Bomi melihat sudah ada kedua orang tua Yesung dan Bomi. Disana ada Yesung yang memasang wajah dingin dan sok coolnya itu. Bomi yang tidak kalah memancarkan wajah dinginnya.

 

Dia duduk disebelah Yesung. Kedua orang tua mereka saling berhadapan dengan mereka.

 

“hmmm pertunangan kalian akan dilaksanakan pada saat kalian lulus. Dan pernikahan kalian akan di laksanakan pada saat Yesung telah siap dan bekerja di perusahaan Appa.” Ujar Tuan Kim.

 

Yesung dan Bomi hanya dapat menghela nafas berat atas keputusan kedua orangtua mereka.

 

“pernikahan kalian bisa saja dipercepat jika kalian tidak memperbaiki hubungan kalian berdua. Jika kami semua mendengar sebuah masalah diantara kalian. Maka pernikahan kalian tidak kami segan-segan akan di nikahkan hari itu juga.” Ucap Tuan Jung.

 

“MWO !!” ujar Yesung dan Bomi bersama.

 

“waeyo?. Jika tidak seperti itu kalian tidak akan bersatu. Dan hubungan kalian tidak akan pernah membaik.” Ucap Nyonya Kim.

 

“ah satu lagi. Setelah pertunangan kalian di laksanakan. Bomi akan tinggal disini bersama kita.” Ucap Eomma Bomi angkat bicara.

 

“mwo. Kenapa jadi seperti ini eomma. Aku tidak setuju jika seperti itu.” Ucap Bomi menolak atas pernyataan itu.

 

“jika kau tidak mau. Vespa kamu tidak akan appa kembalikan. Sebenarnya jika kamu setuju akan hal ini appa akan membalikkan Vespamu hari ini.” Ucap Appa Bomi. Bomi yang mendengar sebuah tawaran yang sangat menggiurkan baginya.

 

Terlihat Bomi sedikit memikirkan tawaran dari Appa nya itu. “ baiklah aku mau. Setelah pertunangan dengan Jong Woon aku akan tinggal disini” ucap Bomi antusias.

 

Terlihat keduan orang tua dari Yesung dan Bomi menampilkan senyum kepuasaan. Namun tidak untuk Yesung yang tetap memandang Bomi dingin.

 

………………………………………..

 

Pagi pun tiba. Terlihat Bomi yang berjalan menyusuri lorong sekolah menuju kelasnya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Bagaimana tidak, pagi tadi seperti janji Appa-nya terhadapnya Vespa kesayangannya itu telah di kembalikan kepadanya.

 

“pagi Minho-ya” Ucap Bomi riang mengahmpiri Minho-ya yang dapat dilihat sangat murung. Bomi lansung duduk di sebelah Minho.

 

“Minho-ya Vespaku telah kembali. Wahh betapa senangnya diriku ini. Walaupun harus ada bebrapa perjanjian yang harus aku tepati.” Ucap Bomi sangat bersemangat. Senyum kebahagiaan sangat terlihat jelas dari bibir manisnya itu.

 

“Bomi-ya..” panggil Minho lesu. Bomi yang mendengar menatap Minho yang terlihat sangat murung dan lesu.

 

“kau kenapa??” tanya Bomi terlihat khawatir melihat keadaan Minho yang tidak seperti biasanya.

 

“huaaa aku tidak menyangka jika seperti ini.” teriak Minho terlihat frustasi. Bomi yang kaget melihat Minho seperti itu sedikit takut mendekati Minho.

 

Dengan cepat Minho langsung menghadapkan wajahnya dengan Bomi. Bomi yang spontan memundurkan wajahnya agar tidak terlalu dekat dengan wajah Minho.

 

“aku di jodohkan” ucap Minho lesu dan menundukkan wajahnya. Bomi yang mendengar itu menatap Minho.

 

“hahahahahah lihat lah kau juga dijodohkan hahahha nasib kita memang sama.” Ucap Bomi tidak dapat menatap tawanya. Minho yang melihat Bomi hanya tertawa dan tidak mengerti perasaannya hanya dapat memanyunkan bibirnya itu.

 

Teeeeetttt’

Teeeeetttt’

 

Terdengar suara bel tanda masuk sekolah telah berbunyi. Bomi yang perlahan memberhentikan tawanya itu setelah melihat Lee Seosengnim masuk kekelas.

 

“Pagi anak-anak” Sapa Lee Seosengnim.

 

“pagi Seosengnim” jawab anak murid itu serempak.

 

“pagi ini akan ada murid baru di kelas kalian. Young Wol silahkan masuk” Ucap Lee Seosengnim menyuruh seorang yeoja masuk ke kelasnya. Dan terlihat yeoja cantik memasuki kelas itu. Rambut coklat yang sedikit bergelombang dengan tas bertengger di bahunya itu.

 

“silahkan memperkenalkan dirimu Yeong Wol” Suruh Lee Seosengnim kepada yeoja itu.

 

“annyeong haseyo jeoneun Kim Yeong Wol imnida. Saya pindahan dari sekolah Seoul High School. Saya pindah ke sekolah ini karena ingin menyusul tunangan saya Choi Minho” Ucap Yeong Wol yang menunjuk langsung kearah Minho berada.

 

Gemuruh kelas sangat terdengar saat Yeong Wol alasan kenapa dia pindah ke sekolah ini. Bomi yang kaget langsung menatap Minho yang menundukkan wajahnya itu. Minho hanya dapat tersenyum getir mendengar tanggapan teman sekelasnya atas kedatangan Yeong Wol itu.

 

“Sudah-sudah jangan berisik. Tenang kalian semua. “ ucap Lee Seosengnim mencoba menenangkan.

 

Dengan cepat gemuruh kelas menjadi sunyi seketika. “ baiklah Yeong Wol, sebaiknya kau jangan sebangku dengan Minho. Saya takutnya kau menjadi tidak berkonsen pada pelajaran. Lebih baik kau duduk dengan Ryeowook saja.” Ujar Lee Seosengnim kepada Yeong Wol dan menujuk ke arah Ryeowook yang berada di baris ke dua kolom ke empat. Tidak jauh dari tempat duduk Minho dan Bomi.

 

“Ne Lee Seosengnim” jawab Yeong Wol dan berjalan menuju tempat duduk yang di suruh oleh Lee Seosengnim.

 

Bomi yang sedari tadi hanya menahan tawanya melhat wajah Minho yang memerah. Walaupun Minho menunduk tetapi tetap dapat di lihat oleh Bomi.

 

Dengan keberanian yang ada Minho mengarahkan pandangannya ke arah Yeong Wol berada. Namun dia membalikkan arah pandangnya lagi setelah melihat Yeong Wol yang menyadari Minho memperhatikannya.

 

“kyaa tidak usah seperti itu. sungguh wajahmu itu seperti warna buah apel yang sangat merah.” Ledek Bomi yang langsung mendapatkan tatapan mengerikan dari Minho. Bomi hanya memamerkan senyuman meldeknya. Baginya tatapan Minho tidak ditakuti olehnya.

 

“terserah kau saja. Sungguh saat ini aku sungguh bingung” Ucap Minho sepelan mungkin. Mungkin karena mereka masih dalam jam pelajaran.

 

“hahhah saat ini kau juga merasakan apa yang aku rasakan” Ucap Bomi.

 

“ne arrasheo. Ternyata sangat memusingkan.” Ucap Minho pasrah.

 

“ne.” Ucap Bomi singkat. Dia tidak ingin jika Lee Seosengnim mengetahui jika dia sedang berbicara disaat jam pelajarannya.

 

…………………………………………

 

-Bomi Pov-

 

Huft sungguh membosankan. Saat ini aku berjalan sendiri menuju parkiran sekolah karena jam pelajaran telah berakhir. Biasanya ada Minho yang selalu menemaniku. Namun saat ini sudah ada seorang yeoja itu yang selalu mendekati Minho. Jadi terpaksa mungkin mulai dari hari ini aku akan selalu sendiri.

 

Aku memasangkan sepasang earphone pada kedua telingaku mendengarkan dentuman lagu yang sangat menyenagkan hati. Berjalan menyusuri jalan-jalan sekolah menujuparkiran sekolah.

 

Aku balikkan diriku saat seseorang menarik pergelangan tanganku. “ada apa??” tanyaku sedingin mungkin. Dan melepaskan earphoneku itu.

 

Aku lihat namja ini hanya diam dan menatap mataku tajam. Jarang sekali melihat tatapan matanya seperti itu. tanpa persetujuanku dia menariku dan membawaku yang aku tidak tahu kemana.

 

“Taecyeon-ah waeyo??” tanyaku padanya yang hanya tetap menarik pergelangan tanganku tanpa menghiraukan pertanyaanku itu. Aku hanya diam mengimbangi langkahnya itu.

 

“kita sudah sampai” ucapnya memberhentikan langkahnya dibawah pohon yang dapat di bilang lumayan rindang. Yang aku tahu ini adalah halaman belakang sekolah. Di halaman belakan sekolah hanya ada satu pohon. Dan iniliah pohon yang saat ini ada dihadapanku dan Taecyeon.

 

“apa kau masih ingat??” tanyanya padaku. Aku yang hanya bingung atas pertanyaannya itu. Mungkin dia mengerti raut wajahku yang mengartikan sebuah kebingungan.

 

Aku lihat dia berjalan dan duduk bersender dibawah pohon itu. “duduklah disampingku Bomi-ya”. Ajaknya padaku.

 

Akupun diam dan mengikuti apa yang dia inginkan. Aku duduk disebelahnya. Namun jarak yang berjauhan.

 

“ahhh~ aku tidak menyangka jika kau melupakan tempat ini. Mungkin bagimu ini adalah tempat yang tidak harus diingat. Namun bagiku ini adalah tempat yang sangat berarti untukku.” Ujarnya. Aku lihat dia hanya memandang dedaunan yang ada di atasnya.

 

Aku alihkan pandanganku kedepan. Terkadang aku masih merasakan dan memfikirkan kejadian saat aku bertanding basket dengannya yang terakhir kali itu.

 

“tempat ini adalah tempat pertama kali aku dan kau bertemu. Saat itu kau dikeluarkan dari kelas karena telat memasuki pelajaran pertama. Dan sedangkan aku bolos saat jam pelajaran pertama.” Ucapnya. Aku hanya tetap memandang lurus namun tetap menyimak apa yang dia bicarakan.

 

“saat itu kau tidak sengaja menendang sebuah kaleng minuman dan kaleng minuman itu mengenai kepalaku. Aku sungguh kesal saat itu. namun saat aku melihat siapa yang menendang kaleng itu adalah kau. Aku terpanah pada saat pertama kali melihatmu.” Ucapnya. Dan saat itu juga aku ingat kejadian pertama kali aku bertemu dengannya.

 

“dan disaat itu juga aku menyukaimu. Dan hubungan kita semakin dekat karena ternyata kau memasuki klub basket. Hatiku sangat senang saat itu. hingga aku mencari tahu semua tentangmu. Dan saat aku mengetahui jika kau seorang Vespa girl, aku berusaha menggunakan kendaraan itu.” lanjutnya lagi. Angin yang snagat terasa menyapu wajahku ini. Suara-suara dedaunan yang tertiup angin sangat dominan terdengar di telingaku.

 

“ aku sungguh senang kita menjadi seorang sahabat. Dan pada saat itu tiba, kebodohan yang aku lakukan hanya aku takut jika aku terkalahkan olehmu dalam bidang basket. Dan membuat kita menjadi seperti orang asing. Dan aku tidak pernah menyerah untuk kau menjadikan milikku setelah kejadian itu.” lanjutnya panjang lebar. Aku tatap wajahnya. Aku sungguh tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Dan aku lihat dia juga menatapku lembut. Dan dengan cepat aku mengalihkan pandangaku darinya.

 

Aku berdiri berniat meninggalkannya. Namun dia dengan cepat memeluk tubuhku ini.

 

“saranghae Jung Bomi. Aku takut jika aku akan hancur bila kau bertunagan dengan namja lain. Jebal lihat aku disini.” Ucapnya dan mengeratkan pelukannya terhadapku.

 

Aku mencoba berontak dalam pelukannya. Namun dia tetap memelukku seakan tidak ingin melepaskanku dari hidupnya. Hingga pelukanku terlepas saat seseorang menarik tanganku dan melepaskan aku dari pelukan Taecyeon.

 

“jangan ganggu dia” ucap seseorang itu yang tak lain adalahKim Jong Woon. Yahh seseorang ituJong Woon. Aku sungguh tidak menyangka jika dia berada disini. Aku tetap memandangi wajahnya yang dapat dibilang tetap memasang wajah sok cool nya itu. dan aku lihat dia menatap Taecyeon tajam. Dia tetap memegang pergelanganku ini.

 

Setelah mengakatan itu Yesung langsung menarikku pergi meninggalkan Taecyeon yang berdiam diri. Pergelangan tanganku sungguh sakit saat ini. Karena cengkraman tangan Yesung yang sangat kuat. Dan langkahnya yang sangat cepat.

 

“Kyaa Jong Woon-ah bisakah jalannya pelan sedikit.” Ucapku memelas. Namun dia diam tak menghiraukan kata-kataku. Aku memang tidak pernah memanggilnya Yesung. Karena menurutkan nama asli lebih nyaman untuk diucapkan.

 

“awww” teriakku saat tanganku yang satu lagi di tahan oleh namja yang aku tahu adalah Taecyeon. Jong Woon yang menyadari itu membalikkan badanya dan menatap Taecyeon.

 

“aku tidak akan menyerah dan akan mendapatkannya.” Ucap Taecyeon menatap Jong Woon. Dan dia melepaskan cengkraman tanganya di pergelangan tanganku. Taecyeon pergi dan meninggalkan aku dan Jong Woon. Untung saja sekolah ini sudah sepi.

 

“aaaiiisssshhh” Ucap Jong Woon terdengar di telingaku. Terlihat wajahnya yang sedikit kesal. Kenapa dengannya dan kenapa dia tidak melepaskan cengkaraman tangannya di pergelangan tanganku.

 

 

_TBC_

 

Huuaaa gaje bgt nihh ff…
pasti makin ancur..
mian jika banya typo bertebaran..
hehhehe

 

 

Wajib RCL yang kena tag..
yang gak sengaja baca juga ya wajib RCL..
heheheh hargai Authornya..
okeeyyy…
*bow

 

 

 

(Sequel) My Best Friend, My love #OneShoot

friend sequel

 

Tittle : My Best Friend, My Love

 

Author : JaemiJhe

 

Fb : Nur Ziannida

 

Main Cast :

Lee Donghae

 

Im Jaemi

 

Lee Jin Ki (Onew)

 

Other cast

 

 

Genre : romance , sad

 

Rating : 15+

 

Lenght : OneShoot

 

Note: Annyeong !!.. Ini adalah fanfiction pertamaku. Mohon sarannya. 

 

Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!

 

Recomendation Song :

 

SUJU – Storm

SUJU –  My only Girl.

 

Summary :

 

Keterlambatanku adalah sebuah hal sangat fatal untukku.

Maaf, menyakitimu terlalu dalam.

Aku mencintaimu.

_Cho Kyuhyun_

 

 

Sakit, itulah yang aku rasakan setiap saat bersamamu.

Mencintaimua apakah sesakit ini??

_Im Jaemi_

 

Apa yang harus aku lakukan??

Teman atau keegoisan??

_Onew_

 

 

————————————-HAPPY READING—————————

 

 

-Onew Pov-

 

Saat ini aku kuliah di Seoul Art Universitas. Aku mengambil jurusan Design Grafis semester tiga. Aku dan Jaemi mengambil jurusan yang sama namun berbeda semester. Sedangkan Donghae dia mengambil jurusan Modeling. Dia bilang dia ingin menjadi Aktor terkenal. Di kampus saja dia sudah terkenal. Ckckckck

Saat ini aku sedang duduk di bawah pohon maple. Musim gugur yang indah. Daun-daun yang mulai menguning dan berjatuhan di bumi. Angin sejuk yang ber hembus dengan sejuknya yang menerpa kullit ku.

Mataku tertuju pada seorang pria yang sedang sedikit berlari ke arahku.

“Hyung,” Panggilnya saat dia sudah dekat dengan ku.

“Waeyo Donghae-ya??” Tanyaku.

“Apa kau tahu dimana Jaemi?? Sejak tadi aku mencarinya, namun aku tidak melihat dia hyung,” Ujarnya lalu duduk di sebelahku.

“Mollayo, aku sejak tadi hanya di sini saja,”

“Hmm hyung, apa kau mau jujur padaku??” Tanyanya dan dia memperhatikan wajahku. Sepertinya Serius.

“ Ne waeyo?? Sepertinya serius sekali eoh,”

“Ne ini memang serius hyung. Sebenarnya aku sudah tahu sejak lama. Dan aku tahu jika kau itu mencintai Jaemi, “ Ucapnya  memandang wajahku secara dingin. Terkejut?? Tentu saja aku terkejut atas pertanyaan yang dia lontarkan.

“Kyyaa apa maksudmu??” Tanyaku balik dengan sedikit gugup. Dia sedikit tersenyum licik padaku. Aku tidak tahu apa maksudnya.

“Jangan berbohong padaku hyung. Aku sudah tahu semuanya. Jangan kau kira aku tidak memperhatikan gerak-gerikmu kepada Jaemi. Dan sorotan mata yang mengartikan kau mencintainya hyung,” Jelasnya panjang lebar. Aku menatapnya. Dan aku tidak menyangka jika semua apa yang aku lakukan kepada Jaemi di perhatikan oleh Donghae.

“Satu lagi hyung, Aku tidak akan melepaskan Jaemi dari hidupku. Aku sangat mencintainya melebihi yang kau tahu hyung,” Jujurnya. Aku hanya dapat diam seribu bahasa. Bingung untuk mengatakan apa yang harus aku katakan.

Sungguh,walau Jaemi sudah menjalani hubungan dengan Donghae sekitar  dua tahun,tetap saja aku masih berharap jika Jaemi dapat menjadi milikku.

“Donghae oppa, Onew Oppa” Teriak seorang yeoja. Aku dan Donghae yang merasa namanya di panggil langsung menolehkan kepala ke sumber suara tersebut. Terlihat seorang yeoja yang melambaikan tangannya ke atas, senyuman manisnya yang selalu membuat aku susah untuk melepaskan dia. Siapa lagi kalau bukan Jaemi. Dia sedikit berlari menuju aku dan Donghae.

“Bersikap biasa sajalah hyung,” Ucap Donghae di telingaku.

Jaemi yang tiba langsung duduk di depan kami. Di tersenyum lebar kearah kami. Matanya yang indah, suaranya yang khas,wangi tubuhnya yang memabukkan. Itulah Jaemi yeoja yang aku cintai. Namun bagiku susah untuk mendapatkannya, karena dia sudah dimiliki orang lain.

“Kyaa Onew oppa. Kenapa kau melamun eoh??” Tanyanya yang membuyarkan lamunanku.

“Hehhehe anioo, gwaenchana,” Ucapku menatapnya dan memperlihatkan senyuman terbaik ku.

“Hmmm,” Ujarnya singkat. Dan hanya menganggukkan kepalanya.

“Chagiya apa kau sudah makan ??” Tanya Donghae yang memegang pipi Jaemi dan memalingkan wajah Jaemi dari hadapanku. Aku tahu maksud dia seperti itu apa. Ingin membuatku cemburu,mungkin.

“Hahahahhatidak biasanya kau oppa memanggil aku dengan sebutan chagiya eoh??” Tanya Jaemi yang tertawa. Terlihat Donghae yang mendengus kesal atas pernyataan Jaemi.

Cupp…

 

“Kyaaa Donghae oppa.. apa yang kau lakukan. Kau bilang tidak boleh ada yang tahu hubungan kita??” Ujar Jaemi sedikit kesal dengan kelakuan Donghae.

Yah Donghae telah mencium Jaemi di depan mataku. Saat Donghae menciumnya sudut matanya mengarah padaku. Aku tahu apa maksudnya itu. Aku diam  bergeming. Rasanya ingin pergi dari tempat ini saat ini juga. Tapi itu tidak mungkin, karena itu akan membenarkan tuduhan Donghae padaku. Walaupun itu adalah sebuah fakta.

Walau hatiku sakit, tetapi aku ingin persahabatan kita takkan pernah berakhir. Aku hanya dapat mengekspriskan wajahku tanpa ada rasa cemburu.

Aku lihat Jaemi yang terus menerus berbicara kepada Donghae. Memang Donghae dan Jaemi merahasiakan status hubungan mereka untuk memperlancar tugas mereka sebagai mahasiswi. Sebenarnya Donghae yang meminta agar status hubungannya dengan Jaemi di rahasiakan. Pada saat SMA pun sama seperti itu, merahasiakan ‘status’ hubungan mereka berdua. Entahlah aku tidak mengerti jalan pikirnya.

Aku hanya dapat tersenyum kecut atas apa yang aku lihat saat ini. Kebahagian Jaemi adalah kebahagian aku juga. Entah sampai kapan aku akan tetap mencintainya.

……………………………

-Jaemi Pov-

 

Malam ini sungguh membosankan. Eomma dan Appa yang selalu sibuk bekerja. Dari tadi aku hanya mengganti chanel-chanel tv. Aku bingung untuk menonton apa. Tidak ada yang asik.

Aku lirik jam yang ada di meja sebelahku. Masih jam delapan malam lebih baik aku ke rumah Donghae oppa.

……………………………………..

Aku jalankan mobilku menuju rumah Donghae oppa. Aku sangat tahu jika jam-jam seperti ini dia tidak akan kemana-mana. Udara dingin di luar mobil dapat di lihat dari kaca mobilku yang berembun.

Sekitar jarak sepuluh meter, aku hentikan mobilku. Dapat aku lihat mobil Donghae oppa yang keluar dari rumahnya.

Dengan rasa penasaran, aku mulai mengikuti mobil Donghae oppa pergi. Entah  kemana dia pergi aku masih membuntutinya. Hingga dai memakirkan mobilnya di sebelah sebuah club malam??.

Dan dia memasuki club malam tersebut. Berbagai pertanyaan masuk dalam otakku ini. Untuk apa dia datang ke tempat seperti itu?? Karena setahuku dia tidak suka datang ke tempat-tempat yang seperti itu.

Rasa penasaran dan ke ingin tahuanku. Aku pun memakirkan mobilku agak jauh dari mobil Donghae oppa.

Aku berjalan memasuki club malam tersebut. Suara dentuman musik yang keras sangat ku dengar di telingaku. Mataku yang mengedarkan pandangan mencari sosok Donghae oppa. Hingga aku temukan sosoknya di pojokan duduk di sebuah sofa dengan seorang YEOJA. Yeoja itu adalah Kim Yoon Ri, mantan yeojachingunya dulu. Dan aku masih mengingat itu

Aku ber inisiatif untuk menghampiri mereka. Namun aku urungkan niatku itu saat mereka berdua melakukan sebuah adegan yang membuat hatiku teriris. Mereka BERCIUMAN DI DEPAN MATAKU,walau mereka tak menyadarinya kehadiranku.

Sesak melihat sebuah adegan yang membuat hatiku sakit. Menatap adegan ittu dengan air mata yang  sudah pelupuk mata. Menahan tangis dan sakit yang aku rasakan.

Aku yang diam terpaku melihat adegan itu hanya dapat mengeluarkan air mataku. Aku pegang dadaku yang sakit. Sungguh Donghae oppa benar-benar menikmatinya.

Dengan sekuat tenaga aku langkahkan kakiku menuju parkiran mobil. Hanya ada satu nama yang dapat metenangkanku saat ini. Onew Oppa.

………………………..

-Donghae Pov-

Aku lepaskan ciuman ku pada Yoon Ri. Entah mengapa aku merasakan sosok Jaemi yang berada di tempat ini sekarang. Aku edarkan pandanganku ke seluruh sudut ruangan. Namun tidak ku temukkan sosoknya di club malam ini.

“Oppa aku tahu, kau masih mencintaiku,” Ucap Yoon Ri manja. Aku tatap matanya dengan tajam.

“Anioo, aku tidak mencintaimu. Aku hanya mencintai yeojachinguku saja. Arrasheo !!” Kataku sedikit membentaknya. Aku lihat matanya yang mulai berkaca-kaca. Namun tak ku hiraukan. Mataku memandang lurus kedepan dengan tatapan yang kosong.

Hatiku gundah. Kenapa dengan bodohnya aku dapat berciuman dengan yeoja lain selain Jaemi. Sungguh aku sangat bersalah saat ini. Merasa jika diriku ini sangatlah bodoh.

“Tapi kau menerima saat aku menciummu oppa,” Rajuknya lagi. Aisshh yeoja ini benar-benar membuatku jengkel.

“Kyaaa kau yang menarik jaket ku hingga aku tak sengaja menciummu eohh??”Geramku

“Ta.. tapi..” Aku tak ingin mendengarkannya lagi. Aku beranjak dari tempat duduk ku. Jika aku tetap disini dapat membuatku gila.

“Kyaaa oppa” Dia memegang pergelangan tanganku. Namun aku hentakkan tanganku dan terlepas dari genggamannya. Aku tatap lagi matanya.

“Aku benar-benar mencintai yeojachinguku itu. Aku yakin kau akan mendapatkan namja yang lebih baik daripada aku. Lupakan aku, carilah namja lain. Okey” Ucapku selembut mungkin. Dan aku pun tersenyum padanya. Aku lihat dia hanya memanggutkan kepalanya tanda bahwa dia mengerti.

Aku menyesal menghampirinya disini. Jika tidak aku menghampirinya, bisa-bisa tidak akan menyelesaikan masalah ini. Aku memang kesini untuk menyelesaikan masalah dengan manta yeoja chinguku ini.

Aku memang tidak ingin menyebutkan siapa yeojachinguku itu. Aku ingin semau berjalan seperti normal saja. Apalagi Yoon Ri satu universitas dengan aku dan Jaemi.

………………………………………

-Author Pov-

Tok.. tok… tok..

 

 

Terdengar suara ketukan pintu di salah satu apartemen seorang namja.

“Ne tunggu sebentar,” Ucap namja itu sembari jalan menuju pintu apartemennya. Namja itupun mulai membukakan pintunya dengan wajah terkejut dengan siapa yang datang.

“Jaemi-ya kenapa kau datang malam-malam seperti ini??” Tanya Onew kepada Jaemi yang hanya dapat menunduk. Jaemi yang hanya diam bergeming membuat Onew sangat khawatir atas keadaanya.

“Yasudah ayo kau masuk dulu. Aku tahu kamu pasti ada masalah,.” Jaemi pun mulai masuk ke aparterment milik Onew yang hanya mengikuti langkah jaemi.

Jaemi duduk di sebuah sofa yang terdapat di ruang tv. Onew pun ikut duduk di sebelah Jaemi. Onew dan Jaemi hanya dapat diam. Onew yang terus menerus melihat wajah Jaemi hanya dari samping. Terlihat Jaemi yang mulai mengeluarkan air matanya.

“Oppa, aku melihatnya sedang berciuman dengan yeoja lain,” Ucapnya di tengah isakannya.

“Ahh kenapa bisa?? Apa maksud dia melakukan itu??” Tanya Onew kaget. Padahal selama pacaran setahu Onew hubungan mereka baik-baik saja,walau sedikit pertengkaran tapi tidak serius seperti ini.

“Ne aku tidak tahu apa maksud dari semua ini oppa. Aku sungguh tidak kuat,” Ujar Jaemi menatap wajah Onew.

Jaemi pun mulai menceritakan semua yang dia alami malam ini. Air mata yang terus menerus Jaemi keluarkan saat menceritakan masalahanya.Onew yang masih setia mendengar apa yang di ceritakan oleh Jaemi.

“Apa kau sudah meminta penjelasan padanya??” Jaemi hanya menggelengkan kepalanya atas pertanyaan Onew kepadanya.

“Wae??”

“Aku hanya ingin sendiri oppa. Sekarang aku tahu kenapa dia tidak ingin memberitahu kepada yang lain jika aku dan dia berhubungan sepasang kekasih. dia masih ingin bebeas seperti dulu oppa, tanpa adanya hubungan kekasih antara diriku dan hanya sahabat yang dia pilih,” Ujar Jaemi dengan tangisan yang semakin deras.

Onew yang melihat yeoja dia cintainya menangis merasa hatinya miris dan sakit.

“Aku ingin menenangkan hatiku dulu oppa. Selama tiga hari aku akan ke Busan ke rumah pamanku. Dan selama tiga hari setahuku Donghae oppa akan ada sebuah pemotretan di pulau Jeju.” Ujar Jaemi sambil mengusap air matanya sendiri pada wajahnya.

Onew mulai mendekapkan tubuh Jaemi ke tubuhnya. Jaemi yang menangis di bahu Onew mengeluarkan semua kesedihan di hatinya.

……………………………

Three days later….

-Donghae Pov-

Hari ini aku mulai masuk kuliah lagi, setelah tiga hari aku melakukan sebuah pemotretan di pulau Jeju. Aku sangat merindukan yeojachinguku itu. Tapi selama tiga hari ini dia tidak pernah menghubungi ku. Padahal dia sering sekali menghubungi ku. Sungguh aneh. Akupun juga berusaha untuk menghubunginya,namun tidak pernah dia angkat,walau hp nya itu selalu aktif.

Aku terus melangkahkan kaki menuju kantin. Dan aku lihat ada Onew hyung yang sedang meminum capuccino hangatnya. Dengan semangat aku mulai mengahampirinya.

“Kyaa hyung apa kabar kau?? Aku sangat merindukannmu,” Ujarku seasik mungkin. Dan duduk di bangku kosong yang ada di depannya. Namun tanggapan Onew hyung hanya diam dan menatap ku dengan tatapan dingin. Aku sungguh bingung dengannya.

“Waeyo hyung?? Kenapa kau melihatku seperti itu eoh??” Tanyaku. Namun dia hanya menunjukkan seringai licik dari bibirnya. Aku kerutkan dahiku. Aku tidak tahu kenapa dia seperti ini, tidak biasanya.

“Cihhh aku tidak akan membiarkan namja sepertimu hidup berdampingan dengan Jaemi. Jika kau masih menyakitinya, aku tidak akan segan-segan untuk merebutnya darimu. Ingat itu !!” Ucapannya yang tegas dan sorotan matanya yang sangat tajam. Aku tidak pernah melihat dia seperti itu.

Setelah mengucapkan perkataan itu dia mulai beranjak pergi dari tempat duduknya. Namun aku tahan lengannya. Dan wajah kami yang saling berhadapan. Matanya yang sipit menjadi sedikit menyeramkan. Aku masih bingung dengan kalimat yang dia lontarkan.

“Apa maksudmu hyung?? Aku tidak mengerti.”

“Hahahaha pikirkan baik-baik Donghae-ssi. Aku sudah cukup mengalah dan merelakannya demi cintanya kepadamu. Tapi untuk kali ini aku tidak akan segan-segan merbutnya,” Ujarnya dan menggertakkan tangannya. Dan pergi meninggalkanku. Aku masih diam terpaku dan memutar otakku apa yang dia maksud. Namun jawabannya tidak kutemui. Aku masih bingung dengan ucapannya itu.

……………………………

Sudah hampir dua hari sejak kejadian di kantin waktu itu, aku dan Onew hyung seperti orang asing yang tidak pernah bertemu dan tidak pernah mengenal satu sama lain. Aku yang selalu mencoba bersikap ramah padanya. Namun dia menatap ku dengan sangat dingin dan tidak ada senyuman yang mengembang darinya.

Dan hampir lima hari aku tidak berhubungan dengan Jaemi yeojachinguku. Aku tidak tahu bagaimana keadaannya?? Dan apa yang sedang dia lakukan selama lima hari ini?? Hatiku yang selalu dicercar kata rindu untuknya. Aku sungguh merindukannya. Semua yang ada pada dirinya aku sangat merindukannya.

Aku takut jika kejadian pada saat SMA dulu itu terjadi lagi. Pada saat itu dia meninggalkanku. Aku hampir gila dibuatnya. Aku tidak ingin dia meninggalkanku lagi.

Aku tidak tahu dimana dia sekarang. Dia pergi tanpa alasan yang pasti.

Aku sungguh tidak ada waktu untuk pergi ke rumahnya karena tugasku yang menumpuk dan aku hanya dapat menghubunginya lewat telfon ataupun sms walau tidak ada balasan sama sekali darinya.

………………………..

Saat ini aku sedang duduk dibawa pohon maple yang rindang. Tempat yang biasa dimana Jaemi, Onew hyung dan aku selalu berkumpul bersama. Sangat sunyi dan tidak seperti biasanya yang selalu ramai dengan suara-suara canda tawa kami. Itu bagaikan sebuah masa lalu yang terkubur dalam.

Aku berdiri dan mulai ku langkahkan kakiku menuju kantin Kampus. Mulai terdengar suara-suara bising yang kudengar. Teriakan-teriakan yeoja yang memanggil-manggil namaku. Namun tak ku hiraukan panggilan itu. Aku terus berjalan dengan tatapan kosong. Aku sungguh tidak bersemangat saat ini sejak menghilangnya Jaemi.

Langkahku berhenti saat melihat seorang Jaemi yang duduk di bangku kantin sedang tertawa lepas dengan sangat bahagianya. Tanpa sadar aku berlari kearahnya. Aku peluk tubuhnya yang sangat kurindukan. Aku tersenyum tanpa henti-hentinya dalam pelukanku. Namun tidak ada tanggapan darinya.

Hingga perlahan aku mulai melonggarkan pelukanku. Aku sentuh kedua pipnya. Aku terus menyuggingkan senyumanku. Tubuhku saat ini sedikit membungkuk agar sejajar dengan wajah manisnya.

Tapi hatiku begitu miris saat dia menatapku yang mengartikan sebuah kebencian yang mendalam. Tapi aku tidak pedulikan tatapan itu dan aku tetap tersenyum melihat wajahnya.

“Kyaa kau kemana saja ohh?? Selama lima hari tidak memberiku kabar. Semua panggilanku dan pesan singkatku tidak kau balas?? Ada apa denganmu??” Ucapku sedikit manja. Dia tidak merespon apapun atas perkataanku. Dengan perlahan dia memegang tanganku yang berada di pipinya dan menjauhkan tanganku itu dari pipnya itu. Dan melepaskan tangannya dari tanganku begitu saja.

Dia berdiri dan melirik kearah belakang tubuhku.

“Kajja Onew oppa” Ujarnya dingin. Aku baru menyadari jika ada Onew hyung dia antara kami. Jadi Jaemi tertawa lepas dengan Onew hyung tadi, sedangkan denganku dia langsung merubah ekspresi wajahnya 360 derajat.

Sebenarnya apa yang terjadi??? Kenapa semua berubah seperti ini?? Aku hanya dapat melihat tubuh mereka yang semakin hilang dari penglihatanku.

Aku harus mengetahui apa yang sebenarnya yang terjadi. Apapun itu aku harus mengetahui semuanya.

…………………………………..

-Author Pov-

Terlihat Donghae yang menunggu Jaemi di ruang TV di rumah Jaemi. Walaupun mereka sebagai sepasang kekasih Donghae mengetahui kode kunci rumah Jaemi. Terlihat wajah Donghae yang gundah menunggu kedatangan Jaemi. Bagaimana tidak sekarang adalah pukul sebelas malam dan Jaemi belum pulang. Selang beberapa menit terdengar suara  seperti ada seseorang yang menekan kode pintu rumah.

Jaemi yang terkejut melihat sosok Donghae ada di dalam rumahnya dan menatap wajah Donghae tajam. Namun di hiraukannya sosok Donghae yang menatapnya itu.

“Kenapa seperti ini??” TanyaDonghae lembut saat Jaemi ingin menuju kamarnya. Langkah Jaemi terhenti atas pertanyaan Donghae. Di tatapnya lagi wajah Donghae tanpa ekspresi.

“Sudahlah, aku ingin istirahat kau pulang saja Donghae-ssi,” Ujar Jaemi dengan malas. Sebelum Jaemi beranjak pergi, tangan panjang Donghae sudah memegang erat lengang Jaemi.

Di tariknya tangan Jaemi hingga berhadapan dengan Donghae. Di ciuminya bibir Jami dengan kasar. Jaemi yang berusah memberontak, namun kalah dengan Donghae yang seorang namja.

Dengan sengaja Jaemi menggigit bibir bawah Donghae. Donghae yang mengerang kesakitan dan memegang  bibirnya. Melihat tangannya yang terlepas dari pegangan Donghae membuat Jaemi mendorong Donghae, hingga jatuh ke sofa yang ada di ruang tv.

Dengan sebisa mungkin Jaemi berlari menuju kamarnya. Donghae yang berusaha mengejar Jaemi yang berlari ke kamar, namun terlambat karena Jaemi sudah masuk dan mengunci kamarnya.

DDUUUKKKK…..

 

DDDUUUKKKKK…..

 

 

“Kyyaaa chagiya,aku mohon buka pintunya dan berikan penjelasan kenapa kau berubah. Sungguh aku tak tahan jika kau seperti ini terus,” Teriak Donghae dan memukul pintu kamar Jaemi.

…………………………………………

-Jaemi Pov-

Aku dengar Donghae oppa yang memukul pintu kamar ku. Dan terus menerus menyuruhku untuk keluar kamar dan memperbaiki masalah yang sedang kita alami.

Saat ini aku hanya dapat meringkuk di atas tempat tidurku dan menangis. Rasanya aku tidak ingin mendengar suaranya lagi, melihat wajahnya, dan tidak ingin mengetahui semua tentang hidupnya.

“Kumohon chagiya,berikan aku satu kesempatan lagi. Aku akan merubah semuanya dengan apa yang kau inginkan. Walau saat ini aku tidak tahu apa salahku yang membuatmu menjadi seperti ini.” Teriaknya lagi dengan sedikit parau. Aku yakin saat ini dia juga sedang menangis.

DDUUKKK…

DDDUKKK…

Terdengar lagi suara pukulan pintu itu.

“Sungguh chagiya maafkan aku. Walau aku tidak tahu kenapa seperti ini. Apapun salahku ku mohon maafkan aku. Aku akan tetap disini sampai kau mau memaafkanmu” ujarnya teriak.

“Pergilah!!! Aku tidak akan mendengarkan penjelasnmu. Aku sudah melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri,” Teriakku tak kalah keras darinya.

“Apa yang kau lihat eoh?? Tolong jelaskan padaku agar aku dapat menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Aku mohon,  kau jangan diamkan aku seperti ini. Terlalu menyakitkan chagiya,” Teriaknya diiringi oleh setiap isakkannya.

Aku hanya diam tidak menjawab apa yang dia lontarkan padaku. Mataku terlalu untuk membuka mataku karena tangisanku yang tak kunjung berhenti. Suara pukulan pintu dan teriakkannya mulai tidak terdengar. Entahlah,aku tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang.

Dengan mata yang berat, aku mulai membaringkan tubuhku dan menjalani mimpi dalam tidurku.

………………………………..

Hari ini jadwal kuliahku adalah siang hari. Pagi ini aku putuskan aku ingin lari pagi untuk merilexkan semua tubuhku.

Suara bising di dapur sangat terdengar sampai ke kamarku. Dari semalam sampai sekarang aku tidak keluar kamar. Untung saja kamar mandiku ada di dalam kamarku. Jadi tidak perlu keluar kamar jika aku ingin kemar mandi. Dan tentu saja tidak bertemu dengannya itu.

Aku buka pintu kamarku. Aku berjalan keluar kamarku. Baju putih polos, celana training yang panjang, dan handuk kecil yang yang melingkar dileherku.

“Chagiya, kau sudah keluar?? Kajja,aku sudah membutkanmu sarapan, kita makan bersama,” Ujarnya menarik tanganku saat aku melewati dapur. Namun aku hentakan tangannya yang memegang tanganku.

“Aku ingin lari pagi, kau makan saja sendiri. Jika sudah selesai sarapan kau pulanglah Donghae-ssi !!” Ujarku cuek dan berjalan menuju pintu apartemenku.

…………………………………

-Donghae Pov-

 

Aku tatap punggung Jaemi yang mulai menghilang dibalik pintu. Aku sungguh pusing dengan sikapnya sekarang. Entah apa yang membuat dia menjadi berubah. Dan lebih parahnya lagi,dia tidak memanggil ku dengan sebutan ‘oppa’. Aku yakin, pasti ada sebuah kesalahan yang besar hingga dia seperti itu terhadap ku. Tapi sungguh aku tidak mengetahui apa kesalahan itu.

Aisshhh aku memang pabo.

Dddddrrrrrtttt….

 

Ddddrrrrttttt……..

 

 

Terasa getaran handphone yang berada di saku celanaku. Aku ambil handphoneku dan menatap layar handphonepku. ‘Onew Hyung’. Ada apa dia pagi-pagi menelfonku. Dengan santai ku tekan tombol hijau untuk mengangkat telfon darinya.

“Yeoboseyo hyung”

“……”

“Kau ingin bertemu dimana hyung??”

“……”

“Oh ne, aku akan kesana sekarang,”

Aku tutup sambungan telfonku dengan Onew hyung. Dia ingin bertemu denganku, ada sesuatu hal penting yang ingin dia bicarakan. Entahlah apa yang ingin dia bicarakan.

Aku tatap makanan yang tersedia di meja makan. Sungguh mengenaskan. Masakan yang telah aku buat untuknya tidak disentuh sama sekali olehnya. Seperti hatiku yang sangat mengenaskan dicampakkan oleh kekasihnya sendiri.

……………………………………………

-Author Pov-

 

Terlihat Onew yang sedang menunggu Donghae di sebuah taman. Taman itu terlihat sangat sepi. Bahkan tak ada satu orangpun yang melewati sekitar taman tersebut. Bukan karena daerah sekitar taman itu angker atau menyangkut hal-hal mistis, namun di daerah taman itu memang daerah terpencil di kota Seoul tersebut.

Mata Onew yang tertuju  pada seorang namja yaitu Donghae. Terlihat aura dingin yang terpancar dari Donghae maupun Onew.

“Duduklah,” Ujar Onew dingin kepada Donghae. Dengan perasaan yang sedikit canggung Donghae duduk disamping Onew.

Terlihat di taman udara yang berhembus di taman sangatlah sejuk dan nyaman. Hanya suara dedaunan yang saling tertiup angin. Suara kicauan burung yang indah dengar.

Namun semuanya terasa dingin dan canggung yang dirasakan oleh Onew dan Donghae. Entah berapa lama meraka saling berdiam diri. Mereka berdua hanya tenggelam pada pikiran masing-masing.

“Ada apa hyung?? Apa kau ingin bertemu denganku untuk saling berdiam diri seperti ini??” Ujar Donghae dan menatap Onew.

Onew mulai berdiri dari tempat duduknya dan berhadapan dengan Donghae. Donghae sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat Onew.

“Apa kau benar-benar tidak menyadari kesalahanmu Donghae-ya??” Tanya Onew.

“Anioo hyung apa yang sebenarnya yang terjadi??” Ucap Donghae polos. Dan membuat Onew geram.

Di tariknya baju Dongahe hingga Donghae berdiri dari tempat duduknya. Donghae yang kaget memegang tangan Onew yang berada dibajunya.

“Kyaa waeyo hyung kenapa kau menjadi seperti ini??” Ujar Donghae sedikit takut.

Buuukkkk…

 

Salah satu tangan Onew berhasil memukul wajah Donghae dan tangan satunya lagi masih mencengkram kuat baju Donghae.

“APA KAU BODOH AHH !! KENAPA KAU TIDAK MENYADARI APA KESALAHANMU ITU !!” Ujar Onew berteriak didepan wajah Donghae. Donghae yang tidak menyangka jika Onew akan meneriakinya seperti itu.

“Kyaa hyung,sungguh aku tidak tahu apa yang telah kuperbuat terhadap Jaemi.” Ujar Donghae sedikit takut.

“Hahhahhahaa aku tidak akan memberi tahu semuanya !!” Ujar Onew disertai senyum licik yang dia pada Donghae.

Bukkkk’

 

 

Dan satu pukulan lagi yang ditunjukkan Onew pada Donghae. Entah apa yang sedang dia pikirkan hingga dia berbuat seperti itu.

“Kyaa hyung apa maksudmu seperti ini?? Aku yang tidak tahu kesalahanku dan kau terus-menurus memukulku. dan menyalahkanku !!” Ujar Donghae penuh amarah. Kesabaranya saat ini sungguh tidak bisa dapat dibendung lagi.

Bukkk’

 

 

Sebuah pukulan yang tepat mengenai wajah Onew. Dan tangan Onew yang memegang baju Donghae. Donghae membalas pukulan yang tadi diberikan oleh Onew.

“Hahahah pukulanmu itu seperti angin, tidak ada rasa sakit yang aku rasakan,” Ujar Onew santai dan terlihat dari wajahnya yang meremehkan pukulan Donghae itu.

“Kyaaaaa !!” Teriak Donghae dengan keras.

Buuukkkk’

 

 

Sebuah pukulan keras yang di daratkan oleh Donghae ke Onew. Hingga Onew tersungkur ke tanah. Terlihat darah segar yang keluar dari sudut bibir Onew. Dihapusnya darah itu dengan telapak tangannya sendiri. Onew mulai berdiri dan menatap wajah Donghae tajam.

“Bagaimana?? Apa pukulanku itu kurang keras??” Tanya Donghae dengan nada meremehkan.

“Hahahahaha ani, ini tidaklah sakit. Lebih sakit hatinya Jaemi atas kelakuanmu itu. Dan satu hal yang harus kau tahu. Aku Onew tidak akan melepaskan Jaemi sampai kapanpun. Itu karena tingkahmu yang menggelikan,” Ujar Onew yang  tak kalah meremehkan Donghae. Tangan Donghae yang mengepal keras dan emosi nya yang memuncak. Saat ini Donghae merasa sangat dipermainkan. Apa salahnya dia sungguh tidak tahu. tapi dia selalu di salahkan.

Buuuukkkkk’

 

 

“Anioo, aku sama sepertimu. Tidak akan melepaskan Jaemi dari hidupku. Dia adalah hidupku !!” Ujar Donghae setelah memukul Onew hingga terjatuh tersungkur lagi ketanah. Di tindihnya tubuh Onew.

Buuuukkkkk’

Buuuukkkkk’

Buuuukkkkk’

Kekesalan Donghae yang sudah tidak dapat di bendung kan lagi yang terus menerus memukuli wajah Onew. Setelah itu dicengkramnya kerah baju Onew, hingga wajah mereka berhadapan. Terpancar wajah kemarahan diantara mereka berdua.

“Sudah aku bilang. Aku tidak akan pernah melepaskan Jaemi. Dan aku tidak akan berhenti memukulimu hingga kau memberitahu apa yang kau maksud dengan kesalahanku itu !!” ujar Donghae dengan amarah.

Onew tersenyum licik dan langsung membalikkan tubuh Donghae. Hingga saat ini Onew lah yang menindih tubuh Donghae.

“Aku tidak akan memberitahukan itu semua,” Ujar Onew. Hingga perkelahian antara mereka terjadi lagi. Onew yang tak henti-hentinya memukul wajah Donghae.

Donghae dengan sekuat tenaga berdiri. Dan membuat Onew tidak lagi menindihnya. Mereka saling melepaskan hantaman ke wajah yang ada dihadapan nya itu. muka mereka yang penuh lebam, dan darah yang keluar dari kedua sudut mereka. Amarah yang sangat terpancar dari Donghea. Namun tidak bagi Onew yang sudah pasrah.

“Aku akan pergi ke Jepang Donghae-ya,” Ujar Onew yang membuat pukulan Donghae ke wajah Onew berhenti.

“Mwo??” ujar Donghae kaget.

“Ne, nanti malam aku akan ke Jepang. Aku hanya ingin mengujimu tentang perasaanmu terhadap Jaemi. Namun tak ku sangka kau lebih menakutkan dari yang ku kira,” Ujar Onew serius. Dan mengelap darah yang ada di wajahnya. Begitupun dengan Donghae.

“Apa maksudmu hyung??” tanya Donghae bingung.

“Aku ingin menguji seberapa besar rasa cintamu terhadap Jaemi saat ini. Dan apa yang telah kau lakukan hingga membuat wajah ku ini menjadi babak belur seperti ini. Dan itu sudah untuk membuktikannya. Tapi jika kau tidak melakukan hal ini, mungkin aku tidak akan mengambil keputusan untuk pergi ke Jepang,” Ujar Onew panjang lebar. Onew berjalan menuju bangku taman yang tadi dia duduki dan Donghae.

“Dia sangat mencintaimu Donghae-ya. Walaupun kesalahan bodohmu itu telah membuatnya sakit hati dan merubah sifat dan sikapnya terhadapmu. Tapi tetap saja setiap kali aku dan Jaemi bertemu, dia selalu menceritakanmu entah tingkah polosmu, keromantisanmu, dan semua tentang dirimu selama kalian dalam masalah ini. Dan hal itu yang membuatku menyerah. Jaemi benar-benar mencintaimu,” Lanjut Onew dan duduk di bangku taman.

Donghae yang sejak tadi diam menyusul duduk di sebelah Onew. Dia sungguh penasaran apa yang sebenarnya terjadi.

“Jinja?? Lalu apa yang kesalahan yang telah kuperbuat hyung, hingga dia membuatku gila seperti ini??” ujar Donghae dengan nada penasaran. Donghae yang menatap wajah Onew,agar menemukan jawaban yang dia inginkan.

Onew pun mulai menceritakan semua yang terjadi pada saat di club malam tersebut. Donghae yang kaget karena tidak menyangka jika Jaemi melihat sebuah ke salah pahaman nya itu.

Donghae pun tidak mau jika Onew salah paham sama seperti Jaemi. Donghae mulai menjelaskan kenapa dia dapat ke club malam tersebut dan melakukan hal yang tak pantasnya dia lakukan.

“Aku percaya padamu Donghae-ya. Jelaskan semuanya yang terjadi pada Jaemi. Jangan membuat dia sedih lagi. Percayakan dia atas cintamu itu. Dan jangan ditutup-tutupi status hubunganmu dengannya. Karena sebenarnya dia tidak suka,” Ujar Onew selembut mungkin.

“Aiisshhhh aku memang pabo hyung. Kenapa aku selalu membuatnya meraskan perasaan sakit itu. Aku tidak ingin membuatnya merasakan sakit itu dan aku akan selalu melndungi hatinya itu. Aku berjanji di hadapanmu hyung,” Ujar Donghae penuh keyakinan.

“Ne aku mendukung kau Donghae-ya. Jangan membuatku tidak percaya lagi terhadapmu,” Ujar Onew sedikit meledek.

“Percayalah padaku. Oh ya hyung,kenapa kau pergi ke Jepang??” tanya Donghae

“Aku akan melanjutkan studyku di sana. Dan asal kau tahu aku akan dijodohkan oleh seorang yeoja disana,”

“Jinja?? “

“Ne,”

“Oh ya hyung, bagaimana dengan luka-lukamu itu. Aku sungguh meminta maaf,” ujar donghae merasa bersalah. Suasana bersahabat mulai terasa lagi dia antara mereka.

“Gwaenchana. Sudahlah jangan urusi aku. Urusi saja yeojachingumu itu. Jika tidak, aku akan merebutnya darimu,” Ujar onew bercanda.

“Oh itu tidak akan hyung. Yasudah aku akan bertemu dengan Jaemi,” Ujar Donghae seraya berdiri.

“Ne,” Ujar Onew memberi semangat.

“Okkkeeyy” Ujar Donghae dan berjalan menuju mobilnya. Dia pergi dari taman menuju rumah Jaemi. Hatinya yang bercampur aduk.

………………………………………

“Jaemi-ya,” Teriak Donghae saat sudah sampai dirumah Jaemi. Dia berlari ke seluruh ruangan rumah Jaemin. Di lihatnya sosok Jaemi yang sedang duduk di sebuah ayunan di taman belakang rumahnya. Donghae langsung menghampiri Jaemi dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

“Jaemi-ya mianhae. Aku sudah tahu apa yang telah kuperbuat padamu. Mianhae,” Ujar Donghae yang duduk disebelah Jaemi. Dipegangnya tangan Jaemi dengan lembut. Dihadapkan wajah Donghae kearah Jaemi.

Jaemi yang masih diam seribu bahasa tak mengeluarkan kata-kata dari mulutnya itu. Donghae yang melihat Jaemi hanya memandang lurus kedepan dan tak memberikan respon apapun terhadapnya. Di eratkannya cengkraman pada tangan Jaemi, namun tetap dengan kasih sayang.

“Aku memang bodoh. Kenapa aku dengan gampangnya menemui yeoja itu dan melakukan hal yang membuatmu sakit hati. Aku mohon Jaemi-ya maafkan aku. Aku sungguh tidak sengaja menciumnya. Di yang menarik bajuku hingga kami tidak sengaja berciuman. Sungguh ini bukan kemauanku untuk melakukan itu.” Ujar Donghae dengan penuh keyakinan,agar Jaemi percaya dengan kata-katanya itu.

“Ne aku percaya oppa. Aku sudah bertemu dengan yeoja itu saat aku sedang lari pagi. Dia menjelaskan apa yang sebenarnya yang terjadi,” Ujar Jaemi menundukan kepala. Sebenarnya dia malu, karena tidak percaya dengan kekasihnya sendiri. Tanpa diduga Donghae langsung memeluk tubuh Jaemi. Jami pun membalas pelukan kekasihnya itu dengan hangatnya.

Di dalam pelukan itu Donghae maupun Jaemi saling tersenyum satu sama lain. Perasaan bahagia yang sangat menyeruak dalam hati mereka. Dengan perlahan Donghae mulai melonggarkan pelukannya itu dengan senyuman. Begitupun dengan Jaemi, namun ekspresi wajah Jaemi berubah saat melihat keadaan wajah Donghae yang babak belur akibat perseteruan antara Donghae dan Onew.

“Kyyaa oppa, ada dengan wajahmu itu??” Tanya Jaemi panik dan memegang wajah Donghae yang lebam.

“Aawww. Gwaenchana chagiya” ucap dongsae sedikit meringis.

“Bohong” cecar Jaemi.

“Aishh aku tidak apa-apa chagiya. Tenang saja eoh??” Ujar Donghae dengan kelembutan. Dia tidak ingin jika kekasihnya itu tau perseteruannya itu dengan Onew. Jika dia memberi tahu pasti Jaemi akan menanyakan penyebab kenapa dia bersiteru dengan Onew yang sudah dianggap sebagai kakaknya sendiri.

“Yasudah iya. Tunggu sebentar aku akan mengambil kotak P3K untuk mengobati lukamu” Ujae ajemi beranjak pergi meninggalkan Donghae.

………………………………..

Malamnya,Setelah selesai mengobati Donghae. Mereka bersantai di sofa ruang tv. Tawa canda mereka sangat menggema diruangan itu. kebahagian yang sangat terasa dan wajah mereka yang sangat memancarkan sebuah kesenangan hati satu sama lain.

“Jaemi-ya sebenarnya Onew hyung akan pergi malam ini ke Jepang” ujar Donghae menatap jaemi yang fokus menonton tv yang ada di hadapannya. Dengan terkejut Jaemi lansung menghadapkan wajahnya dengan Donghae.

“Mwo!! Tidak mungkin dia pergi,” Ujar Jaemi.

“Aku serius,sebenarnya tadi pagi aku bertemu dengannya.” Ujar Donghae sedikit takut. Dia takut jika Jaemi akan marah lagi dengannya karena merahasiakan itu.

“Bohong !!” ujar Jaemi tegas.

“Aku berseteru dengannya,hingga mukaku seperti ini. Dia yang memberitahu kenapa kau marah terhadapku Jae-ya.” Ujar Donghae menundukkan kepalanya.

“Aisshhh. Pukul berapa dia akan berangkat oppa??” Tanya Jaemi.

“Mungkin sekitar 45 menit lagi” ujar Donghae.

Terlihat wajah Jaemi yang sedikit kaget. dengan cepat dia menuju kamarnya .

Donghae hanya dapat diam duduk di tempatnya saat ini. Dia tahu jika saat ini dia salah tidak memberitahu masalah ini ke Jaemi. Tak selang berapa lama Jaemi keluar dari kamarnya dengan memakai jaket tebal dan celana jeans ketat. Dia juga membawa sebuah jaket tebal untuk Donghae.

“Kajja oppa ! kita sudah tidak punya banyak waktu untuk bertemu dengan Onew oppa. Aku ingin kita ke bandara sekarang,” Ujar Jaemi mendekati Donghae dan memberikan jaket yang dia bawa.

“Ne, Tapi kamu tidak akan memilih Onew hyungkan. Kamu tidak akan pergi dari hidupku dan tidak pergi bersamanya??” Ujar Donghae polos menatap wajah Jaemi. Jaemi yang terasa aneh atas pernyataan Donghae itu hanya dapat mengkerutkan keningnya.

“Aissshh aku tidak akan pergi dari mu Tuan Lee,” Ujar Jaemi geram. Donghae hanya tersenyum dan bediri dari tempat duduknya dan berjalan beriringan menuju parkir mobil.

………………………………………………………….

Tiga puluh menit perjalanan dari rumah Jaemi ke bandara Incheon. Mereka bergandangen tangan dan sedikit berlari memasuki bandara. Mata mereka berkeliling mencari sosok Onew.

Setelah mencari-cari sosok Onew. Akhirnya mereka menemukan Onew yang sedang duduk santai dengan earphone yang ada di telinganya. Donghae yang mempererat pegangan tangannya ke Jaemi pada saat mereka menghampiri Onew. Donghae yang masih merasa takut jika Jaemi akan memilih Onew yang lebih baik daripada nya.

“Oppa,” Ujar Jaemi tepat didepan Onew yang sedang duduk. Onew mengangkat kepalanya di lepaskan nya earphone yang sepmta singgah di telinganya itu.

“Jaemi-ya ada apa ke sini??” Ujar Onew dan berdiri dari duduknya. Jaemi yang langsung berhambur dalam pelukannya dan melepaskan genggaman tangannya di Donghae. Donghae yang melihat hanya dapat diam menahan rasa sedikit cemburunya itu. Sedangkan onew membalas pelukannya dan tersenyum tipis melihat ekspresi wajah Donghae.

“Kenapa kau pergi tidak bilang kepadaku oppa “ ucap Jaemi dalam pelukan.

“Mianhae. Aku tidak memberitahumu Jaemi-ya. Ada sebuah urusan yang harus aku lakukan disana,” Ujar Onew mengusap kepala belakang Jaemi. Perlahan dia mulai memperlonggar pelukannya terhadap Jaemi. Di tatapnya wajah manis yeoja itu dengan tenang.

“Oppa wajahmu apa sudah di obati??” Tanya Jaemi saat melihat wajah Onew yang tak kalah babak belurnya dengan Donghae.

“Ne, aku sudah mengobatinya” ujar Onew dengan senyumannya.

“Ehem ehem,” Donghae berdehem melihat perhatian Jaemi ke Onew.

“Aisshhh sudahlah, sebentar lagi aku akan take off. Jaga diri kalian baik-baik. Jangan selalu bertengkar,” ujar Onew.

“Ne arrasheo,” ujar Jaemi dan Donghae bersamaan. Onew hanya dapt terkekeh melihat kekompakan sahabat yang sudah dia anggap dongsaengnya itu.

Perlahan Onew membalikan badanya meninggalkan Donghae dan Jaemi.

“Jangan pernah memberi lupa kabar terhadapku oppa,” Teriak Jaemi. Namun sudah tidak dapat didengar oleh Onew karena Onew telah memasuki pemeriksaan tiket yang jauh dari tempat Jaemi berada.

“Kajja kita pulang,” ajak Donghae. Di genggam erat tangan lembut Jaemi. Mereka berjalan dengan perasaan tenang yang mengiringi perjalanan cinta mereka.

……………………………………….

Perahabatan dan Cinta adalah sesuatu yang penting dalam hidup kita.

Sahabat adalah seseorang yang selalu ada untuk kita,memeluk kita dalam keadaan menangis. Tertawa bersama di saat bahagia. Lebih baik mengalah karena mengatas namakan persahabatan.

Cinta adalah perasaan yang pasti dirasakan pada setiap insan di dunia ini. Cinta yang membuat kita memberikan sebuah pelajaran dalam hidup. Perasaan yang susah untuk didefinisikan dengan kata-kata.

_THE END_

Waahh selesai juga. Mian kalau jelek endingnya.

Yang kena tag wajib RCL ya.. kekekekeke

My Best Friend, My Love #OneShoot

my

 

Tittle : My Best Friend, My Love

 

Author : JaemiJhe

 

Fb : Nur Ziannida

 

Main Cast :

Lee Donghae

 

Im Jaemi

 

Lee Jin Ki (Onew)

 

Other cast

 

 

Genre : romance , sad

 

Rating : 15+

 

Lenght : OneShoot

 

Note: Annyeong !!.. Ini adalah fanfiction pertamaku. Mohon sarannya. 

 

Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!

 

Recomendation Song :

 

SUJU – Storm

SUJU –  My only Girl.

 

Summary :

 

Keterlambatanku adalah sebuah hal sangat fatal untukku.

Maaf, menyakitimu terlalu dalam.

Aku mencintaimu.

_Cho Kyuhyun_

 

 

Sakit, itulah yang aku rasakan setiap saat bersamamu.

Mencintaimua apakah sesakit ini??

_Im Jaemi_

 

Apa yang harus aku lakukan??

Teman atau keegoisan??

_Onew_

 

 

————————————-HAPPY READING—————————

-JAEMI POV-

Aku lewati lorong-lorong di sekolah menuju kelas. Aku sapa teman-temanku saat menuju kelas.

Perkenalkan namaku Im Jaemi aku siswi kelas XI di sekolah SEOUL HIGH SCHOOL yang cukup terkenal di negara ku ini KOREA SELATAN,tak sembarang orang yang bisa masuk ke sekolah ini. Harus memenuhi beberapa kali tes dan yang pasti di sini sekolah orang kaya semua.

“Jaemi-ya” Panggil seseorang yang sangat ku kenal suaranya. Aku balikkan badan ku untuk melihatnya.

“Ne, waeyo Donghae-ya??” Tanyaku padanya.

Yahh walaupun aku tahu apa maksud dia untuk menemui ku. Pasti dia ingin menceritakan tentang hubungan dia dengan seorang yeoja. Aku mengenal dia dari sejak Junior High School. Bagiku dia namja yang ‘bodoh’. Bodoh jika berhadapan dengan yeoja yang dia suka. Dia memang namja yang cukup terkenal di sekolah ini karena ketampanan dan kepintaran nya. Tapi aku heran dengannya kenapa dia selalu di sakiti oleh seorang yeoja.

“Kyyaaa Jaemi-ya, apa kau mendengarku!!!” Teriaknya yang membuyarkan lamunan ku.

“Oh ne, wae Donghae-ya??” Tanyaku menatap wajahnya.

“Dengarkan curahan hatiku. Hmm lebih baik kita ke taman belakang sekolah, tempat biasa ‘kita’ berbagi cerita.”

‘Mwo !! kita?? Bukankah dia yang selalu bercerita bukan diriku,’ Racauku dalam hati.

Tanpa menunggu jawaban dariku, dia langsung menarik tangan ku menuju taman belakang sekolah. Mungkin banyak siswa dan siswi di sekolah ini sudah biasa melihat diriku dan Donghae seperti  ini.

Sesampainya di taman belakang sekolah, Donghae langsung menyuruhku untuk duduk di bangku kayu dekat pohon cherry.

Aku tatap wajah tampannya yang membuat hati ku berdegub dengan kencang. Ya, aku memang mencintai sahabat ku yang bodoh ini.

Dan apa yang ku lihat sekarang, matanya mulai berkaca-kaca, dan dapat ku tebak ‘pasti dia putus dengan yeojachingu nya’.

“Jaemi-ya, aku putus dengan yeojachingu ku Kim Yoon Ri. Dia hanya memanfaatkan kepintaran ku, dia sendiri berbicara seperti itu kepadaku. Hikks. Rasanya sakit sekali Jaem-ya,” Jelasnya dalam isakannya. Dan bersandar di bahuku.

Aisshhh aku benar-benar bodoh mencintai namja bodoh sepertinya. Terkadang aku bingung, kenapa aku dapat mencintai namja bodoh dan cengeng sepertinya.

Namun bagiku dia adalah namja yang masih sangat polos. Dia tidak mengetahui bagaimana kejamnya dunia ini.

“Sudahlah Donghae-ya, Sudah berapa kali aku memberitahu mu tentang masalah ini. Dia hanya memanfaatkanmu, bukan hanya kau saja yang menjadi korbannya tapi banyak namja lain Donghae-ya” Ucapku seraya menenangkannya dan mengusap pucuk kepalanya yang bersandar di bahu ku.

“Ne Jaemi-ya aku sangat menyesal tidak mendengarkan ucapanmu.” Sesal nya.

“Yasudah, lebih baik kita ke kelas, sedikit lagi bel masuk akan berbunyi,” Ajakku. Dengan posisi yang sama dan aku fikir dia mulai tenang atas hati dan pikirannya dan aku memutuskan mengajak nya untuk ke kelas.

Di saat aku ingin berdiri, dia menahan lengan ku. Aku pandang wajahnya dan dia hanya tersenyum polos padaku.

“Lima menit, biarkan saja aku tetap bersandar di bahu mu. Ini sangatlah nyaman Jaemi-ya,” Aku pandangi wajahnya yang tersenyum, aku duduk kembali ke bangku itu, Dan Donghae kembali menyandarkan kepalanya ke bahuku.

“Kenapa aku tidak pernah berfikir untuk jadikan kau sebagai yeojachinguku saja Jaemi-ya. Kau yeoja yang baik, perhatian, dan sabar,” Ucapnya yang membuat wajah ku memerah.

Dia menatapku dengan begitu intens membuat darah dalam tubuhku ini berdesir lebih cepat dan membuat jantung ku berdegup dengan cepatnya.

“HAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHA lihat lah wajahmu,lucu sekali,” Tawa nya yang membuatku tersentak kaget.

“Kyyaaaa kenapa kau tertawa seperti itu??!” Kesalku, dan pergi meninggalkannya walau dia masih terus tertawa seperti itu. Apakah dia tidak tau perasaan ku saat dia berkata seperti itu.

…………………………..

-ONEW POV-

 

Krriinngg….

 

 

Terdengar bunyi bel istirahat terdengar di seluruh warga sekolah ini. Huft akhirnya jam istirahat datang juga. Ku regangkan otot-otot tubuhku. Setelah sedikit relax terasa perutku yang sudah minta di isi. Aku berjalan menuju kantin sekolah untuk mengisi perutku ini yang sudah lapar.

Sesampainya di kantin aku memesan makanan. Setelah itu mencari tempat duduk untuk aku makan-makanan ku ini. Aku jelajahi mataku untuk mencari tempat yang nyaman.

“Onew oppa,” Teriak seorang yeoja dengan melambaikan tangannya kepada ku yang tak lain adalah Jaemi hobae ku sejak Junior high school  dulu.

“Kajja,” Ajaknya padaku. Aku hampiri dirinya menuju sebuah meja dan sepasang kursi kayu.

Aku duduk berhadapan dengannya. Wajahnya terlihat lesuh dan tak bersemangat.

“Oppa apa yang harus aku lakukan, agar aku tenang dengan perasaan ku ini. Aku ingin sekali melepas semua nya,” Ucapnya dengan begitu manja.

“Ungkapkanlah perasaan mu itu padanya. Pada LEE DONGHAE itu,” Saranku dengan menekan kata LEE DONGHAE. Donghae juga adalah hobae ku sejak junior high school.

“Itu tak semudah  yang kau ucapkan oppa. Tadi, dia bercerita padaku dia baru saja mengakhiri hubungannya dengan yeojachingunya Yoon Ri,” Ucapnya dengan memakan makanan di depannya dengan tatapan sendu.

“Yasudah tunggu apalagi, kau nyatakan saja cinta padanya. Lagipula dia sedang tidak ada ikatan dengan siapa-siapa,” Saranku dengan menatap wajahnya.

Aku lihat dia sedikit memikirkan saran ku tadi.

“Baiklah, aku kan menyatakan saat hari minggu saja,” Jawabnya dan langsung mengambil makanannya.

Aku hanya memerhatikan tingkah hobae ku ini yang sudah ku anggap sebagai  dongsaeng kandung ku sendiri.

“Hmmm kenapa kau tidak menyatakan perasaanmu malam ini saja, sekarang kan hari senin. Apa tidak terlalu lama kau menyatakannya??” Tanyaku

“Anio, aku butuh sedikit waktu. Lagipula aku juga suda lama  mencintainya dan menunggunya. beberapa hari bukanlah apa-apa untukku,” Jawabnya santai di sertai senyum manis di wajahnya.

“Hmmm” ku hanya anggukan kepalaku ini tanda mengerti.

………………………………………

-DONGHAE POV-

Setelah putus dengan Yoon Ri. Sebenarnya aku sedang dekat dengan seorang yeoja yang cukup terkenal di kalangan sekolah ku ini. Yeoja itu bernama Shin Won Ah. Dia yeoja yang sangat baik, pintar, walaupun keluarganya tidak terlalu kaya.

Walaupun aku tak tahu Won Ah seperti yeojachingu ku yang dulu-dulu atau tidak, yang sering menyakiti hatiku dan hanya memanfaatkan ku saja. Aku saja bingung kenapa diriku selalu disakiti oleh seorang yeoja. Hanya sahabat ku seorang yeoja yang tidak membuatku sakit hati.

Aku rahasia kan semua kedekatan ku dengan Won Ah ke Jaemi. Biasanya, jika ku dekat dengan seorang yeoja, aku akan jarang bersamanya. Namun untuk kali ini aku akan tetap merahasiakan kedekatan ku dengan Won Ah. Aku ingin memberi kejutan padanya jika aku sudah menjalani hubungan dengan Won Ah jika aku sudah menyatakan perasaan ku kepada Won Ah Sore ini.

…………………….

-Jaemi Pov-

Semenjak dia  mengakhiri hubungannya dengan Yoon ri, Donghae semakin ada waktu untukku. Begitulah dia jika sedang berstatus sendiri pasti akulah yeoja yang selalu di sampingnya. Dia tambah perhatian, tidak seperti biasanya. Seperti beberapa hari ini, dia menjemput ku untuk berangkat dan pulang sekolah bersama. Begitu pun di sekolah, kita selalu bersama-sama setiap saat. Dan  dia terlihat tidak dekat dengan yeoja mana pun selain aku. Apakah mungkin  dia sudah tidak ingin memiliki yeojachingu?? Atau dia ingin aku yang menjadi yeojachingunya. Jika benar, betapa senangnya hatiku.

Aku sungguh tidak sabar menunggu nanti malam untuk menyatakan perasaan ku padanya. Rencanya, aku akan bertemu dengannya di taman kota dekat sekolah ku. Hmm aku berhara saja  dia memiliki perasaan yang sama terhadap ku dan menjadikan ku  yeojachingunya, Hehehehhee.

Lebih baik aku menigirim pesan ke Onew oppa saja agar aku tak terlalu gugup.

 

To: Onew Oppa

 

Oppa malam ini aku akan menyatakan perasaan ku padanya. J

Tak berapa lama aku mengirim pesan singkat untuk Onew oppa, dia  membalas pesan singkat ku.

 

From: Onew Oppa

 

Okeeyy dongsaeng-ah FIGHTHING. Aku yakin kau pasti bisa

 

To:Onew Oppa

 

Tapi oppa jika aku ditolak, mungkin aku akan pergi dari kehidupannya. Aku tidak kuat melihat wajah, senyum dan semua yang ada pada dirinya.

 

From: Onew Oppa

 

Aku yakin , jika dia juga mencintaimu Jaemi-ya. Jadi apapun keputusannya kau tidak boleh pergi.

 

Huft kenapa Onew oppa tidak mengerti perasaan ku. Lebih baik aku tidak usah membalas pesan darinya, dari pada aku akan di ceramahi.  Ahh lebih baik aku bersiap-siap untuk nanti malam.

-Author Pov-

Malampun tiba, seorang yeoja sedang duduk di sebuah bangku taman. Wajah yeoja itu terlihat sangat tegang. Bagaimana tidak malam ini dia akan menyatakan cinta pada seorang namja yang dapat di bilang sahabatnya sendiri. Hal ini pertama kali di lakukan yeoja itu untuk menyatakan perasaannya kepada seorang namja.

“Aiiissshh lama sekali dia, apa dia tidak tau saat ini begitu dingin dan sepertinya akan hujan??” racau yeoja itu.

Yeoja itu menggosok-gosokkan antara telapak tangannya satu sama lain dan melihat ke arah langit yang mulai meneteskan satu persatu air hujan. Semakin lama semakin deras air yang jatuh ke permukaan bumi. Terlihat banyak orang yang berlari untuk melindungi diri mereka dari air hujan tersebut, namun tidak bagi yeoja yang bernama Jaemi itu. Dia masih tetap duduk menunggu orang yang dia cintai .

 

 

10 menit

 

 

15 menit

 

 

20 menit

 

Selama itu namja yang diketahui bernama Lee Donghae, namja yang di cintai oleh Jaemi tak kunjung datang. Dan selama itu pula Jaemi duduk di bangku taman  di temani hujan  yang begitu lebat dan udara yang begitu menusuk tulang. Dia terus menunggu hingga terdengarlah suara namja itu.

“Jaemi-ya,” Teriak Donghae dan berlari menghampiri Jaemi yang sudah basah kuyup.

“Donghae-ya,” Ucap Jaemi senang berdiri dan langsung menghampiri Donghae.

“Kyyya apa kau gila, bajumu sudah sangat basah dan kau masih bisa tersenyum dengan keadaan seperti ini??”  Ucap Donghae sedikit berteriak melihat keadaan Jaemi yang ‘basah kuyup’. Dan memberikan sebuah payung yang dia pegang.

“Gwaenchana Donghae-ya, Aku yakin kau akan datang,” Ucap Jaemi dengan senyum  yang masih bisa dia berikan kepada Donghae. Dan menerima payung itu.

Donghae mengambil  payung dari tasnya untuk dirinya dan menghindari  derasnya air hujan. Setelah itu dia melirik ke arah  Jaemi dan tersenyum kepada Jaemi.

“Jaemi-ya aku ingin membicarakan sesuatu padamu, ini semua sudah aku simpan luamayan lama. Dan aku akan mengatakan sejujur nya padamu,” Ujar Dongahe berbinar.

Hujan masih datang dan membahasi taman itu dan sebagian kota Seoul. Donghae dan Jaemi masih dalam keadaan berdiri dekat bangku taman yang sejak tadi Jaemi duduki.

-Jaemi Pov-

“Jaemi-ya aku ingin membicarakan sesuatu padamu, ini semua sudah aku simpan sejak lama. Dan ku akan mengatakan sejujur nya padamu,” Ucapnya dengan penuh senyuman  dari wajahnya.

 

DEGG~

 

 

‘Apa yang ingin dia katakan?? Apa dia ingin menyatakan perasaannya kepadaku??’ Batinku.

 

 

Jantung ku sangat berdegup dengan cepat. Entah mengapa  aku penasaran dengan apa yang akan dia katakan padaku.

“Hmmm aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu oppa, lebih baik kau duluan saja yang mengatakannya terlebih dahulu,” Ucapku penuh semangat.

“Se..Se .. Sebenarnya aku..” Ucapnya gugup

“Aku telah memiliki seorang yeojachingu,”

 

Deg’

Seperti ada petir yang menghampiri hatiku. Walaupun saat ini sedang hujan namun tak ada petir satupun yang aku dengar. Tetapi kenapa secara tiba-tiba petir itu  datang dan langsung menuju hatiku ini. Aku lihat dia menunduk dan tersenyum malu atas penjelasannya itu. Aku hanya bisa diam, menggigit bibir bawahku menahan air mata ini tidak jatuh.

“Dia adalah Shin Won Ah teman sekelas kita. Sebenarnya aku  dan dia sudah dekat sudah lama. Aku dan dia mulai menjalani hubungan sepasang sejak sore tadi, makanya aku sedikit telat untuk menemui mu,” Jelasnya yang menambah rasa sakit  di hatiku.

“Kyyaaaa Jaemi-ya apa kau marah padaku?? Mian, aku tidak memberi tahu mu dari sejak diri ku dekat dengan nya. Oh ya tadi kau bilang ingin mengatakan seuatu. Apa itu??” Ucapnya dan menyadarkan aku dari lamunan ku.

“Gwaenchana, Hmm Donghae-ya sepertinya aku harus pulang. Ini sudah malam. Dan chukkae atas hubunganmu dengan Won Ah. Annyeong,”

Ucapku berbohong dan berjalan  menjauhinya.

Angin yang dingin dan menembus  kulit-kulitku hingga terasa di tulang begitu menyakitkan. Sama dengan hatiku yang begitu sakit. Air mataku tak bisa di bendung lagi begitu perih menyakitkan.  Aku lewati kota Seoul yang begitu dingin menuju rumahku.

Mungkin  aku akan menyimpan  perasaan ini untuknya  dan tidak akan tahu hilangnya kapan  perasaan ku ini. Dan aku akan pergi dari kehidupannya.

Selamat tinggal Donghae-ya dan Onew Oppa.

 

-Donghae Pov-

 

Aku lihat dia yang mulai menjauh dari ku. Ada apa dengannya ?? Kenapa dia tiba-tiba pergi.

Dan apa yang ingin dia katakan kepada? Lebih baik besok saja di sekolah aku menanyakan apa yang ingin dia  katakan.

……………………….

Niatnya pagi  ini aku akan menjemput Jaemi di rumahnya. Namun ku urungankan niatku untuk menjemputnya, karena sejak semalam sampai sekarang pesan singkat dan telfon ku tidak ada satupun yang dia jawab. Aku di buat bingung olehnya. Dan aku takut jika dia masih marah padaku atas ketidak jujuran ku menyembunyikan hubungan ku dengan Won Ah.

Aku parkir kan mobil ku di parkir an sekolah. Saat aku keluar mobil ku, aku melihat seorang namja yang sangat ku kenal.

“Onew hyung,” Panggil  ku padanya. AKu lihat dia membalikkan badannya dan  tersenyum padaku. Aku langkahkan kaki ku menuju hyung ku itu.

“Kyung” Aku rangkul bahunya itu.

“Kyyya, sopanlah sedikit padaku. Aku ini hyungmu,” Protesnya atas apa yang ku lakukan.

“Hehehehe mian hyung,” Aku lepas rangkulanku padanya.

“Oh ya hyung, Aku sudah memiliki yeojachingu baru. Dan kau tau siapa dia hyung.. dia itu adalah..”

Belum sempat aku selesaikan kalimatku namun Onew hyung sudah memotong penjelasanku.

“Ne .. Aku sudah tahu Donghae-ya. Dan aku sangat menyetujui hubungan kalian,” Jelasnya yang membuat diriku tersentak.

“Kau tau dari siapa hyung,  jika ku sudah mempunyai yeojachingu baru dan kau begitu setuju dengan yeojachingu baruku itu??” Tanyaku, Karena setahu ku dia tidak pernah setuju dengan semua mantan yeojachinguku.

“Hmmm RAHASIA. Heheheheh,” Ucapnya meledek diriku.

“Haaiisshh hyung,” Kesalku.

“Ya sudah kita ke kelas saja, lagi pula kelas kita searah,” Jjakanya.

“Ne”.

………………………………….

Jam sekolah sudah selesai namun hari ini terasa kurang tanpa adanya sahabatku Im Jaemi. Kemana dia ? Kenapa dia tidak masuk? Aku tanya pada teman sekelas ku namun tidak ada yang tahu kenapa dia tidak masuk.

 

2 hari

 

 

5 hari

 

 

9 hari

 

Sudah selama seminggu  lebih Jaemi tidak masuk sekolah. Aku telfon tak pernah aktif, apalagi ku mengirim pesan, dia tidak akan membalasnya. Aku datangi rumahnya, namun yang aku dapat jawaban yang tidak dapat ku mengerti, ada salah satu pembantu nya mengatakan jika Jaemi hanya pergi ke luar kota untuk beberapa hari.  Ada yang mengatakan jika Jaemi tidak ke luar kota. Aku bingung harus percaya dengansiapa.

Aku terkejut saat seseorang menepuk bahuku dari belakang dan membuyarkan  lamunan ku. Ternyata dia adalah Onew hyung.

“Hyyaaa Donghae-ya, apa kau tahu dimana Jaemi???” Tanyanya  dan duduk  di sebelah ku.

“Molla hyung, “ Jawabku

“Kenapa kau tidak tau??” Tanyanya dengan nada heran. memang benar, aku tidak mengetahui dimana yeoja itu berada sekarang.

“Aku saja sudah mencarinya kemana-mana, namun aku tidak menemukannya. Lagi pula aku bukan namjachingunya, aku hanya sahabatnya,” Jelasku pada Onew hyung.

“MWO !!!!!” Teriaknya dan membuat telingaku sedikit sakit.

Aisshh kenapa dia seperti,aneh sekali.

 

-Onew Pov-

“MWO !!!!!” Teriakku padanya. Aku kerutkan keningku. Apa maksud penjelasannya tadi?? Bukan namjachingunya??

“Kyyyaa wae hyung??” Tanya Donghae dengan sedikit meneriaki ku.

“Jadi, kau bukan namjachingu nya Jaemi. Lalu yang kau maksud dengan yeojachigu barumu itu siapa??”  Tanyaku padanya dengan memasang wajah penasaran.

“Ani, kata siapa yeojachinguku Jaemi. Yeojachinguku adalah Shin Won Ah, dia teman sekelasku,” Jelasnya yang membuatku sedikit tersentak.

“Apa Jaemi tahu tentang ini??” Tanyaku lagi.

“Ne, dia mengetahui itu. Ak memberi tahu nya saat hari minggu malam,” Jelasnya lagi yang membuat diriku lebih tersentak.

Minggu malam?? Berarti saat Jaemi ingin menyatakan cintanya pada Donghae, Donghae sudah lebih dulu memberi tahu hubungan dia dengan yeojachingunya yang baru??  Aku harap Jaemi benar-benar tidak pergi.

“Apa kau tidak menyadarinya Donghae-ya??” Tanyaku lagi.

“Menyadari apa hyung??” Tanya nya balik .

Huft lebih baik aku memberi tahu nya sekarang. Mianhae Jaemi.

“Apa kau tidak menyadari jika dia menyukai mu bahkan mencintaimu,” Jelasku padanya. Terlihat dia  terkejut atas apa yang aku jelaskan tadi.

“Lebih baik kau tanyakan hatimu Doghae-ya, apa kau mencintainya atau tidak??” Lanjutku membuatnya berfikir.

Aku hela nafas berat. “Sudahlah aku mau ke kelas dulu,” Seru ku dan pergi meninggalkan nya.

Sepertinya Jaemi benar-benar ingin pergi dari kehidupan Donghae.

……………………………….

-Donghae Pov-

Sudah tiga bulan lebih aku tidak bertemu dengan Im Jaemi. Dan aku sudah mengakhiri hubungan ku dengan Shin Won Ah. Dia memutuskan ku karena menurutnya aku berubah, aku selalu menceritakan Jaemi di banding hubungan ku dengannya. Dan ternyata setelah aku dan dia mengakhiri hubungan, dia menerima ku dulu karena ingin meningkatkan perusahaan ayahnya. Sungguh menyakitkan.

………………………

Aku duduki bangku taman di dekat sekolahku. Tempat dimana aku dan  Jaemi terakhir bertemu. Aku senderkan tubuhku ke bangku taman. Aku tatap orang-orang yang berjalan lalu lalang melewati taman ini.

Sudah hampir 3 jam  aku duduk di bangku taman ini. Aku berharap dapat bertemu dengannya. Namun sepertinya mustahil.

 

Krriuukkk… 

 

Omona perutku berbunyi. Cacing di perutku sudah ber demo di dalam sana. Aku baru mengingat jika dari semalam ku belum makan.

Aku langkah kan kakiku menuju parkiran dekat taman. Aku masuki mobil milikku. Aku tancap gas menuju restaurant favorit ku.

………………………..

Sekitar lima menit perjalanan akhirnya aku sampai pada restaurant favorit ku. AKu buka pintu restaurant dan menuju meja yang dekat kaca dan dapat melihat keramaian kota Seoul.

“Annyeong tuan, apa yang anda pesan??” Tanyanya  seorang pelayan.

“Ne, aku memesan bulgogi satu dan teh hangat saja satu,” Ucap ku pada pelayan itu.

“Ne tuan,” Ucapnya sedikit membungkukkan badan dan pergi dari hadapanku.

Aku pandangi jalan kota Seoul yang ramai walau sudah hampir malam ini. Aku merasa hidupku benar-benar berubah sekarang. Aku lebih sering diam tidak seperti dulu.

“Permisi tuan, Ini pesananmu,” Ucap pelayan itu menaruh makanan dan minuman yang aku pesan.

“Ohh ne gomawo,”

“Ne,”  Jawabnya ramah.

Aku makan bulgogi ku itu dengan menatap ke luar jalan kota Seoul. Tak sengaja mata ku melihat seorang yeoja dan seorang namja sedang bersandau gurau dengan asyiknya di bangku besi pinggir jalan. Terlihat yeoja itu sangat bahagia terlihat dari wajah dan senyumnya. Senyum yang selama ini aku rindukan. Aku perhatikan mereka berdua dari restoran ini. Ada rasa sakit dan cemburu di hatiku melihat kedekatan mereka berdua. Dan Aku lihat mereka ingin beranjak pergi.

“Aku harus mengikutinya,” Tekadku.

Aku ambil dompet ku di celana ku dan mengambil beberapa lembar Won. Aku taruh beberapa won itu di atas meja. Aku langsung berlari keluar dari restaurant itu dan mengikuti mereka berdua.

……………….

Sejak dari restoran aku terus mengikuti yeoja dan namja itu sampai saat ini. Yeoja itu adalah Im Jaemi sedangkan namja itu adalah Onew hyung. Walaupun sedikt kaget namja itu adalah Onew hyung, karena setiap aku menanyakan keberadaan Jaemi dia tidak pernah menjawab dengan serius pertanyaanku itu.

Aku lihat Onew hyung memberhentikan mobilnya di sebuah rumah minimalis namun tetap terlihat mewah dan luas. Terlihatlah Jaemi keluar dari mobil Onew Hyung. Dia sedikit tersenyum dan membungkukkan badannya. Jaemi pun langsung memasuki rumah tersebut setelah mobil Onew hyung meninggalkan rumah tersebut. Dan aku yakin itu adalah rumah Jaemi yang baru. Akhirnya aku dapat  menemukanmu Jaemi-ya.

Aku tancap mobil ku menuju rumahku. Aku tidak akan datang ke rumah Jaemi sekarang, masih ada rasa gugup di hatiku. Dan besok di Sekolah ku akan tanyakan hal ini pada Onew hyung.

…………………………

Tiba di sekolah aku langsung menuju ke kelas Onew hyung untuk mendengar penjelsannya atas apa yang aku lihat kemarin.

“Onew hyung,” Panggil ku saat aku sudah memasuki kelasnya. Terlihat banyak teman-teman hyungku yang memperhatikan diriku.

“Waeyo Donghae-ya,tumben sekali  kau datang pagi-pagi ke sini??” Tanyanya santai.

“Aku ingin kau menjelaskan semuanya atas apa yang aku lihat kemarin??” Cecarku padanya.

“Apa maksud mu?? Memang kau melihat apa??” Tanya santai.

Sebelum aku jawab pertanyaannya ku. aku menarik dia untuk keluar dari kelasnya menuju ruang olahraga yang tak jauh dari kelasnya.

“Kyyaaa waeyo Donghae-ya??” Tanyanya saat kita sampai di ruang olahraga.

“Kenapa kau tidak jujur kepadaku ku hyung?? Kenapa kau tidak mengatakan jika kau sudah menemukan Jaemi. Apa kau tidak tau bagaimana perasaan ku selama ini hyung. Apa kau tau bagaimana perjuanganku untuk mencarinya. APA KAU TAU SEMUA YANG KU RASAKAN PADA DIRIKU YANG BEGITU MERINDUKANNYA!!” Jelas ku penuh penekanan pada setiap kata yang keluar dari mulutku dan ku teriakkan pada kalimat terakhirku. Emosi ku saat ini benar-benar tidak bisa di bendung lagi. Ku menatap matanya dan wajahnya dengan penuh emosi.

“Mianhae Donghae-ya. Sebenarnya aku sudah bertemu dengan Jaemi sebulan yang lalu saat aku sedang membeli buku di sebuah toko buku. Awalnya dia memang tidak ingin memberi tahu dimana dia tinggal, dimana dia bersekolah. Dia tidak ingin semua orang tau tentang kehidupan barunya. Dan aku sudah berjanji tidak memberi tahunya kepada siapa pun termasuk dirimu,” Jelasnya dengan nada penyesalan.

“Apakah dia seperti ini karena aku hyung?? Apa karena aku tidak menyadari rasa cintanya padaku?? Aku memang JAHAT hyung,” Sesalku.

Tak terasa air mataku keluar begitu saja dari pelupuk mataku. Aku begitu menyesal dengan keterlambatan ini.

“Apa yang harus aku lakukan hyung?? Aku begitu bingung untuk menghadapinya hyung?? Aku sungguh merasa jika diriku memang bodoh’SANGAT BODOH’. Kenapa aku tidak menyadari semuanya?? Kenapa aku mengetahui setelah dia pergi?? Dan menyadarkan hati ku sendiri jika aku mencintainya,” ceritaku pada Onew hyung. Terlihat dia sangat menyesal tidak memberi tau aku lebih awal.

“Lebih baik kau hampiri dia. Nyatakan semuanya terhadap dia. Setelah pulang sekolah datang lah ke sekolahnya. Dan aku akan memberi tahu padamu dimana dia bersekolah,” Sarannya untukku. Dan memberikan sebuah kertas yang berisi alamat sekolah Jaemi.

“Okelah hyung aku akan datang untuk menemuinya sepulang sekolah nanti,”

“Ne aku mendukung mu,” Ujarnya menepuk bahuku dan berlalu meninggalkan ruang olahraga.

…………………

Aku tancap gas mobilku menuju sekolah Jaemi yang baru. Di selama perjalanan ku merasa jantung ku berdetak dengan cepat. Belum bertemu dengannya saja sudah seperti ini, bagaimana jika aku bertemu dengannya nanti.

Sekitar 15 menit ku telah sampai di depan sekolah Jaemi. Aku tunggu dia di dalam mobil. AKu pakirkan mobilku di pinggir jalan depan sekolah Jaemi. Jika boleh jujur aku memang kabur dari jam pelajaran ku yang terakhir. Aku ingin segera menemui yeoja yang sangat kurindukan.

Tak selang beberapa menit banyak siswa siswi keluar dari gedung sekolah itu. Ku keluar dari mobil ku. Aku harus sedikit berjinjit agar ku dapat menemui yeoja itu. Aku lihat dari sekitar kerumunan itu ada seorang yeoja yang ku cari-cari.

Kenapa dia terlihat lesu seperti itu? Apa dia sakit??

Lebih baik ku menemuinya di rumahnya saja. Karena aku yakin pada saat ini dia sangat lelah. Aku lihat dia menuju halte bis dekat sekolahnya. Dan tak berapa lama bis datang dan dia memasuki bis tersebut.

Ku ikuti bis itu dari belakang hingga dia sampai ke halte dekat rumahnya. Dia berjalan dan sampai ke rumah yang kemarin aku datangi secara diam-diam. Dia mulai memasuki rumahnya.

“Lebih baik aku menunggu beberapa menit untuk dia istirahat”. Gumamku

Sekitar 10 menit aku berdiam di dalam mobilku. “Mungkin inilah waktunya” Gumamku. Aku buka pintu mobil ku dan keluar menuju rumah Jaemi.

 

Huft~

 

Aku menghela nafas berat. Saat aku sudah di depan pintu rumahnya.

 

Ting tong..

 

 

Ting tong..

 

Aku tekan bel rumah yang ada di sisi kanan pintu rumahnya. Aku benar-benar gugup saat ini.

“Ne tunggu sebentar,” Terdengar suara nya dan terdengar derap langkah menuju pintu rumahnya.

Ceklek’

 

Aku lihat seorang yeoja membukakan pintu untukku.

“Nug..” Belum sempat dia menyelesaikan katanya dia begitu terkejut saat melihatku.

“Jaemi-ya.. Bogoshipoyo” Ucap ku dan langsung ku peluk tubuhnya yang sangat membuatku sangat nyaman. Namun pelukan ku yang begitu tulus tidak di balas olehnya. ‘Kenapa dia??’ batinku dalam hati. Tambah ku eratkan pelukan ku namun tetap saja dia tidak merespon pelukan ku.

“Waeyo?? Kenapa kau seperti ini Jaemi-ya??” Ucap ku melepaskan pelukan ku padanya. Aku lihat wajah cantik yang kurindukan.

Tuhan kenapa ku baru menyadari jika dia begitu cantik dan harum tubuhnya dapat membuatku mabuk tak kepayang.

“Gwaencahana” Ucapnya datar.

“Ada apa kau kesini?? Darimana kau tau rumahku??” Tanya nya dingin kepadaku dengan menatap wajahku dengan wajah datarnya.

“Aku ingin mengajakmu keluar, bolehkan?? Dan darimana ku tau rumahmu pasti kau tau sendiri jawabannya??” Ujarku padanya.

“Mian, aku tidak berniat untuk keluar. Ya kau tahu pasti dati Onew oppa,” Jawabnya dengan nada dan wajah yang sama, datar dan dingin.

“Jebal Jaemi-ya, Apa kau tidak merindukanku??” Pinta ku dengan nada yang sangat manja.

“Mianhae aku tidak bisa,” Jawabnya datar.

Aiissshhh kenapa dia berbeda sekali.

“Okeyy tidak apa-apa, tapi aku akan masuk ke dalam rumah mu. Aku ingin melihat-lihat rumah barumu,” Ujar ku seasik mungkin agar tidak terjadi kegugupanku di depannya.

“Ann..” Sebelum dia melanjutkan kata-katanya, Aku langsung menerobos masuk ke rumahnya.

“Kyyaa kenapa kau tidak meminta izin pada pemilik rumahnya eoh?” Teriaknya terdengar kesal padaku.

Aku balikkan badanku dan melihatnya.“Waeyo?? dulu saja aku sering masuk rumah mu tanpa izin, kau tidak pernah marah. Kenapa kau  jadi berubah seperti ini??” Cecarku padanya

“Itu dulu dan sekarang berbeda,” Jawabnya berjalan mendekati ku.

Di tariknya lenganku agar aku keluar dari rumah darinya. Namun aku adalah lelaki tenaga ku lebih kuat darinya. Aku tarik kembali lengannya hingga dia berhadapan dengan ku. Sangat dekat. Aku dekatkan wajah ku padanya, Aku tatap matanya , Aku semakin dekatkan wajahku hingga bibir ku dan bibirnya menyatu. Aku pejamkan mataku untuk menikmati ciuman ini. AKu pindahkan tanganku dari lengannya dan memeluk pinggangnya hingga tak ada jarak antara kita. AKu buka mataku dan Aku lihat dia begitu menikmati ciuman ini. Tak lama aku membuka mataku dia membuka matanya dan melepaskan ciuman ini. Dia mendorong ku hingga pelukanku  padanya terlepas..

 

 

Plaakkk..

 

Tiba-tiba dia menampar pipi ku. Rasanya panas sekali pipi ku ini. Aku tatap wajahnya dan matanya sangat intens.

“Aku mohon Donghae-ya jangan dekati aku lagi. Jangan datang dari kehidupan ku lagi, Aku ingin bebas Donghae-ya,” Sakit,perih,rasanya hati ku di tusuk oleh beribu pedang. Apakah ini yang dia rasakan saat mendengar ceritaku tentang yeojachinguku dulu??

“Aku mohon jangan menge..”

“Saranghae Im Jaemi” pPtongku, Dan dia sedikit kaget atas pernyataan ku.

“Ani kau..”

“Saranghae Jaemi,” Jujurku terus berjalan mendekatinya,tetapi dia selalu mundur jika aku maju untuk menghampirinya.

“Jangan mende..”

“Saranghae Im Jaemi..” Aku terus menerus memotong ucapa nya yang ingin ku pergi meninggalkan hidupnya.

“Kau jangan ..”

“Jeongmal saranghae Im Jaemi”

“Jangan pernah kau..” Ucapnya terpotong karena tubuhnya sudah merapat pada tembok. Tidak ada tempat lagi untuknya pergi.

Aku dekati dia yang sudah susah untuk pergi dari posisinya yang tidak memungkinkan.

“Apa kau tidak percaya padaku?? “ Tanyaku yang berbicara di depan wajahnya. Hembusan nafasnya dapat ku rasakan saat ini.

“Aku takutDong hae-ya,” Ucapnya. Aku lihat wajahnya dan matanya yang mengeluarkan air mata.

“Aku sungguh mencintaimu. Sungguh Jaemi-ya,” Ucap ku dan menghapus air matanya dengan jariku.

“ Uljima Jaemi-ya, Berikan aku kesempatan lagi?? ” Aku peluk tubuhnya yang hangat.

“Tapi,”

“Percayalah padaku. Aku berjanji,” Ujarku semakin mengeratkan pelukanku. Dia membalas pelukan ku yang begitu nyaman.

“Ne,” Ujarnya singkat.

“mwo kau menerima ku?? Berarti kau sudah mau  menjadikanmu yeojachinguku ??” Tanyaku dengan melepaskan pelukannya.

“Ne oppa” Dia memelukku dengan penuh kasih sayang.

“Jaemi-ya kau akan yang terakhir dalam hidupku,”  Jujur ku padanya dan mempererat pelukanku.

“Ne oppa, SARANGHAE” Ucapnya dan menekankan kata SARANGHAE.

“Nado SARANGHAE” Ucap ku pada Jaemi.

Tak ku sangka akan semudah ini mendapatkan hati seorang yeoja yang benar-benar tulus mencintaiku. Ternyata begitu bahagia dan terasa ingin selalu tersenyum setiap saat.

-Author Pov-

Tanpa di ketahui oleh Jaemi dan Donghae, ada seorang namja yang sedang menatap rumah Jaemi dan dia dapat memikirkan susana yang terjadi di dalam rumah Jaemi. Namja itu hanya dapat menahan rasa sakit di hatinya.

“Aku berharap kau bahagia dengannya Jaemi-ya, lebih baik aku mengalah atas perasaan ku ini terhadapmu. Saranghae Im Jaemi,”

Namja itu adalah Onew. Sama hal nya dengan Donghae,yang menyadari perasaan cinta itu saat Jaemi hilang dan tak memberi kabar sedikitpun.

“Saranghae Jaemi-ya,” ucapnya

“Mungkin aku yang harus mengalah. Dan aku tak inigin menyakiti hati kau dan Donghae,” Ucapnya pergi dari rumah Jaemi.

_THE END_

Mian kalo ff nya jelek. Hehehehe.

Wajib RCL ya..

The Name I Loved #OneShoot

rhe name

 

Tittle : The Name i Loved

 

Author : JaemiJhe

 

Fb : Nur Ziannida

 

Main Cast :

Choi Siwon

 

Kim Hyo Won

 

Lee Sungmin

 

Other cast

 

 

Genre : romance , sad

 

Rating : 15+

 

Lenght : OneShoot

 

Note: Annyeong !!.. Ini adalah fanfictionku. Mohon sarannya. 

 

Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!

 

Recomendation Song :

 

SUJU –  In My Dream

SHINEE – The Name I Loved

 

Summary :

 

Maaf, apa kata itu pantas untukmu??
Apa yang sebenarnya terjadi hingga aku gelap mata dengan cinta yang kau beri??

_Cho Kyuhyun_

 

Atas nama cinta aku bersabara, walau ke egoisan ini lebih dominan.

Siapa yang bersalah??

Aku ??
Atau dirimu??

_Im Jaemi_

 

 

 

————————————-HAPPY READING—————————

 

 

-Hyo Won Pov-

 

Aku edarkan pandanganku pada ruang keluarga di rumahku ini. Sudah hampir dua bulan hanya ada kesunyian dan kesepian yang terasa di dalam ruangan ini. Mata ku tertuju pada foto besar yang terpajang di tembok ruangan ini. Terlihat aku dan suami ku tersenyum bahagia saat acara pernikahan kami enam bulan yang lalu. Namun semua itu seperti masa lalu yang begitu menyesakkan dada dan hatiku.

Kenapa harus ada kesalah pahaman antara aku dan dia?? Anioo, bukan aku dan dia, tetapi dia ‘suamiku’ sendiri yang tidak ingin mendengarkan penjelasan ku dan dia juga yang melakukan kesalahan itu. Semua terjadi begitu cepat untuk dijelaskan apa masalah yang kita alami selama ini. Egois, Gengsi, itu yang menggambarkan kami berdua.

Sesungguhnya kehidupan keluarga kami bisa terbilang rukun dan harmonis seperti keluarga kebanyakan. Bahkan saat kami masih dalam tahap berpacaran, kebahagian yang selalu terasa di dalam hati kami. Namun itu hanyalah kenangan dan entah kapan akan dapat terulang kembali kenangan manis itu. Dan aku begitu susah untuk mengatakan kata ‘cerai’ untuknya. Padahal dialah yang bersalah.

Aku rasakan air mataku jatuh begitu saja dari pelupuk mataku ini. Rasanya begitu menyakitkan.

 

Ceklek’

 

Terdengar suara pintu terbuka olehku, langsung saja ku seka air mata yang turun di pipi ku ini. Karena aku tahu siapa yang datang. Dialah suami ku.

“Aku pulang”  Ucapnya setelah membuka pintu.

Tak ku jawab apa yang dia katakan. Terlihat sejenak dia memperhatikan ku yang sedang ada di depan foto pernikahan kami. Mungkin dalam pikiran nya sedikit aneh aku berada di didepan foto pernikahan kami. Namun tak ku hiraukan apa yang dia pikirkan. Suami ku adalah Choi Siwon. Dia Direktur salah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan.

Dan aku lihat  dia menuju kamar kami yang ada di lantai dua. Lebih baik aku meonton tv, menghilangkan rasa jenuh ku.

 

-Siwon Pov-

 

Aku masuki kamar ku dan Hyo Won. Huft.. Terasa sangat hampa dan dingin di sini. Tidak ada sama sekali kehangatan di rumah ini.

Saat aku mengingat sebuah kesalah pahaman yang terjadi dengan kami dua bulan yang lalu. Memang menyakitkan dan begitu perih jika di ingat. Namun antara kami tidak pernah mengeluarkan kata ‘cerai’ sama sekali. Aku saja bingung jika ingin mengeluarkan kata itu, bibir ini terasa pilu dan kaku. Dan hatiku pun menolak untuk mengatakan kata itu.

Kurebahkan diriku di atas kasur king size yang berada di kamar ku ini. Mengingat apa yang terjadi dua bulan yang lalu yang membuat keluarga ku ini menjadi berantakan dan sunyi.

 

~flash back on~

 

-Siwon Pov-

 

Aaiiisshhhh aku benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan istriku dirumah. Padahal baru tadi pagi aku berpisah dengannya, karena aku harus pergi ke kantor. Aku lirik jam yang ada dia tanganku..

“Hmmm masih jam dua siang, kenapa lama sekali jam lima sore untukku pulang ke rumah. Lebih baik aku pergi saja dari sini, dan pekerjaanku sudah selesai semua,” Ucapku dan keluar dari ruangan menuju parkiran mobil..

Kyyaaaa padahal sebentar lagi aku akan sampai kerumah. Kenapa harus ban mobilku kempes. Hmm lebih baik aku berjalan kaki saja menuju rumahku. Biarkan mobilku disini nanti akan ku telfon montir untuk mengangkut mobilku ke bengkel.

Setelah beberapa menit aku berjalan akhirnya aku telah sampai di depan rumah. Ku buka kenop pintu rumahku.

“chhhaaagg…” Betapa terkejut nya diriku atas apa yang aku lihat.

Istri dan sahabat ku ‘BERCIUMAN’ di rumah ku. Sahabat ku Lee Sungmin duduk dan membelakangiku. Sedangkan istriku duduk berhadapan dengannya. Dan dari tempatku berdiri ini aku dapat melihat adegan itu terjadi.

“Opppaa,” Setelah dia sadar atas kehadiranku, dia langsung berdiri. Telihat muka penyesalan darinya. Dan Sungmin membalikkan badannya dan terkejut setelah melihat ku.

“APA YANG KALIAN LAKUKAN !!!!” Teriak ku. Aku benar-benar tidak tahan untuk menahan emosi ku ini.

“Oppa, bisa aku jelaskan semuanya. Ini hanya salah paham dan ini tidak seperti yang kau lihat..” Ucapnya mendekati ku dan memegang lenganku.

Aku singkirkan tangannya yang ada di lenganku dengan kasar. Dia sedikit tersentak dengan apa yang ku lakukan. Air matanya pun sudah menggenang di pelupuk matanya.

“Cihh apa aku harus percaya dengan apa yang kau katakan!!! Sedangkan aku melihat dengan mata kepala ku sendir !!” Ucap ku geram kepada Hyo Won dan menatap matanya penuh amarah. Aku lihat wajahnya yang sudah penuh dengan air mata.

“Siwon-ah ini tidak seperti yang kau lihat!! Bisa ku jelaskan semuanya.. ini..”

“Heyy mana ada MALING MENGAKU DIRINYA SENDIRI MALING. Jarang di dunia ini orang yang mau berkata jujur. Aku benar-benar tidak menyangka dengan kalian berdua,” Ucapku memotong perkataan Sungmin dan pergi dari rumah..

 

BLAAAMM…

 

Aku tutup pintu rumah dengan kasar. Aku masih mendengar Hyo Won yang masih memanggilku. Namun tak berapa lama suara nya menghilang. Dan aku mendengar suara Sungmin berteriak..

“Hyo Won… kyaaaa ireona.. Hyo-ya ireona..” Tersamar-samar aku mendengar suara Sungmin yang begitu panik. Namun aku tetap melanjutkan langkahku entah kemana.

Pikiranku benar-benar kalut dan berantakan saat ini.

 

~flash back end~

 

 

-Hyo Won Pov-

 

Hari sudah beranjak malam. Walaupun kami sedang dalam keadaan hubungan rumah tangga di ujung tanduk, namun aku masih sebagai syah istrinya dan harus melayani suami ku sendiri tapi tidak dalam hubungan intim. Ber tegur sapa saja jarang apalagi melakukan hali ‘itu’.

Walau sebelum aku dan dia mengalami kesalah pahaman ini, kami pernah melakukan hal ‘itu’. Dan sebenarnya aku sudah mengandung anaknya. Dan usia kandungan ku saat ini telah jalan dua bulan. Sengaja aku tidak memberi tahunya, karena menurutku jika aku memberi tahunya, pasti dia akan tetap bersikap seperti itu. Walau bagaimana pun aku akan selalu menjaga baik anak dalam kandungan ku tanpa kasih sayang suami yang berwujud tapi tidak terlihat kasih sayangnya.

Aku siapkan makan malam untuk kami berdua.  Walau terkadang aku malas untuk melakukannya namun aku tetap istrinya. Dan aku masih mencintainya.

Aku lihat dia sudah keluar kamar dan menuju ruang makan. Aishh padahal aku belum memanggil nya, tetapi dia sudah datang sebelum aku panggil. Mungkin dia mencium bau masakan ku yang harum ini.

Dia menduduki kursi yang ada di depanku. Sebenarnya aku sangat merindukannya. Namun setelah apa yang dia lakukan terhadapku rasanya begitu menyakitkan.

 

Hhoooeekkk..

Hhooeeekkk..

 

Aisshhh kenapa harus di depan dia aku merasakan mual ini. Aku berdiri dan langsung menuju kamar mandi..

 

-Siwon Pov-

 

 

Hhoooeekkk..

Hhooeeekkk..

Ada apa dengannya??. Kenapa dia mual seperti itu???.

Dia berdiri dan langsung menuju kamar  mandi. Aku menatap tubuhnya yang sedikit berlari.

Apa dia sakit?? Tapi jika dia sakit, kenapa tidak memberitahu ku. Aku benar-benar khawatir padanya. Aku berjalan menuju kamar mandi dan menghampirinya. Namun egoku yang kuat ini menghentikan langkahku dan berjalan menuju kamar.

Sesampainya dikamar dan membaringkan tubuhku di kasur, aku masih memikirkan Hyo Won istriku. Bagaimanapun aku tetap mencintainya walau dia telah menyakiti hatiku. Dan keegoisan kami yang kuat ini tidak ingin mendengar penjelasan masing-masing apa yang sebenarnya terjadi.

 

Ceklek’….

 

Aku lihat Hyo Won mulai memasuki kamar. Walau kami dalam keadaan hubungan yang buruk, kita tetap sekamar. Dan tidur di pisahkan dengan sebuah guling.

“Gwaenchanayo??” Tanyaku sedikit khawatir dan sedikit mengangkat kepalaku agar bisa melihatnya. Aku lihat dia sedikit melihat ku dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Ne nan gwaebchana,” Jawab nya dengan nada datar. Walaupun seperti dia menjawab seperti itu, hati ku sudah cukup tenang. Aku tidurkan lagi kepalaku dan menutup mata ku secara perlahan.

…………………………..

 

-Hyo Won Pov-

 

Matahari mulai memperlihatkan diri nya. Aku bangun dari tempat tidurku menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

Setelah sarapan Siwon oppa lagsung pergi ke kantornya untuk bekerja.

“Hmm seperti ada yang ganjil saat ini, seperti aku melupakan sesuatu,” ucapku dan mulai memikirkan itu apa.

Ya aku baru ingat, hari ini adalah hari ulang tahun Siwon oppa. Apa aku harus memberi kejutan padanya?? Tetapi jika aku ingat kejadian dua bulan yang lalu yang membuat hati ku sakit dan menggoyahkan kepercayaan ku padanya.

 

~flash back on~

 

-Hyo Won Pov-

Aku kerjapkan mataku untuk mengadaptasi cahaya yang masuk dalam mataku. Aku pandangi seluruh kamar ini. Aku melihat ada Sungmin oppa yang ada di sampingku.

“Oppa,” Panggilku.

“Ne Hyo Won-ah, tadi kau pingsan setelah kau bertengkar dengan Siwon,” ujarnya.

Aku mengingat pertengkaranku dengan Siwon oppa dengan apa yang dia lihat. Aku berusaha untuk bangun dari tempat tidurku namun lengan ku di cegah oleh Sungmin oppa.

“Tadi dokter berbicara pada ku, agar kau tidak kelelahan Hyo Won-ah. Kasihan anak dalam kandunganmu,” Sarannya untukku dan menyuruhku untuk tidur kembali.

“Tapi oppa, Aku mohon antarkan aku ke kantor Siwon oppa. Agar dia tahu semuanya. Jebal,” Pintaku dengan memasang wajah memelas.

“Aniioo, nanti oppa yang akan berbicara pada Siwon. Lebih baik kau istirahat saja,” Ujarnya menolak dnegan lembut.

“Hikkss.. Hikkss aku mohon oppa, biarkan aku bertemu dengannya. Aku ingin memberikan kabar bahagia ini kepada Siwon oppa,” Ucapka di tengah-tengah isakan.

“Ne.. Ne.. Oppa akan mengantarkanmu sekarang. Yasudah lekas kau ganti baju sekarang, oppa tunggu di mobil,” Ujarnya pasrah dan berjalan keluar dari kamarku .

“Gomawo oppa,” Teriakku.

 

Blaammm..

 

 

Pintu kamar ku tertutup dan dengan segera ku mengganti pakaian ku.

Tak sampai lima menit aku berganti pakaian langsung menuju dan masuk ke mobil Sungmin oppa yang berada di depan rumah ku.

“Kajja oppa,” Seruku seraya memakai seat belt.

“Okey,” Ucapnya dan langsung menancap gas ke kantor Siwon oppa.

Aku tahu jika Siwon oppa ada di kantor karena pasti Siwon oppa masih berada disana, dia sering lembur.

Sekitar lima belas menit perjalanan, Aku sudah sampai di depan kantor Siwon oppa. Aku lepaskan seat belt yang tadi melingkari tubuhku. Aku keluar dari mobil Sungmin oppa.

“Oppa aku ke dalam lebih dulu,” Ujarku keluar dari Sungmin oppa dan berjalan memasuki kantornya.

Sungmin oppa nanti akan menyusul dia akan membantu untuk menjelaskan semuanya. Saat ini dia harus memakirkan mobilnya terlebih dahulu. Aku masuki kantor suamiku. Ku akan jelaskan semuanya. Aku yakin dia akan percaya kepada ku. Terlihat kantor ini sepi karena jam segini adalah sudah jam pulang kerja untuk semua karyawan di sini.

Aku buka kenop pintu ruangan Direktur suami ku.

“Oppa,” Ucapk u getir, setelah melihat sebuah adegan yang begitu menyayat hatiku.

Apa yang aku lihat saat ini benar-benar di luar dugaan. Semua yang di tuduh olehnya kepadaku semuanya adalah kesalahan. Tapi, kenapa dia melakukan sebuah tuduhan yang dia tuduh terhadap ku??

Yaa, saat ini aku sedang melihat adegan ‘ciuman panas’ antara suamiku Choi Siwon dengan seorang yeoja yang aku tau bernama Bom Ra sekretaris Siwon oppa. Kaki ku lemas seperti tak bernyawa. Tangan kanan ku menutup mulutku menahan isakan yang keluar dari mulutku ini. Dan tangan kiri ku tetap memegang kenop pintu.

Aku lihat dia hanya terdiam dan tak ada rasa kesedihan atau penyesalan yang terlihat di wajahnya. Apa dia senang melihat ku seperti ini?? Begitu menyakitkan.

Aku paksakan diriku untuk menjauhi ruangannya. Aku hanya dapat menangis dan menangis. Aku lihat di lobby Sungmin oppa khawatir melihat ku menangis.

“Hyo Won-ah, Wae?? Kenapa kau menangis??” Tanya nya saat aku ada di hadapannya. Dia sedikit mengguncangkan diriku.

“Gwaenchana oppa, lebih baik antarkan aku pulang sekarang,” Ujar ku dan berjalan mendahuluinya.

Setelah sampai dirumah aku langsung menuju kamar, aku kunci pintu kamar ku dan Siwon oppa, tempat dimana kita menyatukan tubuh  kami, tempat yang banyak kenangan walau baru empat bukan kita tempati.

 

~flash back end~

 

-Hyo Won Pov-

 

Sejak kejadian itu aku maupun Siwon oppa tidak menjelaskan apa yang sebenarnya yang terjadi. Akupun tidak berniat untuk menjelaskan apa yang sebenarnya yang terjadi. Rasanya hanya sia-sia.

Aku senderkan tubuhku ke sofa panjang yang ada di ruang tengah. Setelah membuat kue ulang tahun untukknya, badanku merasa sakit. Sebenci apapun aku padanya namun rasa cinta ini tetap ada untukknya.

……………………………..

Sore pun menjelang, aku menanti kedatangannya di ruang tengah. Semoga saja dia tidak lembur dan sudah ku siapkan esprresso untuknya. Tak berapa lama aku mendengar suara mobil yang berhenti di depan rumah. Yang aku yakini itu adalah dirinya.

Aku berjalan menuju sofa dan ada meja di depan sofa itu dan terlihat espresso untuknya.

 

Cekllekk ….

Aku dengar derap langkah kaki nya menuju tempat ku duduki saat ini. Aku tahu pasti dia menuju ke sini, karena tercium aroma espresso olehnya. Aku ambil cangkir yang berisi espresso tersebut.

Aku balikkan badan ku agar berhadapan dengannya. Namun tak di sangka badannya sangat dekat dengan dirku sehingga espresso panas tersebut menumpahi bajunya,dan menetes kelantai..

“Kyyaaa apa yang kau lakukan ahh!!! Apa kau tidak tahu jika ini sangat panas!” Bentaknya tepat di depan wajah ku seraya mengibas-ibaskan tangannya  ke baju yang terkena espresso.

“Mianhae oppa, aku akan mengambil sesuatu untuk membersihkan noda yang ada di bajumu,” Ucapku sesal.

Di saat aku ingin berjalan, Namun aku terpeleset. Kaki mengenai tumpahan espresso tadi. Aku sedikit berputar saat jatuh kelantai sehingga posisiku jatuhku mengenai perutku dengan posisi tengkurap.

“AARRRRGGHHHH OPPA,, perutku sakit !!” Erangku padanya.

 

-Siwon Pov-

 

“AARRRRGGHHHH OPPA,, perutku sakit !!” Rintihnya pada ku saat dia jatuh di hadapanku.

Dengan segera ku ke berjongkok dan melihat wajahnya.

“Kyyaa kau kenapa Hyo Won-ah?? “ Tanya ku panik dengan membalikkan posisinya agar berhadapan denganku. Aku pangku kepalanya dengan lenganku.

“Sakittt oppa,” Rintihnya dengan terus menerus memegangi perutnya. Dan ku lihat darah segar keluar dari sekitar pahanya. Ada apa ini??

“Hyo Won-ah kenapa kau berdarah?? Kenapa di sekitar kedua kaki mu berdarah??” Tanyaku dengan kepanikkan yang luar biasa.

“Saaakkittt, tolong selamatkan anak kita oppa,“ Ucapnya lemah dan tak sadarkan diri membuatku semakin kalut.

“Kyyaaaa Hyo Won-ah ireona..” Teriakku panik dan menepuk-nepuk pipinya, Namun tak ada ada reaksi apapun.

Tanpa aba-aba aku gendong dia menuju mobilku. Aku lajukan mobilku dengan kecepatan tinggi. Aku lihat wajah nya yang pucat, dan darah yang terus mengalir di sekitar kakinya.

“Hyo Won bertahanlah,” Isakku tidak kuat melihat keadaan istriku seperti ini dan aku punmenambah kecepatan mobilku.

Aku benar-benar khawatir keadaanya saat ini. Rasa tangisku benar-benar tak bisa di bendung lagi.

Setelah sampai di rumah sakit, Aku langsung menggendongnya memasuki rumah sakit. Suster langsung membawanya ke ruang UGD. Aku benar-benar takut saat ini. Aku tidak tahu kenapa dia sampai mengeluarkan darah seperti itu.

Aku terjatuh, Aku senderkan badanku ke dinding rumah sakit. Tangisku pecah, sungguh tak kuat aku melihatnya seperti itu.

Seorang suster keluar dan dia menghampiri ku.

“Mian tuan, apa anda suaminya??” Tanya nya. Aku pun berdiri  dan berhadapan dengan suster itu.

“Ne suster, waeyo?? Ada apa dengannya??” Tanyaku cepat.

“Istri dan kandungannya keadaan saat ini sangat lemah. Dan dokter sedang berusaha untuk menyelamatkan keduanya,” Jelas suster itu yang membuatku tersentak kaget.

“Mwo kandungan??”

“Ne tuan, istri anda sedang hamil dan usia kandungannya jalan dua bulan,” Jelasnya.

“Lakukan yang terbaik untuk istriku dan anakku suster” Pintaku padanya.

“Ne tuan, saya permisi dulu,” Ujarnya dan pergi menuju ruang UGD

Tuhann… Apa yang telah aku lakukan pada istriku??? Kenapa aku sendiri tidak tahu keadaan istriku sendiri yang sedang mengandung anakku??

Tuhann selamatkan kedua orang yang sangat ku cintai..

Selamatkan istriku..

Selamatkan anakku..

Jangan ambil mereka berdua,ambilah aku sebagai balasan atas kesalahan yang telah ku perbuat..

Biarkan mereka hidup,dan biarkan saja aku yang mati..

 

“Siwoon-ah” Panggil seseorang. Aku hadapkan wajahku kepada seseorang itu.

“Waeyo??” Tanyaku sinis.

“Aku tadi ingin kerumahmu ingin memberi tahu sesuatu dan aku melihat mobilmu keluar dan aku mengikutimu sampai disini. Dan mianhae, aku bisa menjelaskan semua yang terjadi sebelumnya,” Jelas Sungmin. Yahh orang itu adalah Sungmin. Orang yang telah berani mencium istri ku di rumah ku sendiri.

“Tidak perlu,” Acuhku.

“Sebenarnya kejadian itu hanya sebuah kecelakaan saja Siwon-ah. Kau jangan salah paham atas semua ini,“ Jelasnya, Namun aku tetap tidak ingin mendengarkannya. Sudah berapa kaliku bilang, diriku ini adalah orang egois.

“Saat itu, Aku ingin memberi undangan pertunanganku kepadamu dan Hyo Won. Namun aku tidak bertemu dengan mu, hanya Hyo Won yang aku temui. Dia mempersilahkan aku masuk ke rumah dan menyuruhku duduk,” lanjutnya. Tetap aku tak menghiraukannya.

“Aku melihat dia begitu rapi, dia menjelaskan jika dia ingin kekantor mu untuk memberi tahu tentang kehamilannya itu. Namun semuanya itu gagal karena kesalah pahaman ini Siwon-ah. Pada saat itu mata Hye Won kemasukkan sesuatu dan aku meniupkan matanya tanpa ada maksud lain. Mungkin di tempatmu melihat, pasti terlihat seperti kita sedang berciuman. Tapi itu salah besar Siwon-ah,” Ya tuhan apalagi ini. Kenapa aku tidak bisa percaya dengan istriku sendiri. Aku hadapkan wajahku agar dapat melihat wajah Sungmin dan mencari sebuah kebenaran.

“Dan betapa terkejutnya aku saat Siwon-ah saat Hye Won bilang dia melihat adegan kau dengan sekretarismu. Hati dia benar-benar sakit Siwon-ah, jiwanya lemah saat dia sedang mengandung anakmu. Dan setelah itu aku menanyakan bagaimana hubungan kalian, dan dia berbohong padaku jika sebenarnya kau dan dia sudah berbaikan. Dan benar dugaanku dia berbohong padaku. Dia hanya ingin persahabatan kita tidak hancur,” Tangisku tidak tertahan, Aku menangis di hadapan Sungmin.

Aku hanya lelaki bodoh yang tidak bisa percaya dengannya, tidak bisa menjaganya, tidak bisa membuatnya bahagia, aku hanya bisa menyakitinya dna dengan beraninya mencium yeoja lain. Aku hanya bisa menangis, biarkan saja orang-orang saat ini melihat ku dengan aneh. Sungmin menepuk-nepuk bahuku agar aku lebih tenang. Namun itu hanya sia-sia.

Sekitar dua jam menunggu akhirnya pintu ruang UGD terbuka. Dengan cepat aku langsung menghampiri dokter yang menangani Hyo Won.

“Bagaimana keadaan istri dan anakku dok?” Tanyaku tanpa basa-basi.

“Mian tuan, saya sudah berusaha dengan sekuat kemampuan saya. Nyawa anak dalam kandungan istri anda tidak dapat di selamatkan. Tabahkan hatimu tuan. Dan istri anda sudah di bawa ke ruang inap,” Ucapnya dokter menepuk bahuku.

Kaki ku lemas aku tak bisa menopang tubuhku ini. Kenapa di saat aku mengetahui jika istriku hamil dan di saat itu juga aku kehilangan anakku. Mungkin ini semua adalah balasan untukku dari tuhan??? Yang telah melukai hati istriku????

“Sudahlah Siwon. Ikhlaskan semuanya. Lebih baik sekarang kita ke ruangan Hyo Won di rawat,” Ucap Sungmin.

Aku berdiri, berjalan menuju ruangan Hyo Won di rawat berjalan berdampingan dengan Sungmin. Sungmin sejak tadi memberiku nasihat dan memberi ku kekuatan untuk tabah atas kejadian semua ini.

Aku tiba di depan ruangan Hyo Won di rawat. Ku berhenti sejenak, Aku berfikir atas apa yang telah ku beriks selama ini pada istriku?? Air mataku pun tak henti-hentinya keluar mengingat semua kejadian yang menyakitkan untuk istriku.

“Bukalah pintu itu Siwon. Aku yakin Hyo Won akan menerima semuanya dan dia akan memaafkanmu,” Saran Sungmin. Aku arahkan wajahku sebentar untuk meihat Sungmin yang ada di sampingku. Dia hanya mengangguk memberikanku keyakinan.

Dengan perlahan aku buka pintu itu. Aku mulai memasuki ruangan itu dan dapat aku lihat yeoja cantik yang tengah terbaring di tempat tidur dengan wajah nya yang pucat, ada selang infus yang terdapat di pergelangan tangan kanannya.

Aku hampiri dia dan duduk di kursi yang tersedia di sebelah tempat tidurnya. Aku belai pucuk rambutnya dengan lembut, Aku tatap wajah cantiknya itu. Air mata ku tidak berhenti menyesali apa yang telah aku lakukan.

Sebuah keegoisan ku yang tak mempercayainya dan aku lah yang melakukan kesalahan itu. Aku begitu mencintainya, mencintai yeoja yang ada di hadapanku ini.

Dan kurasakan Sungmin menepuk bahuku memberi ku kekuatan.

“Siwon-ah aku pulang dulu ya?? Hari sudah malam,” Ucapnya.

“Ne gomawo kau telah menemaniku dan mianhae atas kesalahanku ini,” Ujarku berdiri di hadapannya dan menatap wajahnya sesal.

“Aisshhh sudahlah jangan di ungkit-ungkit lagi masalah itu, biarkan semuanya berlalu begitu saja,”

“Ne Sungmin-ah”

“Kalau begitu aku pergi dulu ya.. Annyeong,” Ujarnya dan berlalu keluar dari ruangan ini.

“Ne”

Aku duduk kembali di kursi yang tadi ku duduki. Ku menggenggam tangannya, Aku cium tangannya yang sangat lama aku rindukan.

“Cepatlah sadar Choi Hyo Won, Saranghae,” Ujarku.

Perlahan kututup kedua kelopak mataku ini. Rasanya mataku ini berat, mungkin karena terus-menurus menangis.

………………………

 

-Author Pov-

 

Caha matahari masuk dengan terangnya. Terlihat seorang namja yang tertidur di kursi dengan kepala yang bersandar di pinggir tempat tidur yang terdapat seorang yeoja yang telah memperhatikannya.

Perlahan namja itu terbangun dari mimpinya semalam. Di kerjap-kerjapkan matanya agar dapat menyesuaikan cahaya yang ada di sekitarnya. Setelah sadar namja itu terkejut dengan yang dia lihat. Dia begitu senang yang telah mengetahui yeoja yang dicintainya telah sadarkan diri. Dengan posisi duduk di atas tempat tidur.

“Hyo Won-ah,” Ucap Siwon. Dan tanpa sadar di berdiri dari tempat duduknya dan langsung memeluk istrinya itu.

Di peluknya yeoja itu dengan begitu erat begitupun dengan Hyo Won yang memeluk suaminya yang begitu erat. Mereka merasakan sesuatu yang telah kembali yang sudah lama hilang. Yaitu kehangatan dan kasih sayang satu sama lain. Mereka larut dengan pelukan yang begitu nyaman, entah sudah berapa lama mereka berpelukan seperti itu.

Dengan perlahan Hyo Won melepaskan pelukan itu. Hyo Won menatap wajah Siwon dengan begitu sendu dengan matanya yang indah.

“Mianhae, telah membuatmu merasakan sakit hati yang terlalu dalam dan begitu lama, mianhae telah membuatmu merasakan kesepian, dan tidak dapat merasakan kebahagian dalam hidup denganku. Dan mianhae aku tidak..” Ujar Siwon. Mata nya sudah telihat berkaca-kaca dan menundukkan wajahnya atas permintaan maafnya kepada Hyo Won. Hyo Won hanya dapat melihat dan menatap wajah Siwon yang tertunduk.

“Tidak, Tidak dapat menjaga anakku sendiri dan menjaga istriku ini dengan baik,” Tangis naja itu pecah. Air mata Siwon jatuh ke wajah tampannya. Begitupun dengan Hyo Won yang menangis dengan air mata keluar dari pelupuk matanya. Hyo Won hanya dapat diam dengan apa yang suami nya itu katakan.

Siwon mengangkat wajahnya dengan penuh air matanya itu agar dapat berhadapan dengan  wajah istrinya Hyo Won.

“Aku bukan yang terbaik untukmu Hyo-ya. Jika kau ingin memilih laki-laki lain aku akan rela melepaskanmu,” Ucap Siwon dalam isakannya. Hye Won tetap diam seribu bahasa. Tak ada katapun yang keluar dari bibir mungilnya itu. Dia hanya dapat menggeleng kepalanya agar Siwon tidak melanjutkan kata-katanya yang emmebuatnya sakit.

“Lebih baik kita berce..” Belum selesai Siwon selesai mengucapkan kalimatnya Hyo Won dengan sigap memeluk tubuh tegap suaminya. Dia tidak akan rela jika suaminya melanjutkan kalimatnya itu.

“Anioo oppa, Aku mohon jangan melanjutkan kalimat itu lagi. Apa kau tidak tahu apa yang telah kau katakan itu sangat menyakitkan hatiku,” Ujar Hyo Won penuh air mata dalam pelukkan Siwon.

Tapi aku benar-benar tidak pantas untuk mendampingimu selama hidupmu lagi. Aku merasa diriku lebih dari namja brengsek,” Ucap Siwon dengan isakkan yang mengiringi kata-katanya.

“Oppa adalah belahan jiwaku, Oppa adalah jiwaku, nafasku,  dan kau adalah sendi-sendi yang ada dalam hidupku yang saling menyatu sama lain,” Jujur Hyo won mempererat pelukannya pada Siwon.

“Tapi kau selalu mende..”

“Anio oppa, aku bahagia, sangat bahagia sampai kapan pun asalkan oppa tetap di sisiku,” Potong Hyo Won. Siwon pun mempererat pelukan hangatnya kepada Hyo Won.

Mereka menangis dalam pelukan hangat yang terasa dalam tubuh mereka. Perasaan yang bercampur yang menjadi satu. Senang,sedih,lega,bahagia,terharu semua menjadi satu.

“Saranghae Choi Hyo Won..” Ujar Siwon dalam pelukkan.

“Nado Saranghae Choi Siwon Oppa” Balas Hyo Won

“Mianhae oppa tidak bisa merayakan ulang tahunmu. Bukan membuat mu tersenyum, aku membuat mu menangis. Mianhae,” Ujar Hyo Won melepaskan pelukannya dengan Siwon.

“Aisshhh kenapa memikirkan hal tidak penting itu?? biarkan saja. Yang penting sekarang adalah kesehatanmu,” Ujar Siwon dan mencubit hidung Hyo Won sesaat.

“ Ne oppa,” Ucap Hyo Won Tersenyum lebar.

………………….

 

Two Weeks Later…

 

Setelah kepulangan Hyo Won seminggu yang lalu dari rumah sakit. Kehidupan keluarga Choi Siwon dan Choi Hyo Won menjalaninya dengan penuh kebahagiaan, keceriaan, dan penuh dengan canda tawa. Walau terkadang mereka masih mengingat tentang kehilangan janin yang dulu ada dalam kandungan Hyo Won.

Saat ini Hyo Won dan Siwon sedang duduk di sofa dan menonton tv  di ruang keluarga. Lengan Siwon di apit oleh kedua tangan Hyo Won. Terlihat penuh senyuman dari keuda wajah mereka.

“Chagiya..” Panggil Siwon dengan manja. Dan menatap wajah Hyo Won

“Ne waeyo oppa,” Jawab Hyo Won santai dan tetap matanya tertuju pada layar tv.

“Bagaimana kita membuat .. membuat suara tangisan bayi di sini??” Tanya Siwon malu.

“Mwo!! Apa maksud oppa??” Kaget Hyo Won dan menatap wajah tampan suaminya. Walaupun dia bertanya namun dia mengerti apa yang di maksud dengan suaminya itu.

Dengan malu Hyo Won menganggukan kepalanya. Terlihat Siwon yang tersenyum lebar atas anggukkan dari istrinya. Perlahan wajah Siwon mendekat  ke wajah Hyo Won.

Di kecup lembut bibir Hyo Won oleh Siwon.  Di lumatnya bibir mungil Hyo Won dengan lembut. Hingga mereka terbawa dalam kehidupan mereka yang terlalu indah hingga susah untuk di katakan.

 

Cinta yang kita perlukan adalah sebuah cinta yang Suci.

Cinta di awali dengan kepercayaan di antara masing- masing pasangan.

Cinta dapat membuat seseorang melupakkan jati dirinya sendiri.

Cinta membuat kita terbang dengan tinggi dan indahnya.

-THE END-

 

Waaaahhh akhir selesai juga..

Yang udah kena tag WAJIB RCL !!

Dan tolong kasih saran perbaikkan ff ku. Bukan berarti nge-BASH ya..

Gomawo *bow

What Should I Do?? #4

jadi

 

Tittle : What Should i do?? #4

 

Author : JaemiJhe

 

Fb : Nur Ziannida

 

Main Cast :

Lee HyukJae

 

Im Jaemi

 

Lee Hoya

 

Other cast

 

 

Genre : romance , sad

 

Rating : 15+

 

Lenght : Chapter

 

Note: annyeong !!.. Aku kembali dengan lanjutan ff hehhe.. Mungkin Ini ff ke dua berchapter ku setelah ff Love You Vespa Gir*belum tamat*.

 

Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!

 

Recomendation Song :

 

SUJU – Bittersweet

SUJU –  A Good Bye

 

Summary :

 

Bodoh,

Itulah diriku pada dirimu.

Aku yang meneyebabkan semua itu.

_Lee HyukJae _

 

 

Dunia yang kurancang semua nya telah sirnah.

Satu hal yang aku harapkan,”Ada Sebuah Hikmah dari semua ini”

_Im Jaemi _

 

 

Semua terasa mengejutkan bagiku.

Tidak tahu siapa yang harus di salahkan.

Aku tetap mencintaimu.

_Lee Hoya_

————————————-HAPPY READING—————————

===Cerita Sebelumnya

-HyukJae Pov-

 

Dan disinilah aku, Hoya, dan Jaemi. Duduk berhadapan dengan Hoya sedangkan Jaemi berada disampingku. Aku menatap namja itu tajam. Bagaimanapun, saat ini aku adalah Suami dari yeojaku Jaemi.

 

“Untuk apa kau kesini??” Ujarku memecahkan ketegangan diantara kami.

 

“Aku sudah mengetahui ‘kecelakaan’ yang terjadi diantara kalian. Dan aku tahu jika ucapan Jaemi tempo hari yang menyatakan jika dia ingin dia berpisah denganku itu hanyalah sebuah kebohongan,” Kata Hoya.

 

“ Lalu apa mau sekarang??” Tanya ku ketus padanya. Aku lihat Jaemi hanya mencengkram ujung bajunya. Aku tahu dia pasti sangatlah gugup dan takut saat ini.

 

“Aku ingin Jaemi kembali padaku. Bahkan aku rela menjadi Appa dari anak yang dikandung oleh Jaemi,”

 

“Mwo??!!” Dengan reflek aku berdiri dari tempat dudukku menatpnya tajam.

 

“Apa maksudmu seperti itu eoh?? Aku adalah suaminya dan aku adalah Appa dari anak yang dikandung oleh Jaemi. Aku bukanlah lelaki yang tak bertanggung jawab dan merelakan yeoja yang kucintai aku lepas begitu saja. Dan aku minta padamu untuk KELUAR dari aparterment ini !!!!” Gertakku padanya. Emosi, tentu saja. Aku sungguh tidak dihargai sebagai namja oleh namja yang ada dihadapanku saat ini.

 

“TIDAK !! Aku tidak akan pergi sebelum aku mendapatkan Jaemi kembali,” Dia berdiri dan membalas gertakkanku.

 

“Kyaa neo !!” Kesalku. Aku mencengkram kerah baju yang saat ini dia pakai. Menatapnya tajam. Rasanya aku ingin melenyapkan namja yang ada dihadapanku saat ini. BRENGSEK !!

 

-Story Begin-

 

-Author Pov-

 

Semua terjadi dengan begitu saja. Hubungan HyukJae dan Jaemi dapat di katakan semakin dekat. Dan itu tentu saja karena usaha HyukJae. Sedangkan Hoya?? Namja itu sama dengan HyukJae, Dia bahkan hampir setiap ada waktu luang menyempatkan diri untuk ke aparterment milik Jaemi.

 

Mungkin hal ini dapat menguntungkan bagi HyukJae. Ya, di saat seperti ini dia dapat melihat bagaiman Jaemi menjauhkan dirinya dari Hoya. Mungkin HyukJae sedikit terkejut dnegan berbagai penolakan Jaemi terhadap ajakan-ajakn yang menggiyurkan dari Hoya untuk Jaemi.

 

Di sini, di ruang Tv aparterment Jaemi dan HyukJae. Merasakan sedikit sebuah kelegaan hati pada mereka berdua. Ya, tidak ada Hoya hari in.

 

“Kenapa kau menolak semua ajakan Hoya?? Bukankah semua ajakan dari dirinya adalah keinginan dirimu??” Tanya HyukJae. Mungkin pertanyaan ini lah yang selalu terngiang dalam pikirannya.

 

“Apa yang aku katakan pada dirimu itu bukanlah sebuah bualan belaka. Aku selalu memegang teguh apa yang aku katakan. Aku, Lee Jaemi akan terus belajar mencintai namja yang telah menjadi suamiku, namja yang menjadi appa dari anak dalam kandunganku, namja itu adalah Lee HyukJae,” Ujar  Jaemi penuh keyakinan pada HyukJae.

 

Mata namja itu tiba-tiba saja berbinar dengar penuturan dari istri yang sangat dia cintai.

 

“Jaemi-ya, Nan jeongmal haengbokhae,” Ujar HyukJae. Keud tangannya kini sudah berada di wajah Jaemi. Ya, saat ini mereka berdua bertatapan. Saling tersenyum satu sama lain, memberikan kenyamanan pada diri masing.

 

“Tapi, besok aku harus pergi untuk mengada konser di luar negeri. Apa tidak sebaiknya kau ikut denganku??? Aku takut terjadi sesuatu padamu,” Ujar HyukJae menatap Jaemi.

 

“Gwaenchana, Disini aku tidak sendiri oppa,”

 

“Tidak sendiri?? Berarti kau akan bersama dengan Hoya, begitu?” Ujar HyukJae dengan nada sedikit kesal.

 

“Aishh bodoh. Saat kau pergi aku dapat bermalam di rumah keluarga mu. Apa kau masih belum mempercayaiku eoh?” Kesal Jaemi menatap suaminya itu.

 

“Baiklah, aku percaya padamu.  Saat aku pergi, kau tidak boleh terlalu lelah, jangan memakan makanan yang membahayakan bayi kita, dan..”

 

“Jangan sering berpergian tanpa seizin darimu. Bukan begitu tuan Lee,” Ucap Jaemi memotong pembicaraan HyukJae.

 

“Aishhh, istriku ini sungguh pintar. Cahh, sudah malam, saatnya kita beristirahat,” Ujar HyukJae tersenyum.

 

“Ne,”

 

…………………………

 

HyukJae berjalan ke arah dapur. Mungkin setiap pagi dia akan selalu melihat Jaemi yang sedang menyiapkan sarapan untuknya.

 

“Eh?”

 

“Ternyata kau masih belum terbiasa dengan pelukanku ini,” Ujar HyukJae sembari memeluk Jaemi dari belakang.

 

“Bukan aku yang tidak terbiasa, namun aku yang memang terlalu seirus menyiapkan sarapan untuk kita,” Ujar Jaemi seakan tak mau di salahkan.

 

“Baiklah. Hm, hari ini aku akan pergi untuk konser. Sebelum aku pergi aku akan mengantarkanmu terlebih dulu,” Ujar HyukJae melepas pelukan Jaemi dan duduk di meja makan mereka.

 

“Kau pergi saja duluan oppa. Aku ingin ke dokter untuk memeriksa kandunganku,” Ujar Jaemi seraya duduk tepat dihadapan HyukJae.

 

Namun penuturan Jaemi mendapat sebuah gelengan kepala dari HyukJae seaka dia tak setuju dengan penuturan Jaemi itu. “Tidak, lebih baik aku mengantarkanmu dulu. Kau ingin menginap di rumah orangtuaku?”

 

“Ne, Aku menginap di rumah orangtuamu,” Ujar Jaemi.

 

“Baiklah, Nanti aku akan katakan pada eomma untuk mengatarkanmu ke dokter. Aku tidak mau kau hanya pergi sendiri,” Ujar HyukJae.

 

“Aishh kau terlalu overprotektif oppa,” Kesal Jaemi.

 

“APA?!”

 

“Ani,”

 

“Aku melakukan ini semua demi kebaikan dirimu dan bayi kita. Apa kau mengerti?” Tanya HyukJae lembut. Dia sangat tahu bagaimana sifat Jaemi yang sesungguhnya. Dia tipe yeoja yang memang tdak mau selalu di atur. Dan jika dia tidak mengalah, mungkin nanti mereka berdua akan bertengkar.

 

“Hm, ne arrasheo,” Ujar Jaemi menganggukan kepalanya. Namja dihadapnnya saat ini adalah suaminya. Dan dia ingin belajar menjadi istri yang baik. Bagaimanapun, hidunya sudah terikat oleh namja di hadapannya itu.

 

……………………………………

 

Saat ini HyukJae dan Jaemi telah berada di ruanh tengah keluarga Lee. Nyonya Lee-Eomma HyukJae- sedari tadi hanya menatap tingkah laku anak dan menantunya itu. Dia senang, pernikahan mereka berjalan lancar. Awalnya beliau sangatlah takut atas pernikahan anaknya itu. Pernikahan atas dasar ‘kecalakaan’ yang terjadi dan tanpa ada dasarnya rasa cinta.

 

Namun semuanya seakan sirnah dengan apa yang dilihatnya saat ini. Dia terus berdoa agar mereka berdua hidup bahagia.

 

“Sudah waktunya,” Ujar HyukJae berdiri.

 

“Eomma, aku menitipkan Jaemi dan anakku. Seperti yang aku pesan tadi, temani Jaemi ke dokter nanti,” Ujar HyukJae. Sedangkan Nyonya Lee hanya menggelengkan kepalanya melihat sifat anaknya itu.

 

“Ne HyukJae-ya, kau sudah mengatakan hal itu berulang kali,” Ujar Nyonya Lee.

 

“Aku hanya tidak ingin dia pergi sendirian, eomma,” Ujar HyukJae.

 

“Sudahlah oppa kau pergi saja, jangan banyak bicara,” Ujar Jaemi kesal melihat tingkah suami itu.

 

“Aishh kau ini. Baiklah, aku pergi,” Ujar HyukJae.

 

Dia sedikit merundukkan tubuhnya agar wajahnya setara dnegan wajah Jaemi. Kecupnya singkat kening Jaemi itu.

 

“Kemesraan kalian membuat eomma merindukan Appa,” Ujar Nyonya Im terlihat sedikit kesal.

 

“Surulah Appa pulang, jangan bekerja terlalu keras,” Ujar HyukJae.

 

“Sudahlah jangan di bahas lagi, kau pergi lah,” Ujar Nyonya Lee.

 

HyukJae hanya menganggukan kepalanya mengerti.

 

“Aku pergi,” Ujar HyukJae mengusap kepala Jaemi. Dia pun tersenyum kepada eomma-nya dan Jaemi dan pergi dari rumah itu.

 

“Jam berapa kita akan kedokter Jaemi-ya?” Tanya Nyonya Lee.

 

“Bagaimana jika sekarang?”

 

“Baiklah,”

 

…………………………………….

 

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Setelah memeriksa kandungan Jaemi, Nyonya Lee maupun Jaemi  langsung pulang kerumah tanpa ada niat untuk berjalan bersama.

 

Suasana di kediaman keluarga Lee terlihat senggang. Jaemi, yeoja itu terlihat sangat bosan di ruang Tv keluarga Lee. Terselip rasa rindu pada suaminya itu. Dia ingin mengubungi HyukJae, namun dia takut mengganggu namja itu.

 

Tok’

Tok’

Tok’

 

Suara ketukan pintu membuat Jaemi mengalihkan pandangannya dari TV ke arah pintu rumah keluarga Lee. Dia berdiri hendak berjalan dan membuka pintu itu, namun langkahnya terhenti setelah mendengar suara dari Nyonya lee yang tak lain mertuanya itu.

 

“Biarkan eomma saja, kau duduk saja,” Ujar Nyonya Lee.

 

Jaemi pun mengikuti perintah ibu mertuanya itu. Dia tak peduli siapa tamu yang datang pada malam-malam seperti ini.

 

Ceklek’

 

Nyonya Lee membuka kan pintu itu. Terlihat namja berperawakan cukup tinggi dihadapannya saat ini.

 

“Annyeong haseyo,”

 

Jaemi menolehkan kepalanya melihat siapa yang datang setelah mendengar suara seorang namja yang cukup dia kenal. Hati nya bergemuruh melihat siapa yang datang. ‘Apa yang sebenarnya dia inginkan?’

 

Jaemi, yeoja itu berjalan ke arah Nyonya Lee berada.

 

“Kau siapa?” Tanya Nyonya Lee.

 

“Naneun Lee Hoya imnida,” Ujar Hoya hormat.

 

“Untuk apa kau ke sini?” Tanya Jaemi saat dirinya sudah ada di samping tubuh Nyonya Lee.

 

“Kau mengenalnya?” Tanya Nyonya Lee pada Jaemi.

 

“Ne, Dia..”

 

“Aku kekasih Jaemi,”

Sontak wajah Nyonya Lee dan Jaemi kaget dengan ucapan Hoya.

 

“Apa maksudmu?” Tanya Nyonya Lee. Tentu saja dia tak akan percaya dnegan ucapan namja ynag berada di hadapannya itu. Dia adalah kekasih Jaemi? Mana mungkin, Jaemi adalah isteri dari anaknya, Lee HyukJae.

 

“Jika tidak percaya, anda bisa bertanya dengan yeoja di sebalah anda,” Uajr Hoya enteng.

 

Jaemi menatap namja itu tajam seakan berkata ‘Apa yang kau katakan?’. Nyonya Lee menatap menantunya itu meminta penjelasan.

 

“Baiklah, bisakah kalian menjelaskan semuanya?” Tanya Nyonya Lee pada kedua insan itu.

 

……………………………………….

 

Dan suasana sedikit tidak nyaman sangat terasa di ruang keluarga Lee. Mereka bertiga, Nyonya lEe, Hoya dna Jaemi seakan larut dalam pikiran mereka. Atau lebih tepatnya hanya Nyonya Lee dan Jaemi yang sangat larut dalam pikiran mereka.

 

“Kenapa kau sangat berani mengatakan jika Jaemi adalah kekasihmu? Apa kau tidak tahu jika Jaemi telah berkeluarga? “ Tanya Nyonya Lee memecahkan keheningan. Di tatapnya wajah namja itu.

 

“Aku emmang benar kekasih Jaemi. Aku pun tahu jika Jaemi telah berkeluarga. Bahkan aku tahu jika Jaemi saat ini tengah hamil,” Ujar Hoya santai.

 

“Lalu, jika kau tahu semua itu kenapa kau mengaku-ngaku kau kekasihnya?”

 

“Aku memang kekasihnya. Aku tidak pernah menyetuji perpisahan hubungan kami,” Ujar Hoya.

 

“Aku sudah berpisah dengannya eomma. Aku sudah tidak memiliki hubungan apapun dengannya. Dia bukan kekasihku,” Ujar Jaemi angkat bicara. Dia tidak ingin diam dalam masalah ini.

 

“Tapi aku bisa mempertanggung jawabkan anak dalam kandungan Jaemi,” Ujar hoya pantang menyerah. Jaemi menatap Hoya tidak percaya . CUKUP ! Jaemi tidak ingin Hoya seperti ini.

 

“Apa yang kau katakan eoh? Aku rasa kau semakin aneh Oppa. Lebih baik kau jangan menemuiku lagi. Cepat pergi,” Ujar Jaemi kesal. Dia tidak menyangka jika Hoya akan seperti ini.

 

“Cih, aku tahu Jaemi-ya, kau masih mencintaiku. Jangan membohongi dirimu sendiri eoh,” Ujar Hoya.

 

“Anak muda, seperti kau terllau mengurusi hubungan rumah tangga anakku. Lebih baik kau keluar dari kediaman kelargu ku,” Ujar Nyonya Lee berdiri dan menunjuk pintu rumah keluarga Lee.

 

Hening.

 

Hoya, namja itu masih betah duduk di tempatnya. Senyum licik menghiasi wajahnya. Sebuah pemikiran terselip dari otaknya

 

“Im Jaemi. Apa kau yakin, Appa dari anak yang kau kandung itu adalah dari suami mu sekarang?” Tanya Hoya tersenyum licik pada Jaemi.

 

“APA?!” Ucap Nyonya Lee dan Jaemi bersamaan.

 

“Apa kau sangat yakin anak dalam kandunganmu itu adalah anak dari Lee HyukJae? Aku adalah kekasihmu, dan aku tahu bagaimana dirimu?”

 

PLAK’

 

……………………………………………..

 

-TBC-

 

 

Semakin ga jelas ya FF ini?

Mian buat para readers yang menunggu ff ini.

Hehehe.

 

 

 

 

What Should I Do ?? #3

what 3

 

Tittle : What Should i do?? #3

 

Author : JaemiJhe

 

Fb : Nur Ziannida

 

Main Cast :

Lee HyukJae

 

Im Jaemi

 

Lee Hoya

 

Other cast

 

 

Genre : romance , sad

 

Rating : 15+

 

Lenght : Chapter

 

Note: annyeong !!.. Aku kembali dengan lanjutan ff hehhe.. Mungkin Ini ff ke dua berchapter ku setelah ff Love You Vespa Gir*belum tamat*.

 

Disclaimer : FF ini punya Author.. jangan Copas !! It’s my Inspiration. Hehhhehe FF it’s Mine !! Don’t Bashing !! DON’t Read Silent !!

 

Recomendation Song :

 

SUJU – Bittersweet

SUJU –  A Good Bye

 

Summary :

 

Bodoh,

Itulah diriku pada dirimu.

Aku yang meneyebabkan semua itu.

_Lee HyukJae _

 

 

Dunia yang kurancang semua nya telah sirnah.

Satu hal yang aku harapkan,”Ada Sebuah Hikmah dari semua ini”

_Im Jaemi _

 

 

Semua terasa mengejutkan bagiku.

Tidak tahu siapa yang harus di salahkan.

Aku tetap mencintaimu.

_Lee Hoya_

————————————-HAPPY READING—————————

 

 

Cerita Sebelumnya…

 

“Ceritakan padaku apa masalahmu??” Tanya Hoya setelah melihat Jaemi sudah lebih tenang. Saat ini posisi duduk kami juga sudah seperti smeula.

 

“Aku ingin kita berpisah,”

 

“Jaemi-ya,” Ujarku tak percaya. Aku tidak tahu jika Jaemi akan mengambil keputusan langsung seperti ini. Seharusnya dia menjelaskan terlebih dahulu masalahnya. Tidak seperti ini.

 

“Apa alasanmu dan kenapa kau seperti ini??” Hoya menatap Jaemi tajam. Menuntut, menuntut penjelasan dengan apa yang telah Jaemi katakan.

 

“Aku ingin berpisah denganmu. Aku mencintai HyukJae oppa,”

 

“MWOO ??!” Kaget ku bersamaan dengan Hoya.

 

“Apa maksudmu Chagi. Aku tahu jika kau hanya bercanda. Ini sungguh tidak lucu,” Ujar Hoya seakan tak mempercayai dengan apa yang terjadi saat ini.

 

“Aku tidak bercanda. Jangan pernah temui aku lagi Hoya-sii,” Ujar Jaemi tajam. Namun, dia tetap tidak berani menatap manik mata hoya yang masih menatapnya dengan menuntut penjelasan.

 

“Dan ini keputusanku !!” Ujar Jaemi beranjak pergi dan menarik tanganku.

 

“Jaemi-ya.. Im Jaemi..” Teriak Hoya terus menerus saat aku dan Jaemi berjalan keluar ruangan.

 

Aku sungguh tidak tahu ini yang terbaik atau bahkan yang terburuk untukku dan Jaemi.

 

……………………………………

ll Story Begin ll

 

————————HAPPY READING———————-

 

-Jaemi Pov-

 

“Apa kau yakin dengan keputusanmu tadi??” Tanya HyukJae yang berada di sampingku. Aku tidak menjawab pertanyaannnya. Aku hanya memandang jalanan kota Seoul yang menurutku lebih menarik dari dalam mobil milik HyukJae oppa.

 

“Huft, Maafkan aku,” Di genggamnya tanganku dnegan sebalah tangannya yang bebas dari stir mobil. Aku menatapnya. Aku tahu dia sangatlah tulus mengatakan kata itu. Tapi….

 

“ Sudahlah. Jangan mengobrol jika sedang menyetir,” Ucapku padanya. Aku hempaskan tangannya dariku.

 

Mianhae HyukJae oppa. Saat ini aku belum bisa menerima kenyataan yang sedang terjadi.

 

………………………..

 

“Kyaa Im Jaemi,” Aku hiraukan panggilan dari HyukJae oppa dan tetap berjalan memasuki Apartermentku.

 

“Lepaskan aku oppa.  Aku ingin istirahat,” Ujarku saat dia menahan pergelangan tanganku.

 

“Aku hanya ingin kau menjelaskan keputusanmu, itu saja?”

 

“Apa kau bodoh oppa??”

 

“Eoh??”

 

“Jika aku tidak memutuskan hubunganku dengan Hoya oppa. Lalu anakku bagaimana?? Dia mempunyai seorang Appa, dan itu kau oppa. Aku tidak mungkin mengkhianatinya lebih dalam lagi. Itu terlalu menyakitkan untukku dan dirinya,” Ujarku menatapnya. Aku rasakan air mataku mengalir begitu saja. Mungkin aku terlalu mencintai namja itu. aku tidak mau dia merasakan sakit yang terlalu dalam karena yeoja sepertiku.

 

Aku mencintainya, Mencintai Hoya oppa yang aku harapkan menjadi Appa dari anak kandungku. Tapi, takdir berkata lain. Semuanya hancur.

 

HyukJae oppa hanya diam tanpa mengeluarkan kalimat sedikitpun. Genggaman tangan dipergelangan tangankupun mengendur.  Sorotan matanya terlihat sangat bersalah.

 

Ini memang sangatlah menyakitkan untukku dan mungkin untuknya juga. Ku tarik nafasku panjang.  Kepalaku terasa sangatlah berat dan terasa pusing. Keringat dingin sudah keluar dari pori-pori kulitku.

 

“Oppa, Aku ingin kau mempersiapkan pernikahan dua hari lagi. Aku ingin semua dipercepat,”

 

Ya, ini adalah keputusanku. Jika terlalu larut dalam pemikiranku yang aku yakin tidak akan ada habisnya. Aku harus yakin dengan kehidupanku bersama HyukJae oppa.

 

“Mwo??” Ujarnya terkejut.

 

“Wae?? Apa kau tidak ingin bertanggung jawab dengan apa yang kau lakukan??” Tanyaku.

 

“Bukan, Bukan itu maksudku. Tapi, JAEMI-YA !!!!”

 

Aku terjatuh kelantai. Kepala ku sangat pusing. Aku buka mataku dengan susah payah. HyukJae dengan cepat membopongku kedalam kamar. Dan semuanya berubah menjadi gelap.

 

………………………………….

 

Aku buka mataku perlahan. “SShhhh~” Rasa pusingku masih sangat terasa dikepalaku. Aku pegang kepalaku yang terasa pusing.

 

“Kau sudah bangun??” Ujar HyukJae memasuki kamarku. Dia membawa nampan yang diatasnya berisi sandwich dan segelas susu putih unutkku.

 

“Jam berapa sekarang??” Tanyaku.

 

“Jam delapan pagi,” Ujarnya tersenyum dan menghampiriku.

 

“Apa aku pingsan selama itu??” Tanyaku tak percaya.

 

“Ne. Bisakah kau tidak terlalu memikirkan hal-hal yang membuatmu sulit. Aku ingin kau menjaga anakku dan anakmu yang berada dikandunganmu Jaemi-ya. Dokter mengatakan jika kau mengalami stress dan jika kau terus seperti itu kandungannya akan menjadi melemah,” Ujar HyukJae. Dia sangat mengkhawatirkan aku dan dayi janin ini. Terlihat daru nada bicaranya dan raut wajahnya.

 

“Mianhae,” Ujarku lesu.

 

“Aku akan mempersiapkan pernikahan kita. Dan aku harap kau jaga kesehatanmu dan anak ini,” Ujar HyukJae mengelus perutku yang masih rata.

 

Entah mengapa aku tersenyum melihat dia melakukan hal itu. Tergambar jelas kebahagiaan pada wajahnya.

 

……………………………………………

 

-Author Pov-

 

Dan hari ini lah pernikahan Jaemi dan HyukJae berlangsung. Pernikahan ini hanya dihadiri oleh Member Super Junior dan kedua orang tua HyukJae.

 

Disalah satu ruang gereja bernuansa putih itu. Seorang yeoja menampilkan wajah sedih yang ia rasakan. Tidak ada kedua orang tua yang akan menyaksikan pernikahannya. Menikah dengan seorang yang sudah dianggap oppa nya sendiri. Semua terjadi bergitu saja tanpa permisih untuk dirinya. Pernikahan yang seharusnya menjadi hari paling terindah bahkan berkenang di dalam fikiran dan hatinya.

 

“Apa kau sudah siap nak??” Tuan Lee memasuki ruang itu. Dengan senyuman kecil, Jaemi menganggukan kepalanya. Jaemi menghampiri Tuan Lee dengan perasaan gugup. Mungkin dia harus memakai topeng kebahagiaannya hari ini. Ada perasaan sakit yang dia rasakan. Kenapa bukan Appa kandungnya yang akan menjemputnya diruang ini untuk mengantar nya kesebuah altar??

 

Dengan perasaan gugup Jaemi berjalan beriringan dengan Tuan Lee. Dia hanya menatap kedepan. Melihat seorang namja dengan baluatan Tuxedo warna putih yang dia pakai. Menambah ketampanan dari namja itu.

 

“Berbahagialah,” Ujar Tuan Lee menyerahkan Jaemi ke tangan HyukJae.

 

……………………………..

 

Pernikahan mereka pun berjalan dengan lancar. Walaupun terlihat sangat monoton. Keceriaan yang tidak begitu terlihat.

 

HyukJae dan Jaemi berjalan beriringan melewati lorong Aparterment Jaemi. Ya, mereka berdua memutuskan untuk tinggal di Aparterment Jaemi. Sebenarnya itu adalah ke inginan dari Jaemi yang dikabulkan oleh HyukJae.

 

“Aku mohon percayalah padaku untukku membahagiakanmu dan anakku. Aku ingin kau yakin jika aku akan selalu ada untukmu,” Ujar HyukJae seraya menggenggam tangan Jaemi erat. Yeoja itu menatap wajah HyukJae yang terlihat sangat tulus dengan ucapannya.

 

“Akan ku coba,” Ujar Jaemi dengan senyuman tulus yang mungkin sejak awal kejadian itu jarang dia berikan ke HyukJae.

 

“Gomawo yeobo-ya,” Ujar HyukJae dengan Gummy Smile nya.

 

“Aishh itu menggelikan,”  Ujar Jaemi bersemu merah.

 

“Hahhahaha kau sangat lucu Jaemi-ya,” Ujar HyukJae tertawa melihat wajah Jaemi yang memerah karena ucapnnya. Sedangkan Jaemi menundukkan dirinya menutupi rasa malunya.

 

‘Berharap ini adalah awal kebahagiaan ku dengannya,’ Batin HyukJae.

 

…………………………………………

 

Sudah dua bulan lebih pernikahan HyukJae dan Jaemi terjalin. Jaemi sudah terlihat menerima kehadiran HyukJae sebagai suami-nya. Dan juga sudah menerima kenyataan yang sebenarnya terjadi.

 

HyukJae dan Jaemi terlihat memandang acara Tv yang berada di hadapannya itu. Tapi, sedari tadi Jaemi selalu melirik ke arah HyukJae. Wajahnya terlihat ingin mengungkapkan sesuatu untuk HyukJae.

 

“Apa yang ingin kau katakan??” Tanya HyukJae menatap Jaemi. Namja itu sangat tahu jika Jaemi sedari tadi memperhatikannya.

 

“Eoh? A.. Aku..”

 

“Apa?”

 

“Hmmm.. Sebenarnya.. Kenapa kau mabuk malam itu dan melakukan hal ‘itu’ terhadapku??” Tanya Jaemi dengan wajah takut.

 

HyukJae membernarkan duduknya agar berhadpan dengan Jaemi. Dia menarik nafasnya panjang. Mungkin inilah saatnya dia memberi tahu tentang isi hatinya kepada yeoja yang ada dihadapannya saat ini.

 

Digenggamnya kedua tangan Jaemi. Memeberikan kehangatan kepada yeoja itu. Manatap Jaemi dengan tulus dan memberikan kenyamanan untuk Jaemi melihatnya. Dan menghilangkan kegugupan yang dia rasakan.

 

“Maaf, itu semua aku lakukan karena keegosianku. Dan kebodohanku yang telah melakukan hal itu dan membuatmu ‘mungkin’ menderita. Tapi satu hal yang harus kau tahu. Bahwa Aku.. “

 

“Aku apa oppa??” tanya Jaemi dengan raut wajah penasaran.

 

“Aku.. “

 

“Hmmm…”

 

“Aku mencintaimu Jaemi-ya,”

 

“Mwo??” Tanya Jaemi tak percaya.

 

“Ne, Entah sejak kpaan aku mencintaimu. Hatiku sangat sakit saat kau mengatakan jika kau telah bersama dengan Hoya. Selama ini aku menyembunyikan perasaanku, karena menurutku kau hanya mempunyai satu namja yaitu aku. Tapi, aku salah. Ada namja lain yang bahkan sudah memasuki rulung hatimu,” Ujar HyukJae menunduk sedih. Sedangkan Jaemi bingung dengan apa yang harus dia lakukan setelah ini. ini sungguh sulit di percaya.

 

“Saat itu aku sangat kalut dan takut jika kau akan pergi dari hidupku. Apalagi jika kau sudah tidak dapat kuraih. Dengan gelap mata aku melakukan itu dan menyakitimu. Bahkan aku membuat hidupmu hancur. Mianhae, Hanya kata itu yang dapat aku katakan,” Sesal HyukJae.

 

“Aku akan belajar mencintaimu,” Ujar Jaemi memeluk HyukJae dengan tetap posisi duduk mereka.

 

“Goamawo, Jeongmal Gomawo,” Ujar HyukJae membalas pelukan Jaemi.

 

“Ne oppa,”

 

Mungkin inilah yang harus Jaemi hadapi. Menatap kedepan, yaitu HyukJae yang menjadi suaminya. Bagaimanapun dia harus menerima kenyataan hidup yang sesungguhnya.

 

………………………………..

 

Hoeekk.. Hoeekkk …

 

“Neo gwaenchana??” Tanya HyukJae menghampiri Jaemi ke kamar mandi.

 

“Perutku sangat mual oppa. Apa ini karena aku sedang hamil dan mengalami hal seperti ini??” Ujar Jaemi.

 

“Mungkin, Lebih baik kau istirahat saja. Jangan terlalu lelah,” Ujar HyukJae. Di bopongnya Jaemi dengan hati-hati kemar Jaemi. Ya, mereka belum tidaur dalam satu kamar. HyukJae memberikan kebebasan pada Jaemi belajar untuk mencintainya.

 

HyukJae memperhatikan wajah Jaemi yang terlihat pucat. Di dudukinya Jaemi di atas kasur.

 

“Apa kau makan teratur?? Wajahmu terlihat lebih pucat,” Tanya HyukJae.

 

“Bagaiaman aku mau makan oppa. Setiap aku makan pasti perutku akan mual kembali,” Ujar Jaemi.

 

“Bagaimana jika sekarang kita ke dokter kandungan untuk memeriksa keadaanmu dan bayi dalam kandunganmu??” Tanya HyukJae.

 

“Baiklah,” Jawab Jaemi.

 

“Bersiap-siaplah. Aku menunggumu diruang tv,” uajr HyukJae dnegan senyumnya.

 

“Ne oppa,”

 

…………………………………….

 

-HyukJae Pov-

 

Sebelum Konser SS5 akan dilaksanakan dua minggu lagi. Aku dan para member yang lain diberikan libur selama seminggu. Huft, Sungguh menyenangkan mendapatkan hari libur. Dan aku senang. Aku dapat selalu bersama dengan Jaemi. Ehhehe

 

Walaupun Jaemi lebih sering menghabiskan waktunya di kamar miliknya. Dan mengencani Laptopnya itu. Tapi, kemarin aku melihatnya sedang menonton sebuah Video. Yang jelas itu bukanlah Video yadong.

 

Vidio itu membuat hatiku panas. Bagaimana tidak, Dia menonton Fancam salah satu member Infinite. Ya, dia adalah Lee Hoya. Cemburu, itu sudah pasti. Namun aku harus mempercayi ucapannya bahwa dia akan mencoba mencintaiku.

 

Tapi, aku juga pernah melihatnya membeli Mini Album terbaru milik boy band Infinite itu. Di kamarnya saja masih banyak tersimpan koleksi-koleksi tentang namja itu. Aku suaminya, kenapa barang-barangku tidak ada tempatnya. Mungkin hanya beberapa fotoku yang berada di ponselnya.

 

“Jaemi-ya..” Panggilku sedikit teriak.

 

“Wae oppa?? aku sedang dikamar,” Jawab Jaemi didalam kamarnya. Selalu saja dia didalam kamar dibanding menemaniku yang berstatus suaminya.

 

Aku berjalan menuju kamarnya. Hari ini aku berencana ingin mengajak Jaemi pergi keluar. Aku ingin mengajaknya refreshing. Mungkin ke tempat yang asri membuat anakku yang berada di kandungan Jaemi sehat. Heheh

 

“Bersiaplah, Aku ingin mengajakmu keluar. Aku tunggu sepuluh menit lagi,” Ujar ku to the point setelah memasuki kamarnya.

 

“Kau ingin mengajakku kemana???” Tanyanya.

 

“Sudahlah, lebih baik kau cepat mengganti bajumu. Kita akan pergi bersama,” Ujarku.

 

“Tapi,”

 

“Apa aku perlu menggantikan bajumu eoh??”

 

“KYYAA LEE HYUKJAE…”

 

………………………………….

 

“Bagaimana?? Indah bukan??” Tanyaku padanya yang sedang menatap pandangan pantai yang ada dihadapannya.

 

“Ne sangat indah,” Ujarnya tersenyum manis.

 

Dengan perlahan aku peluk dirinya dari belakang. Merasakan kehangatan tubuhnya. “Biarkan seperti ini,” Ujarku saat dia ingin melepaskan pelukanku.

 

“Hangat, Sangat hangat seperti ini. Apa kau merasakannya??” Tanyaku. Dia hanya menganggukan kepalanya.

 

Saat ini aku dan dia berada disalah satu pantai yang berada di Kota Busan. Pantai yang bahkan jarang di datangi oleh banyak orang, karena lokasinya yang dapat dibilang sangat jauh. Biasanya aku bersama dengan Donghae untuk melepas penat dengan kerjaan kami. Mungkin dengan aku membawa Jaemi kesini, membuatnya juga merasakan kenyamanan.

 

“Jaemi-ya,” Panggilku.

 

“Hm,” Aku taruh wajahku bertumpu pada pundaknya. Angin yang berhembus membuatku mencium wangi tubuhnya dari lehernya.

 

“Saranghae,” Ujarku padanya. Aku dengar hanya sebuah helaan nafas yang dia keluarkan. Bukan sebuah balasan kalimat ‘nado saranghae’ yang aku inginkan. Atau keinginan ku itu tidak akan terwujud?? Entahlah.

 

“Aku sangat menyayangimu dan bayi dalam perutmu ini. Kau mau kan menjaga dirimu dan bayi yang masih dalam kandunganmu ini untukku??” Tanyaku sedikit mengelus perutnya yang mulai membuncit.

 

“Itu sudah pasti oppa,” Ujarnya tersenyum dan menoleh kewajahku. Saat ini, wajahku dan wajahnya sungguh sangat dekat. Deru nafasku dan dia pun saling menerpa wajah.

 

Dengan posisi yang sama  –memeluknya dari belakang-  sedikit kumajukan wajahku. Bibirku dan bibirnyapun menyatu. Entah sapa yang memulainya untuk saling melumatkan bibir kami.

 

Dalam ciuman itu aku tersenyum senang. Berharap ciuaman ini adalah jawaban bahwa dia sudah menerima dan mencintaiku dalam hidupnya.

 

…………………………………..

 

Senyumku dan dirinya tidak pernah pudar sampai saat ini. Bergandengan tangan menyatukan kehangatan satu sama lain dalam sebuah genggaman. Senang, Itu sudah pasti. Bahkan jika kalian dapat melihat di tubuhku ini mungkin sudah dipenuhi banyak bunga.

 

“Apa kau senang??” Tanyaku padanya saat ini.

 

“Ne aku senang,” Ujarnya tersenyum.

 

Kami saling menatap diperjalan melewati lorong-lorong untuk mencapai ruang apartermentnya.

 

“Jaemi-ya,” Langkahku dan Jaemi berhenti seketika melihat sesosok manusia yang berdiri di depan pintu Aparterment Jaemi.

 

“Oppa,” Lirih Jaemi melihat orang itu. Aku semakin mengeratkan genggaman tanganku ‘takut’ dia akan pergi.

 

Grepp’

 

“Bogoshippo, Jeongmal bogoshippoyo Jaemi-ya. Kajjima ,” Ujar orang itu dengan tiba-tiba menghampiri ku dan Jaemi lalu memeluk Jaemi dengan erat.

 

Dengan perasaan amarah aku tetap menggenggam erat tangan Jaemi. Tidak, aku tidak akan melepaskan Jaemi begitu saja kepadanya.

 

“Hoya oppa,” Lirih Jaemi. Memanggil nama namja itu yang mungkin masih dicintainya.

 

Apa yang harus aku lakukan???

 

…………………………..

 

Dan disinilah aku, Hoya, dan Jaemi. Duduk berhadapan dengan Hoya dan Jaemi berada disampingku. Aku menatap namja itu tajam. Bagaimanapun, saat ini aku adalah Suami dari yeojaku Jaemi.

 

“Untuk apa kau kesini??” Ujarku memecahkan ketegangan diantara kami.

 

“Aku sudah mengetahui ‘kecelakaan’ yang terjadi diantara kalian. Dan aku tahu jika ucapan Jaemi tempo hari yang menyatakan jika dia ingin dia berpisah denganku itu hanyalah sebuah kebohongan,” Kata Hoya.

 

“ Lalu apa mau sekarang??” Tanya ku ketus padanya. Aku lihat Jaemi hanya mencengkram ujung bajunya. Aku tahu dia pasti sangatlah gugup dan takut saat ini.

 

“Aku ingin Jaemi kembali padaku. Bahkan aku rela menjadi Appa dari anak yang dikandung oleh Jaemi,”

 

“Mwo??!!” Dengan reflek aku berdiri dari tempat dudukku menatpnya tajam.

 

“Apa maksudmu seperti itu eoh?? Aku adalah suaminya dan aku adalah Appa dari anak yang dikandung oleh Jaemi. Aku bukanlah lelaki yang tak bertanggung jawab dan merelakan yeoja yang kucintai aku lepas begitu saja. Dan aku minta padamu untuk KELUAR dari aparterment ini !!!!” Gertakku padanya. Emosi, tentu saja. Aku sungguh tidak dihargai sebagai namja oleh namja yang ada dihadapanku saat ini.

 

“TIDAK !! Aku tidak akan pergi sebelum aku mendapatkan Jaemi kembali,” Dia berdiri dan membalas gertakkanku.

 

“Kyaa neo !!” Kesalku. Aku mencengkram kerah baju yang saat ini dia pakai. Menatapnya tajam. Rasanya aku ingin melenyapkan namja yang ada dihadapanku saat ini. BRENGSEK !!

 

…………………………………………..

 

-TBC-

 

 

HAHHAHAHAH GAJE banget ya??

 

Oh ya, ada beberapa readers yang bercoment jika tulisanku berdempet atau tidak ada spasi nya pada beberapa kata??
ternyata itu kesalahan dari facebooknya. Soalnya saat aku cek ke microsoft word tulisanku tak seberantakan di face book.

 

Jadi mianhae..

dimohon RCL..
*bow